RUQYAH DAN HERBAL

Menu
  • Home
  • Beli Herbal Ruqyah
  • Produk Herbal QHI
    • Herbal Madu
    • Herbal Ruqyah
    • Madu Bidara
    • Herbal
    • Testimoni
  • Kumpulan Materi
    • Ruqyah Syar'iyyah
    • Ruqyah Syirqiyyah
    • Ruqyah Massal
  • Qur'anic Healing Indonesia
    • DPW JATIM
    • DPD Bojonegoro
    • DPD Banyuwangi
    • DPD Surabaya
    • DPW JATENG
    • DPW Jakarta
  • Kabar Berita
    • Kabar Video
  • Tentang Kami
  • Surprise Me
Kumpulan Materi BERDOA HANYA KEPADA ALLAH

BERDOA HANYA KEPADA ALLAH









Berdoa merupakan suatu ibadah, bahkan menjadi otaknya ibadah. Kenapa doa menjadi otaknya ibadah? Karena, dengan berdoa jelas sekali memperlihatkan penghambaan manusia kepada Allah. Dengan berdoa kepada Allah, maka terwujudlah: Allah, tempat meminta, tempat memohon, sedang si hamba adalah makhluk yang hina dan selalu dalam kekurangan.


Karena suatu ibadah, maka berdoa sangatlah dianjurkan (diperintahkan) oleh agama, walaupun doa tidak memerlukan suatu syarat dan rukun yang ketat, seperti halnya ibadah shalat, zakat, dan puasa.

Banyak firman Allah SWT. dan hadits Rasulullah SAW. yang menerengkan tentang doa dan merintahkan orang-orang beriman agar berdoa diantaranya adalah sebagai berikut:

Al-Quran

Surat Al-A'râf ayat 55-56

Artinya: "Mohonlah (berdoalah) kamu kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan cara halus, bahwasannya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas; dan janganlah kamu berbuat kebinasaan di bumi (masyarakat) setelah la baik; dan mohonlah (berdoalah) kamu kepada Allah dengan rasa takut dan loba (sangat mengharap); bahwasannya rahmat Allah itu sangat dekat kepada orang-orang, yang ihsan (Iman kepada Allah dan berbuat kebajikan)."

Surah Al-Baqarah ayat 186

Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat (kepada mereka). Aku perkenankan doa orang-orang yang mendoa apabila ia memohon (mendoa) kepada-Ku. Sebab itu, hendaklah mereka memenuhi (seruan)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk."

Surah Al-Mu'min, ayat 60

Artinya: "Dan berfirman Tuhanmu "Memohonlah (mendoalah) kepada-Ku, Aku pasti perkenankan permohonan (doa) mu itu."

Surah Al-A'râf, ayat 180:

Artinya: "Dan Allah mempunyai nama-nama yang sangat indah (Al-Asmâ'u al-Husnâ), maka memohonlah kamu kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama itu."

Surah Al-Isrâ', ayat 110

Artinya: "Katakanlah olehmu hai Muhammad: berdoalah (pujilah) akan Allah atau berdoalah (pujilah), akan Ar-Rahmân (Maha penyayang)."

Surah Yûnûs, ayat 10

Artinya: "Doa (percakapan) mereka di dalamnya (surga), adalah Allâhumma (Mahasuci Engkau wahai Tuhan)."

Al-Hadits

Diriwayatkan dari Abû Dâud dan Al-Turmudzî

Artinya: "Doa itu adalah lbadah.

Diriwayatkan dari Al-Turmudzî yang artinya sebagai berikut:
"Barangsiapa dibukakan pintu doa untuknya, berarti telah dibukakan pula untuknya segala pintu rahmat. Dan tidak dimohonkan kepaia Allah, yang lebih disukai-Nya selain daripada dimohonkan 'afiyah. Doa itu memberi manfaat terhadap yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan. Dan tak ada yang dapat menangkis ketetapan Tuhan, kecuali Doa. Sebab itu berdoa kamu sekalian." (HR. Al-Turmudzî).

