by ustad ; Perdana Akhmad,S.Psi
KESADARAN MANUSIA SEHAT BERARTI TIDAK ADA JIN DALAM TUBUH
Penulis melanjutkan opininya (Pada halaman 6) :
Wilayah kesadaran manusia adalah bagian paling utama yang harus mendapatkan perhatian dan penjagaan dengan bersungguh-sungguh. Ia jangan dipertaruhkan dengan apapun, terlebih dengan alasan yang belum pasti masuk akal. Yang pasti adalah, kesadaran itu, apabila kesadaran dirasakan sehat, berarti manusia itu sehat dan tidak ada jin di dalamnya.
Kesimpulan :
Kyai Luthfi mengklain apabila kesadaran manusia dirasakan sehat, berarti manusia itu sehat dan tidak ada jin di dalamnya.
Bantahan kami :
Dari mana dalilnya Kyai Luthfi mengatakan mengatakan : “Yang pasti adalah, kesadaran itu, apabila kesadaran dirasakan sehat, berarti manusia itu sehat dan tidak ada jin di dalamnya.” Saya (Perdana Akhmad) sebagai orang yang menekuni bidang ilmu psikologi Islami sama sekali tidak bisa menerima statement tanpa ilmu dan hanya berdasar pada pandangan sempit secara kasat mata saja. Wahai Kyai Luthfi, sesungguhnya kesehatan fisik dan mental seseorang tidak bisa dilihat secara “rasa-rasa” atau dirasa saja baik dari orang yang menerapi atau dari pihat pasien yang diterapi. Ada banyak sekali orang yang terlihat sehat kesadarannya tetapi mempunyai kesehatan jiwa yang buruk (bahkan menjadi setannya dari jenis manusia).
Contoh mudahnya siapa yang tidak kenal dengan George W. Bush? Seorang presiden yang dipilih rakyat Amerika, presiden George W. Bush tidak pernah diberitakan hilang kesadarannya karena kesurupan jin. Presiden George W. Bush dilihat secara kasat mata terlihat sehat kesadarannya? Namun apa yang diperbuatnya dengan menyerang Afghanistan, Iraq dan standar gandanya dalam menghadapi tuntutan dunia Islam dan Israel menunjukkan sakitnya jiwa George W. Bush.
Ketahuilah wahai Kyai Luthfi, dalam pemahaman agama Islam kalbu atau jiwa merupakan pusat dari diri manusia. Segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia berpangkat pada kalbu. Ini sesuai dengan salah satu arti kata qalb yaitu inti, pusat, sentral. Dalam haditsnya Rasulullah saw bersabda, “Ketahuilah, bahwa di dalam jasad ada segumpal daging. Apabila (segumpal daging) itu baik, maka baiklah seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.“ (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa dalam diri manusia ada “segumpal daging” (menunjuk aspek fisik dari kalbu), yang jika”daging” itu baik atau sehat maka baiklah (sehatlah) seluruh diri manusia dan sebaliknya; ”daging” itu tidak lain adalah hati atau kalbu (aspek rohani manusia).
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa berbagai bentuk gangguan jiwa berpangkal dari kalbu yang didominasi oleh dorongan hawa nafsu negatif (iri, dengki, memaksakan kehendak, anti sosial, dorongan berbuat kejahatan) sebagai akibat dari bisikan setan yang masuk kedalam dirinya melalui peredaran darah[1] dan mempengaruhi hatinya [2], dengan kata lain seseorang dapat mempunyai hati atau jiwa yang sakit walaupun secara fisik terlihat sadar dan sehat.
[1] Ketika jin masuk dalam tubuh manusia, dia berjalan melalui peredaran darah, sebagaimana yang diriwayatkan dari Syayyidah Syafiyyah binti Huyay yang mengatakan bahwa Rasulullah saw berkata,”Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah yang mengalir dalam tubuhnya.” HR. Al-Bukhri (4/203) dan Muslim (An-Nawawi:7/18-19)
[2] Jin bisa mengotori kalbu manusia dengan membuat dorongan dorongan hawa nafsu negatif kepada manusia yang dirasukinya. Hal ini jelas-jelas disebutkan di dalam Al-Qur’an yang bunyinya, “yang membisikkan [kejahatan] ke dalam dada manusia, dari [golongan] jin dan manusia.” (QS. an-Nas [114] : 5-6)