Oleh;
Subur Diaul HaqSEJARAH RUQYAH
Masalah ruqyah terkadang masih menjadi
kontrapersi diantara sebagian umat islam, permasalahan ini sebenarnya hal yang wajar. Permasalahan tentang perbedaan berkisar tentang masalah boleh tidaknya melakukan ruqyah dan apa memang dizaman Nabi ada sejarahnya?.
Kalau kita lihat sejarah sebenarnya memang ada, ada sebuah riwayat di mana sekelompok sahabat Rasul saw. pergi menempuh suatu perjalanan hingga sampai di satu kampung. Di dalam perjalanan mereka memohon untuk dijamu karena pada saat itu mereka lagi kehabisan perbekalan. Namun, penduduk kampung tersebut tidak mau menjamu akhirnya rombongan Nabi tersebut pergi. Tak lama kemudian, kepala kampung tersebut terkena gigitan kalajengking. Maka, penduduk kampung mulai berusaha mengobatinya, namun tidak berhasil. Ada di antara mereka yang berkata, “Coba temui rombongan tadi yang lewat. Boleh jadi ada di antara mereka yang memiliki sesuatu (untuk mengobati).” Segera saja sejumlah orang menemui para sahabat seraya berkata, “Wahai rombongan, pimpinan kami tergigit. Kami berupaya mencari obatnya namun belum berhasil. Adakah di antara kalian yang bisa berbuat sesuatu?”
Singkat cerita di antara sahabat ada yang mau melakukan ruqyah dengan syarat mereka dapat jamuan. Salah satu sahabat Nabi pun mencoba mengobatinya dengan meludahi anggota badan yang tergigit dan membaca surat al-Fatihah sehingga orang yang sakit tadi tidak lama kemudian sembuh dari sakitnya dan sahabat tadi mendapat hadiah. Ketika hal ini diberitahukan kepada Rasul saw. beliau membenarkan (Lihat H.R. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat Abdurrahman ibn Abu Layla dari ayahnya yang berkata bahwa Rasulullah pernah meruqyah orang yang kesurupan dengan membaca sejumlah ayat hingga sembuh (H.R. Ibn Hibban).
2. Apabila tubuh orang yang diruqiyah menggelepar-gelepar bisa saja hal itu disebabkan oleh raksi jin yang sedang menyusup ke tubuhnya.
3. Walaupun manusia makhluk yang lebih tinggi, namun jin bisa masuk ke dalam tubuh manusia dan menguasainya. Sebagai buktinya, orang yang kesurupan tiba-tiba bisa berbahasa Cina, Arab, dsb, padahal ia tidak memiliki kemampuan tersebut. Juga tenaga menjadi luar biasa.
Dalam riwayat jin atau setan terdapat pada aliran darah setiap manusia seperti disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari. Artinya, sejak manusia lahir setan membuntutinya. Namun, bagi mereka yang banyak berzikir dan mengingat Allah dengan penuh iman, jin dan setan tidak mempunyai kesempatan untuk menggoda dan menguasainya. Namun, jika manusia dalam kondisi jiwa yang labil atau pikiran tidak begitu konsentrasi dalam artian sering melamun sendiri dan apalagi jarang mengingat Allah maka dengan mudah jin atau setan menggangunya. Dan yang lebih fatal kalau seseorang suka pergi ke tempat-tempat yang dikeramatkan, ketika itulah jin dengan mudahnya mempengaruhinya. Dan perlu diketahui sebenarnya setiap manusia ada seorang Jin yang menghuni tubuh kita yang bernama Qorin sebagai khodamnya.
Wallahu a’lam bi al-shawaab
RUQYAH SYAR'IYYAH
Sebuah Terapi Islami terhadap Gangguan Jin dan Lainnya
PENGANTAR
Ada beberapa hal yang melandasi kita semua untuk membahas masalah Ruqyah dalam kondisi masyarakat kita sekarang ini. Diantaranya adalah :
Menghidupkan Sunnah Nabi Shallallaahu 'alaihi wasalam dalam hal penjagaan dan perlindungan diri serta terapi pengobatan penyakit jiwa maupun fisik
Minimnya pembentengan diri yang dilakukan oleh sebagian umat Islam dengan wirid-wirid dan dzikir syar'i sehingga banyak yang rentan terkena pengaruh buruk pandangan mata kedengkian manusia dan jin ( penyakit 'ain ) disamping banyaknya korban kejahtan dunia sihir dan perdukunan
Ruqyah Syar'iyyah adalah sarana dakwah yang sangat efektif untuk menyelamatkan aqidah masyarakat dari bahaya kesesatan dan kesyirikan yang diakibatkan oleh maraknya dunia klenik dan perdukunan ditengah masyarakat akhir-akhir ini. Apalagi hal itu didukung oleh kebebasan media masa cetak maupun elektronik untuk mengekpose dan mempromosikannya secara besar-besaran.