Diriwayatkan dari Al-Turmudzî

Artinya: "Tiap Muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada Allah, pastilah permohonannya itu dikabulkan Allah, atau dijauhkan Allah daripadanya sesuatu kejahatan, selama ia mendoakan sesuatu yang tidak membawa kepada dosa atau memutuskan kasih sayang." (HR Al-Thurmudzî).
HANYA KEPADA ALLAH

Dalam setiap sholat kita, berulang kali terucap perjanjian dan tekad yang kuat untuk menjadikan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala sebagai satu-satunya tujuan dalam beribadah dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan. Setiap kita membaca Al-Fatihah, pada saat itu pula kita mengungkapkannya :

“Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”(Q.S Al-Faatihah : 5)

Hal ini juga sesuai dengan perintah Allah dalam ayat yang lain (yang artinya):

“ Katakanlah (Muhammad): sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, karena itulah aku diperintahkan dan aku adalah muslim yang paling awal “(Q.S AlAn’aam : 123-124)

Seorang muslim hanyalah menyerahkan ibadahnya kepada Allah semata, tidak dibagi dengan yang selainNya. Berbeda dengan orang-orang musyrikin yang selain mereka menyembah Allah, mereka juga menyembah berhala-berhala. Mereka berdoa kepada Allah, namun menjadikan berhala-berhala tersebut sebagai perantara (wasilah) supaya bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah dan supaya berhala-berhala tersebut bisa memberikan syafaat di sisi Allah. Sebagaimana disebutkan dalam AlQuran :

“ Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai wali-wali (penolong), (mereka mengatakan) : ‘kami tidaklah menyembah mereka kecuali supaya mendekatkan diri kami kepada Allah’ (Q.S AzZumar : 3)
“ Dan mereka menyembah selain Allah apa-apa yang tidak mampu memudharatkan ataupun memberi manfaat, dan mereka berkata : ‘ Ini adalah pemberi-pemberi syafaat kami di sisi Allah’ “ (Q.S Yunus : 18)

Sahabat Nabi yang mulya, Abdullah Ibnu Abbas ketika menjelaskan firman Allah :

” (Kaum Nuh yang kafir) berkata : ‘Janganlah kalian tinggalkan sesembahan-sesembahan kalian, dan janganlah kalian tinggalkan Wadd, Suwaa’, Yaghuts, dan Nasr “(Q.S Nuh : 23)

berkata (Ibnu Abbas) : “ Ini (Wadd, Suwaa’, Yaghuts, dan Nasr) adalah nama-nama orang-orang sholih dari kaum Nuh yang ketika mereka meninggal, syaitan membisikkan kepada mereka : ‘hendaknya kalian membuat patung di tempat dulu mereka bermajelis dan berilah nama sesuai dengan nama-nama mereka’, kemudian kaum tersebut mengerjakan bisikan syaitan itu. Pada awalnya patung-patung itu tidak disembah, namun lama-kelamaan ketika kaum pembuat patung tadi meninggal dan ilmu (syariat) dilupakan, patung-patung itu disembah “(diriwayatkan oleh Imam alBukhari dalam Shahihnya dalam Kitab atTafsir bab surat Nuh)

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala memerintahkan hambaNya untuk memohon dan berdoa secara langsung padaNya tanpa perantara 29. Sebagaimana firmanNya (yang artinya):

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah (hanya) milik Allah, maka janganlah kalian berdoa kepada Allah (dengan menyertakan) suatu apapun bersamaNya “)Q.S AlJin : 18)

“ Dan jika hamba-hambaKu bertanya tentang Aku, maka katakanlah bahwa sesungguhnya Aku dekat. Aku akan kabulkan doa orang yang berdoa “ (Q.S AlBaqoroh : 186)

Dalam ayat ini kita juga menyatakan bahwa hanya kepada Allah kita meminta pertolongan, dalam ucapan : وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. Meminta tolong hanya kepada Allah juga sesuai dengan Hadits Nabi ketika beliau memberi nasehat kepada Sahabat Ibnu Abbas yang masih kecil pada waktu itu, dalam sabda beliau :

إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَِل اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ

“ … Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau minta tolong, minta tolonglah hanya kepada Allah “(H.R Ahmad, atTirmidzi, AlHakim, dan Ibnu Hibban dan atTirmidzi menyatakan bahwa hadits tersebut hasan shohih)

Dijelaskan oleh para Ulama’ bahwa hanya kepada Allahlah kita minta tolong untuk hal-hal yang memang hanya Allah yang bisa melakukannya seperti : rizqi, kesembuhan, jodoh, keselamatan, dan yang semisalnya. Meminta kepada selain Allah hal-hal yang hanya Allah saja yang mampu melakukannya adalah termasuk kesyirikan.

Adapun meminta tolong kepada seseorang yang mampu untuk melakukannya sebagai bentuk taawun (tolong menolong) adalah termasuk hal yang diperbolehkan, karena Allah memerintahkan :

“ Dan tolong menolonglah kalian dalam kebajikan dan ketaqwaan, janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan permusuhan “ (Q.S AlMaidah : 2)

Dalam hadits juga disebutkan :

وَأَنْ تُعِيْنَ الرَّجُلَ عَلَى دَابَّتِهِ وَتَحْمِلهُ عَلَيْهَا صَدَقَةٌ

“ Dan engkau membantu seseorang untuk naik ke atas kendaraannya dan membawakan barang baginya adalah termasuk shodaqoh “ (H.R Ibnu Khuzaimah dalam Shohihnya)

Namun, meskipun kita meminta tolong kepada manusia untuk memenuhi sebagian kebutuhan kita, yang harus kita tanamkan dalam hati kita tetaplah keyakinan yang kuat bahwa pada hakikatnya Allahlah yang menolong kita dan menjadikan kita mendapatkan manfaat, sedangkan manusia tersebut hanyalah sebagai sebab (yang diijinkan) saja. Kita sandarkan hati kita sepenuhnya kepada Allah, dan kita bertawakkal semata kepada Allah. Tawakkal adalah ibadah hati dan merupakan syarat keimanan. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :

“ Dan hendaknya hanya kepada Allah sajalah kalian bertawakkal jika kalian benar-benar beriman “(AlMaaidah : 23)

AsySyaikh Abdurrahman bin Nashir AsSa’di menjelaskan dalam tafsirnya : “(ayat ini) menunjukkan wajibnya tawakkal, dan kadar tawakkal tersebut tergantung kadar keimanan seorang hamba “

AsySyaikh al-Utsaimin menjelaskan dalam kitab Al-Qoulul Mufiid : “ ayat ini menunjukkan bahwa hilangnya kesempurnaan iman adalah dengan hilangnya tawakkal kepada Allah, bahkan jika penyandaran diri sepenuhnya (secara mutlak) kepada selain Allah bisa tergolong syirik akbar yang menghilangkan keimanan secara keseluruhan”

Beliau menjelaskan definisi tawakkal: “Tawakkal adalah bersandar kepada Allah Subhaanahu waTa’ala dalam upaya mencapai sesuatu yang diinginkan dan mencegah dari sesuatu yang tidak disenangi (ditakuti), diikuti perasaan percaya (yakin) secara penuh (kepada Allah) dengan mengerjakan sebab-sebab yang diijinkan”

Mengerjakan sebab-sebab yang diijinkan untuk mencapai suatu tujuan adalah merupakan tuntunan Rasulullah. Tidaklah dikatakan bertawakkal seseorang yang menyandarkan diri sepenuhnya kepada Allah untuk mencapai sesuatu namun dia tidak melakukan sebab-sebab yang diijinkan. Rasulullah senantiasa membawa bekal ketika bepergian, dan disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah bahwa beliau ketika keluar untuk perang Uhud menggunakan 2 baju besi. Ketika beliau pergi berhijrah, beliau mengupah seseorang sebagai penunjuk jalan, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam AlBukhari dalam shahihnya. Semua beliau lakukan dengan melakukan sebab-sebab yang diijinkan oleh Allah, dengan menyandarkan sepenuhnya keberhasilan itu pada Allah.