Ruqyah Syar'iyyah merupakan sarana yang efektif dalam penjagaan dan peningkatan kondisi rohani dan keimanan khususnya bagi aktifis dakwah Islam
SEJARAH SINGKAT RUQYAH
Istilah Ruqyah telah ada sebelum masa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Hal ini bisa diketahui dari ungkapan salah seorang sahabat yang mengatakan: "Ini dahulu merupakan ruqyah yang kami pakai untuk menanggulangi sengatan kalajengking". Hanya saja pada masa-masa sebelum Islam, belum ada batasan-batasan yang menjelaskan mana yang boleh dan mana yang tidak, sehingga terdapat banyak penyimpangan-penyimpangan yang mengandung kesyirikan. Ketika beliau diutus sebagai rasul yang membawa ajaran tauhid, beliau melihat banyaknya kekeliruan yang terjadi, akhirnya beliau melarang ruqyah.
Setelah pelarangan tersebut, para sahabat mengklarifikasikan hal itu kepada beliau yang kemudian meminta mereka untuk memaparkan ruqyah-ruqyah yang selama ini telah mereka lakukan. Setelah pemaparan itu akhirnya beliau menetapkan bahwa; Ruqyah yang diperbolehkan itu adalah yang tidak mengandung kesyirikan.
Batasan yang telah ditetapkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberikan sebuah penegasan bahwa meskipun istilah yang dipakai tetap sama (yaitu; ruqyah) akan tetapi makna dan hakikat yang terkandung didalamnya sangat berlainan. Begitu juga dengan istilah-istilah lain yang ada dalam khazanah keislaman, meskipun sama secara bahasa, akan tetapi berbeda batasan definisinya secara istilah.
Batasan yang sudah diberikan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berlaku untuk setiap muslim kapan pun dan dimana pun. Ini merupakan tolok ukur yang paling utama dalam ruqyah. Berdasarkan hal ini, akhirnya bisa dibedakan mana Ruqyah yang sesuai dangan Syariat Islam dan mana yang tidak. Adanya pembatasan tersebut akan mempermudah untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi di tengah masyarakat, meskipun mereka menggunakan istilah yang sama.
DEFINISI RUQYAH
Ruqyah berasal dari kata ??? \ ???? \ ???? yang secara bahasa :
Menurut Ibnu Sidah ??????) :) Bacaan perlindungan. Ibnul Atsir berpendapat bahwa ruqyah adalah: Bacaan pelindungan yang dibacakan pada orang yang sakit. sedangkan Al Qarafi mengatakan : Ruqyah adalah bacaan-bacaan khusus yang diharapkan kesembuhan dari penyakit dan segala sesuatu yang mencelakakan.
Ruqyah merupakan bagian dari aplikasi Rukun Iman yakni beriman pada yang ghoib, seperti yang tercantum dalam Al-Baqoroh ayat 3.
Secara garis besar ada dua macam ruqyah yang dikenal, yaitu Ruqyah Syirkiyyah dan Ruqyah Syar'iyyah
Ruqyah Syirkiyyah adalah : Mantra-mantra, jampi-jampi atau doa-doa yang mengandung kemusyrikan dan diharamkan oleh syari'at.
Ruqyah Syar'iyyah adalah : Sebuah terapi syar'i dengan cara pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan do'a-do'a perlindungan yang bersumber dari Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam yang dilakukan seorang muslim, baik dengan tujuan penjagaan diri sendiri atau untuk orang lain dari pengaruh jahat pandangan mata ('ain) manusia dan jin, kerasukan, pengaruh sihir, gangguan kejiwaan, berbagai penyakit fisik dan sebagainya. Rasulullah Saw bersabda, "Kemukakanlah kepadaku jampi-jampi kalian itu, tidaklah mengapa meruqyah selama tidak mengandung kesyirikan". ( HR. Muslim )
Istilah Ruqyah disertai Syar'iyyah dimaksudkan bahwa terapi ini dalam pelaksanaannya benar-benar murni sesuai dengan batasan syari'at Islam yang berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan hal itu, baik dengan kemurnian aqidah, niat dan tujuan, muatan dan isi, maupun tata cara pelaksanaan. Jadi harus benar-benar bersih dari unsur-unsur campuran yang tidak berdasar dan yang melanggar hukum syara'.