Allah dengan HikmahNya telah menjadikan segala sesuatu terjadi dengan sebab-sebab. Sebab-sebab yang bisa menghantarkan pada sesuatu dan diijinkan oleh Allah terkelompokkan menjadi 2 hal, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama’ :

1. Penyebab secara qodari/ al-Kauniyyah.

Penyebab yang diketahui secara ilmiah dengan percobaan-percobaan yang valid sebelumnya bahwa hal itu memang bisa menjadi penyebab terjadinya sesuatu. Contoh : obat-obatan medis secara kimiawi dengan dosis tertentu dan aturan penggunaan tertentu bisa menjadi sebab kesembuhan pada penyakit-penyakit tertentu, demikian juga kacamata minus bagi penderita rabun jauh, dan sebab-sebab yang lain. Secara sederhana, makan bisa menyebabkan kenyang, tidur bisa menghilangkan kantuk, dan semisalnya.

2. Penyebab secara syar’i.

Penyebab yang dalam aturan syariat (AlQuran dan AlHadits yang shohih) memang bisa menjadikan tercapainya sesuatu. Misalkan, membaca AlFatihah bisa menjadi sebab tercapainya kesembuhan bagi penderita sakit, karena memang disebutkan demikian keutamaannya dalam hadits yang shohih. Demikian juga dengan meminum air zam-zam, madu, habbatus saudaa’ (jinten hitam), dan semisalnya.

Para Ulama’ menjelaskan bahwa menjadikan sesuatu sebagai sebab, padahal Allah tidak menjadikan hal itu sebagai sebab, baik syar’i ataupun qodarii, maka dia telah menjadikan sesuatu itu sebagai sekutu bagi Allah (berbuat syirik). Sebagaimana orang-orang musyrikin yang telah menjadikan berhala-berhala yang mereka sembah sebagai sebab/perantara untuk mendekatkan diri mereka pada Allah, padahal Allah tidak menjadikan sesuatu makhlukpun sebagai sebab syar’i ataupun sebab qodarii untuk dijadikan perantara tercapainya doa/ ibadah hambaNya. Firman Allah tentang hal itu dalam surat AzZumar ayat 3 telah disebutkan dalam penjelasan terdahulu.

Demikian juga seseorang yang memakai jimat untuk tujuan keselamatan, jodoh, kemudahan rezeki, kesembuhan, dan sebagainya biasanya mereka beralasan bahwa mereka tetap berkeyakinan bahwa Allahlah saja yang menentukan tercapainya tujuan itu semua, mereka hanya meyakini bahwa jimat dan yang semisalnya hanyalah sebagai sebab saja. Sehingga mereka beranggapan bahwa mereka tidak berbuat syirik. Padahal sesungguhnya keyakinan bahwa jimat tersebut adalah sebagai sebab, padahal Allah tidak menjadikan itu sebagai sebab syar’i maupun qodarii/al-kauniyyah adalah termasuk perbuatan syirik, bahkan secara tegas Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (dalam hadits dari Sahabat ‘Uqbah bin ‘Aamir):

مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ (رواه أحمد و صححه الألباني )

“ Barangsiapa yang menggantungkan tamiimah, maka dia telah berbuat syirik “ (H.R Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh AlAlbani dalam Shahiihul Jaami’)

Makna tamiimah dijelaskan oleh para Ulama’ di antaranya Abut Thoyyib dalam kita Aunul Ma’bud : sesuatu yang digantungkan pada anak kecil dengan tujuan untuk menghindari penyakit akibat ‘ain (akibat pandangan mata hasad, pen.)

Dalam hadits yang lain disebutkan :

عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُكَيْم مَرْفُوْعًا : مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُ كِلَ إِلَيْهِ

“ Dari Abdillah bin ‘Ukaim secara marfu’ (dari Rasulullah) : ‘Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (jimat dan semisalnya), maka akan diserahkan kepada sesuatu itu ‘ (H.R Ahmad dan AtTirmidzi dihasankan oleh Syaikh al-Albaany)


إِذَا نَزَلَ أَحَدُ كُمْ مَنْزِلاً فَلْيَقُلْ أَعُوْذُبِكَلِمَاتِ اللهِ التَّا مَّةِ مِنْ شَرِّ مَاخَلَقَ، فَإِنَّهُ لاَ يَضُرُّهُ شَيْئٌ حَتَّى يَرْ تَحِلَ مِنْهُ

”Jika salah seorang diantara kalian mampir di sebuah rumah, hendaklah ia mengucapkan; Aku berlindung dengan nama Allah yang sempurna dari segala bentuk kejahatan makhluk-Nya, maka ia tidak akan terkena bahaya apapun juga sampai ia meninggalkan rumah tersebut.”
 ayat Qur’ani (terdiri dari 64 ayat):
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ • اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ • اَلرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ • مٰلِكِ يَوْمِ الدِّينِ • إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ • اِهْدِنَا الصِّرَاط  (1) َ الْمُسْتَقِيمَ • صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّاۤ لِّيْنَ • الفاتحة:١-٧(1)Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (2) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, (3) Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, (4) Yang menguasai hari pembalasan. (5) Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan (6) Tunjukilah kami jalan yang lurus, (7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Al-Fatihah:1-7)
(2) الۤـمّۤ • ذٰلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ • الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ • وَالَّذِينَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنْزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِا ْلآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ • أُوْ لٰئِكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ وَأُولٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ • البقرة :١-٥

(1)Alif Laam Miim.(2) Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,(3) (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,(4) dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.(5) Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Al-Baqarah: 1-5)

(3) اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ• البقرة : ٢٥٥
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Al-Baqarah: 255) 
(4) لِلَّهِ ما فِي السَّمَاواتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَإِن تُبْدُواْ مَا فِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللّهُ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ وَاللّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ • آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ • لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ • البقرة : ٢٨٤-٢٨٦

(284)Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(285) Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa):“Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.(286) Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. (Al-Baqarah: 284-286)

(5)   وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ • اۤل عمران : ٨٥
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak-lah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali Imran : 85)
(6)  الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ • فَانقَلَبُواْ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُواْ رِضْوَانَ اللّهِ وَاللّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ • اۤل عمران : ١٧٣ – ١٧٤

(173) (Yaitu) orang-orang (yang menta’ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (174) Maka mereka kembali dengan ni’mat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Ali Imran : 173-174)

(7)  وَإِن يَمْسَسْكَ اللّهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ • الأنعام : ١٧
Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (Al-An’am : 17) 
(8)   إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ • الأعراف : ٥٤

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (Al-A’raf : 54)

(9)   وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَاراً • الإسراء : ٨٢

Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al-Israa’ : 82)

(10) قُلِ ادْعُواْ اللّهَ أَوِ ادْعُواْ الرَّحْمَنَ أَيّاً مَّا تَدْعُواْ فَلَهُ الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلاَ تَجْهَرْ بِصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً • وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَم يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيراً • الإسراء : ١١٠-١١١
(110) Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (111) Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. (Al-Israa’ : 110-111)

Add Comment
Kumpulan Materi
Wednesday, October 16, 2013
  • Tweet
  • Share
  • Share
  • Share
  • Share