Ruqyah adalah salah satu amal yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, para sahabat dan salafush-shalih untuk menjaga kesehatan fisik dan jiwanya. Tercatat banyak hadits-hadits shahih dan hasan yang meriawayatkan tentang ruqyah dan hal-hal yang berkaitan dengannya, Rasulullah sendiri pernah meruqyah dan sahabat besar sperti Sa'ad bin Abi Waqqash, Ummul Mu'minin Hafsah binti Umar, tabi'in seperti Malik bin Dinar juga melakukannya. Imam Ahmad bin Hambal, selain terkenal sebagai salah satu imam madzhab (Madzhab Hambali) juga terkenal kemampuanya meruqyah. Muridnya Ibnu Taimiyah, Ibnu Qoyyim al-Jauziyah juga sering meruqyah. Di zaman modern seperti sekarang, seperti Hasan al-Bana, Syaikh Abdus Salam Bali, Syaikh bin Baz, Muhammad Ash-Shayyim meneruskan pengobatan yang mengikuti Qur'an dan Sunnah tersebut.
SYARAT- SYARAT RUQYAH SYAR’IYYAH :
Imam Assuyuthi menjelaskan: "Para ulama telah ijma` tentang bolehnya ruqyah setelah tercukupinya tiga syarat berikut ini :
Hendaknya Ruqyah itu dengan Ayat-ayat Alquràn atau dengan Asmaul Husna. Imam Nawawi menambahkan : zikir yang bersumber dari hadits yang shahih.
Hendaknya menggunakan Bahasa Arab atau bahasa yang bisa difahami maknanya
Tidak boleh meyakini bahwa ruqyah itu sendiri yang menyembuhkan tapi kesembuhan itu berlaku atas izin dan takdir Allah.
GEJALA- GEJALA GANGGUAN JIN PADA MANUSIA
Gejala pada Waktu Tidur
Susah tidur malam, yaitu tidak bisa tidur kecuali setelah lama dan bersusah-payah
Susah bangun, yaitu tidur kebanyakan sehingga tidak bisa melakukan ibadah-ibadah yang diinginkan
Cemas, yaitu sering terbangun pada waktu malam
Mimpi buruk yaitu mimpi melihat sesuatu yang mengancam lalu ingin berteriak meminta pertolongan tetapi tidak bisa
Mimpi melihat berbagai binatang seperti kucing, anjing, onta, ular srigala, tikus
Bunyi gigi geraham beradu saat tidur
Merintih saat tidur
Berdiri dan berjalan dalam keadaan tidur dan tanpa kesadaran
Mimpi seolah-olah akan jatuh dari tempat yang sangat tinggi
Mimpi berada dalam kuburan, tempat sampah atau jalan yang mengerikan
Mimpi melihat orang aneh seperti tinggi sekali, pendek sekali atau hitam sekali
Mimpi menyeramkan/melihat hantu
Mimpi dengan lawan jenis yang sama berkali-kali, dan ingin bertemu dengan yang diimpikan
Mimpi seakan-akan tertindih benda yang sangat berat dan sulit untuk melepasakan
Mendengkur sangat keras
Gejala pada Waktu Terjaga
Sering was-was/ketakutan
Suka marah-marah
Dorongan kuat untuk bermaksiat
Lesu dan malas sekali untuk beribadah
Sulit sekali untuk khusyu
Suka berkhayal
Selalu pusing yang tidak disebabkan oleh penyakit
Sakit pada kedua mata, kedua telinga, hidung, gigi, tenggorokan atau lambung
Selalu berpaling dari dzikrullah, shalat dan ketaatan lainnya
Pikiran linglung
Kesurupan atau disebut dengan sumbatan syaraf
Rasa sakit pada salah satu anggota badan dan dokter tidak mengetahui penyebabnya
CIRI - CIRI RUQYAH SYIRKIYYAH
Bertanya namanya, nama ayahnya dan nama ibunya untuk dimantera
Meminta salah satu benda penderita (fhoto, kain, sapu-tangan, peci, baju dsb.