Related Posts

ruqyah syar'iyyah athallah
Post a Comment

Total Tayangan Laman

  • …

  • …

Weekly Posts

  • Jual Bibit Kratom / Ketum / Purik
    Jual Bibit Kratom / Ketum / Purik
    Jual Bibit Kratom / Ketum / Purik  Bismillah Insya Allah team kami adalah supplier terbaik dan paling terpercaya  yang berpusat di Kalimanta...
  • KENAPA ORANG YANG DIRUQYAH MENANGIS?
    KENAPA ORANG YANG DIRUQYAH MENANGIS?
    KENAPA ORANG YANG DIRUQYAH MENANGIS? بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات والصلاة والسلام على اشرف الانبياء والمرسلي...
  • "DIRUQYAH KENTUT"
    "DIRUQYAH KENTUT"
    Oleh  Mukhtar Ibnu Kholil   Kemarin ada 3 orang PNS di salah satu puskesmas cilegon ingin diruqyah, dua sudah berkeluarga satu ...
  • MACAM-MACAM HIZIB SYIRIK
    MACAM-MACAM HIZIB SYIRIK
    Oleh; Perdana Akhmad Seorang peruqyah syar'iyyah dilarang keras ketika menerapi pasiennya meenggunakan dan mengamalkan beragam hi...
  • MENGUAP  DIBARENGI KELUARNYA AIR MATA
    MENGUAP DIBARENGI KELUARNYA AIR MATA
    MENGUAP DIBARENGI KELUARNYA AIR MATA Ustad ; Salahudin Sunan Al-sasaki ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﺑﻨﻌﻤﺘﻪ ﺗﺘﻢ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺎﺕ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﺷﺮﻑ ﺍﻻﻧﺒﻴﺎﺀ ...
  • KANDUNGAN KIMIA DAUN BIDARA
    KANDUNGAN KIMIA DAUN BIDARA
    Ustad ​ Nailah Bahdar Tinjauan tentang Bidara/Sidr/Zizyphus spina-christi Artikel ini adalah serangkaian penelitian tanaman bidara yang...
  • GANDARUSA UNTUK TERAPI SIHIR
    GANDARUSA UNTUK TERAPI SIHIR
    Gandarusa merupakan famili dari tumbuhan Acanthaceae serta memiliki nama latin Gendarussa vulgaris Nees. Nama gandarusa disetiap da...
  • 100 TATA TERTIB JAM'IYYAH THABIB ASWAJA  ( JTA )
    100 TATA TERTIB JAM'IYYAH THABIB ASWAJA ( JTA )
    100 TATA TERTIB JAM'IYYAH THABIB ASWAJA  ( JTA ) 1. Meyakini Bahwa Alloh sebagai sang penyembuh, bukan pada teknik dan sang Thabibnya ( ...
  • MERUQYAH MANTAN PERGURUAAN MAHESA KURUNG AL MUKARRAMAH
    MERUQYAH MANTAN PERGURUAAN MAHESA KURUNG AL MUKARRAMAH
    Oleh : Admin Blog Belajar Ruqyah (www.belajarruqyah.blogspot.com) Bismillah... Pasien ruqyah saya kali ini adalah kakak ipar te...
  • MERUQYAH DENGAN PERJANJIAN NABI SULAIMAN
    MERUQYAH DENGAN PERJANJIAN NABI SULAIMAN
    Di tulis oleh, Subur Diaul Haq Ruqyah ini kusus bagi jin yang zdolim dan membangkang, dengan izin Allah di beri kesembuhan yang sempurna...

Label

  • Buku Ruqyah
  • DPW Jateng
  • Herbal
  • Herbal Madu
  • Herbal Ruqya Indnesia
  • Herbal Ruqyah
  • Kabar berita
  • Kumpulan Materi
  • Madu bidara
  • Madu Ruqyah
  • Pelatihan Ruqyah
  • Pelatihan Thibunnabawi
  • Produk Herbal QHI
  • Qolbun Neema
  • Resep
  • Ruqyah
  • RUQYAH DAN HERBAL
  • Ruqyah Massal
  • RUQYAH MOJOKERTO DAN SEKITARNYA; 03216123833-082143474433
  • RUQYAH MOJOKERTO DAN SEKITARNYA; 082143474433
  • RUQYAH MOJOKERTO JAWA TIMUR INDONESIA 03216123833-082143474433
  • Ruqyah Syar'iyyah
  • Ruqyah Syirqiyah
  • Sabun Herbal
  • Tentang Kami
  • testimonial
  • Video

Contact

Name

Email *

Message *

PARTNERS

visitor

Flag Counter
Copyright © 2014 RUQYAH DAN HERBAL All Right Reserved
Blogger Templates Created by Arlina Design
Menyajikan info bisnis, wirausaha, ilmu pengetahuan serta berita berita menarik