Terkadang minta binatang dengan sifat tertentu atau media lain seperti bunga, misk, daun sirih, tanah dari rumah penderita, tanah kuburan, selamatan dsb.
Menulis jimat-jimat tertentu (rajah), menggambar segi empat yang didalamnya ditulisi huruf dan angka, dll.
Membaca mantra-mantra yang tidak difahami, potongan ayat Al-Qur'an dsb
Kadang-kadang menyuruh penderita menyepi tidak terkena sinar matahari
Kadang-kadang tidak boleh menyentuh air pada masa-masa tertentu atau mandi ditengah malam
Memberi benda-benda yang harus ditanam di dalam tanah, ditempel diatas pintu, sikep, susuk, keris, akik, cincin besi, air sakti, telur, sabuk perlindungan, benang untuk ditalikan di tubuh, dsb.
Menyuruh penderita beribadah dan berwirid bi'dah
Terkadang sudah tahu dulu permasalahan, nama dan tempat asal, bisa melihat ada jin dalam diri seseorang atau di suatu tempat.
Terkadang punya kamar khusus di rumahnya yang tidak dapat dimasuki oleh orang lain.
Ada pantangan terhadap dirinya dan penderita terhadap hari dan tanggal tertentu (Tathoyyur)
Menulis Al-Qur'an dengan terbalik, dari kiri atau dengan darah (haid) atau dengan sesuatu yang najis.
Suram wajahnya, kebanyakan merokok, membakar kemenyan, sulit untuk tawadlu'
Mungkin selama ini ada orang yang bukan dukun dan tidak tahu tentang sihir sama sekali, tetapi mungkin ia melakukan kebid'ahan, mengkeramatkan kubur-kubur dan sebagainya, kemudian muncul sesuatu yang luar biasa pada dirinya, seperti ucapan yang mujarab, bisa mengobati tanpa tahu ilmu, dsb. Ini merupakan bantuan syaithan agar ajarannya tampak bagus dan menakjubkan di mata orang
PENGOBATAN
Ada 3 (tiga) tahap pengobatan :
Sebelum Pengobatan
Mempersiapkan tempat pengobatan supaya malaikat mau masuk : membuang lukisan-lukisan, menghancurkan jimat-jimat, patung-patung, rajah-rajah, sikep, keris dll.
Membersihkan dari lagu dan alat musik
Membersihkan dari pelanggaran syari'at : seperti laki-laki yang memakai emas dan sutera, wanita yang tidak menutup aurat, ada orang yang tidak pernah sholat dan sebagainya.
Mengajarkan pemahaman aqidah yang benar kepada penderita dan keluarganya, supaya mereka hanya bergantung kepada Allah Swt.
Mingingatkan bahaya maksiat dan durhaka kepada Allah, supaya mereka mau bertaubat. Taubat adalah salah satu faktor terpenting untuk mempercepat proses penyembuhan
Menjelaskan proses ruqyah, dan bedanya dengan sihir
Mendiagnosa keadaan : mimpi melihat binatang seperti ular, kucing, anjing ; mimpi buruk dan tindihan; mendengkur dengan keras saat tidur, beradu gigi/geraham saat tidur, insomnia / penyakit aneh yang tidak bisa dibuktikan oleh medis, kebiasaan aneh, seperti : melamun, paranoid, sering pusing tanpa sebab, mudah naik darah, tidak suka mendengarkan Al-Qur'an, suka tidur, malas beribadah dan sebagainya.
Dianjurkan bagi para hadirin/pasien untuk berwudhu.
Jika penderita adalah wanita, harus tertutup aurat, tidak memakai wangi-wangian, lipstik dll.
Jangan mengobati wanita kecuali dengan muhrimnya
Berdo'a kepada Allah agar menolong mengeluarkan jin. Selama meruqyah harus selalu terikat kepada Allah, baik fikiran, lisan dan perbuatan.
Pengobatan
Seluruh ayat Al-Qur'an dan do'a-do'a yang diajarkan Rasulullah dari hadits-hadits shahih dan hasan adalah Ruqyah. Letakkan tangan dikening penderita (tidak mutlak), bacakan ayat-ayat berikut :
Al-Fatihah : 1 – 7
Al-Baqoroh : 1 – 5, 102 – 103, 163 – 164, 255, 285 – 286.
Ali Imran : 18 – 19
Al-A'raf : 54 – 56, 117 – 122.
Yunus : 81 – 82
Al-Mukminun : 115 – 118.
Ash-Shaffat : 1 – 10.
Al-Ahqaf : 29 – 32.
Ar-Rahman : 33 – 36.
Al-Hasyr : 21 – 24.
Al-Jin : 1 – 9.
Al-Ikhlas : 1 – 4.
Al-Falaq : 1 – 5.
An-Naas : 1 – 6.
Apabila setelah dibaca, penderita gemetar badanya atau terasa panas, atau mengantuk berlebihan, sakit pada bagian tubuh tertentu, pusing, mual, mata bergerak tak teratur dan berkedip-kedip, menangis, bergerak-gerak dan sebagainya, insya Allah ada jin di tubuhnya
Tidak semua jin langsung menyerah ketika dibacakan Al-Qur'an dan do'a-do'a, maka ia perlu didakwahi dengan diceritakan proses pencabutan nyawa, adzab kubur, ngerinya hari kiamat, dahsyatnya padang mahsyar, hari penghisaban, titian sirathal mustaqim, siksa neraka, dan sebagainya dari gambaran hadits-hadits Rasulullah Saw. Karenanya, seorang peruqyah harus senantiasa belajar ilmu agama yang shahih. Juga ada jin yang fanatik pada agamanya, sehingga perlu diajak dialog agama. Kemudian diberitahu hukum menyerang orang muslim tanpa alasan yang benar, hukum menyihir dsb. Kalau perlu diancam dibunuh bila tidak mau keluar.
Bila ia bukan jin, tetapi syaithan atau iblis, tidak perlu diajak dialog. Disuruh keluar kalau tidak mau, dibunuh langsung. Ada jenis-jenis tertentu dari iblis (yang tingkat tinggi) yang sepertinya sangat tahan terhadap ayat-ayat Allah, bahkan ikut menirukan bacaanya. Biasanya iblis seperti ini minta kepada orang yang memeliharanya untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai sandal di WC, untuk menghadapinya dibutuhkan ketenangan, ketabahan, kesabaran, keikhlasan dan penyerahan diri mutlak dari peruqyah kepada Allah. Tidak boleh terpancing emosinya walau seperti apapun kelakuannya. Diniatkan jihad fii sabilillah walau harus berkorban nyawa sekalipun.
Setelah Pengobatan
Setelah ruqyah selasai, maka penderita harus melakukan :
Mendengar ayat-ayat Al-Qur'an, minimal 1 Juz setiap hari
Tadarus Al-Qur'an
Menjaga shalat, bila laki-laki berjama'ah di masjid
Tidak boleh mendengarkan musik
Menjalankan sunnah harian, seperti : do'a masuk kamar mandi dan keluarnya, do'a bepergian, melakukan sunnah-sunnah hendak tidur dan bangun tidur, membaca basmalah ketika hendak memulai sesuatu yang baik, makan dan minum dengan tangan kanan, dll.
Ba'da shubuh membaca wirid :Laailaaha iLLaLLaahu wahdahula syarikala Lahuu mulku wa lahuul hamdu yuhyi wa yumiitu 'ala qulli syai in qodir
.… … 100x dan wirid-wirid ma'tsurat
Menjaga dzikir pagi dan petang seperti yang diajarkan oleh Rasulullah
Senantiasa muhasabah diri (introspeksi), istighfar, bertaubat dan beramal shaleh setiap hari
Menjauhi maksiat kepada Allah terutama syirik, bid'ah dan dosa besar
Mandi air ruqyah, sebaik dicampur dengan daun bidara
Inilah yang harus dilakukan penderita dan keluarganya. Insya Allah dia sembuh dan meningkat ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ruqyah tidak berdampak negatif sama sekali bagi diri seseorang, beda dengan pengobatan diluar sunnah. Insya Allah dengan pengobatan batil itu penderita juga sembuh, tetapi tidak bertambah keimanannya bahkan makin rusak. Fisiknya membaik, tetapi akhlaknya hancur. Dia juga dilaknati Allah, Rasul-Nya dan Malaikat dan akan mengalami su'ul khatimah, diakhirat mendapat siksa.
Dari Imran bin Hussein ra, dinyatakan : "Bahwa Nabi Saw melihat seorang laki-laki memaki gelang kuningan di tangannya. Beliau bertanya, "Apa ini? Orang itu menjawab, "Penolak sakit". Maka Nabi bersabda, "Lepaskan. Sebab dia hanya menambah penyakit dan kalau kamu mati dengan dia masih melekat di tubuhmu maka kamu takkan bahagia selama-lamanya." (HR. Ahmad). Mari kita menuju ridho Allah dalam kondisi susah maupun senang, kala sakit atau sehat.
PERISAI DIRI
Secara umum, jagalah ketaatan dan jauhi kemaksiatan
Periharalah shalat fardhu dan nafilah, khususnya sholat rowatib
Perbanyak membaca Al-Qur'an setiap hari, khususnya pada malam hari dan lebih afdhol jika disertai dengan membeca terjemah tafsir untuk tadabbur
Persempitlah jalan syaithan dalam diri dengan banyak berpuasa, minimal 3 hari dalam sebulan
Basahilah lidah lidah dengan banyak berdzikir, baik dzikir khusus pada kesempatan-kesempatan tertentu atau dzikir umum seperti ; tasbih, tahmid, tahlil, sholawat, dll.
Jagalah wirid dzikir pagi dan petang dengan ma'tsurat atau lainnya yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Bekali diri dengan ilmu yang shahih berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai dengan manhaj As-Salaf As-Shalih dengan banyak membaca, kosnultasi, mengikuti kajian-kajian Islam secara manhaji, dll. Khususnya dalam tema-tema aqidah, tazkiyatunnufus, tafsir Al-Qur'an dan As-Sunnah
Jauhilah kebiasaan melamun dan menghayal, serta hindarkan pikiran dari hal-hal yang membebani samapi membuat gelisah, sedih, takut, tertekan, marah, putus asa dan lain sebagainya.
Pertahankan diri selalu berada di tengah pergaulan dan kebersamaan islami
Sering bermuhasabah diri diikuti taubah dan istighfar
Usahakan selalu dalam keadaan suci (berwudhu)
Tidurlah secara islami (sesuai sunnah), dengan cara :
a. Niat (tidur dengan sengaja)
b. Berwudhu
c. Membersihkan dan merapikan tempat tidur
d. Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 33 kali
e. Membaca ayat kursi dan 2 ayat terakhir Al-Baqoroh
f. Mendekatkan kedua telapak tangan ke mulut dan membaca Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas lalu mengusapkan ke badan serata mungkin. 3 kali
g. Membaca do'a tidur
h. Tidur dengan cara berbaring miring ke kanan
i. Jika bermimpi buruk hendaklah :
1) Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali
2) Berta'awudz
3) Mengubah posisi tidur
4) Tidak menceritakannya
5) Lebih baik jika bangun, berwudhu lalu sholat.
Seluruh kegiatan yang terkait dengan penjagaan, pencegahan atau pengobatan dengan Rquyah Syar'iyyah ini harus benar-benar diniatkan untuk Allah SWT dan difahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari amalan ibadah yang dianjurkan Islam kepada setiap muslim dan tidak dikhusukan hanya untuk meruqyah semata
Setiap Muslim yang komitmen dengan ajara Islam memiliki kemampuan untuk meruqyah dan ini merupakan amanah Allah untuk membantu saudara muslim yang sekaligus sebagai tugas dakwah islamiyah. Wallahu a'lam
RENDAM garam
Pengertian Rendam Garam Rendam Garam adalah suatu metode pengobatan dengan merendam anggota tubuh yang sakit dalam larutan garam khusus yang ditambahkan esbatu dalam kurun waktu tertentu.
Landasan Syar'i Rendam Garam
Abdullah bin Mas’ud berkata,
“Ketika Rasululloh sedang sujud dalam shalatnya, jari beliau disengat Kalajengking. Setelah selesai shalat, beliau bersabda, ‘Semoga Allah melaknat Kalajengking yang tidak memandang nabi atau selainnya’. Lalu beliau mengambil wadah (ember) yang berisi air dan garam. Kemudian beliau meletakkan bagian tangan yang tersengat Kalajengking dalam larutan air dan garam (merendamnya), seraya membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas, sampai beliau merasa tenang (rileks).”
( HR. Thabrani )