Tahun 2011 saya mendapat SK Mutasi dari Jayapura (Papua) ke Kupang NTT.
Semua barang penting saya muat dalam satu mobil untuk dikirim via ekspidisi (EMKL) dg kontener ke Surabaya, lalu akan diekspidisikan lagi ke Kupang.
Sebelum mobil diserahkan ke ekspedisi Jayapura, saya sholat sunat dan bedoa pada Allah Yang Maha Pelindung sejati agar mobil dan muatannya bisa sampai dengan selamat ditujuan, lalu mobil dan muatan saya Ruqyah dengan media air campur garam dipercikkan keseluruh body dengan niat membentenginya dari gangguan jin dan manusia. Kemudian mobil dibawa keekspedisi untuk dimuat dalam kontener.
Singkat cerita 2 minggu mobil dan muatan utuh sampai dan saya terima di Kupang. Karena rumah masih kost, mobil dengan muatan utuh tanpa dibongkar diparkir di halaman rumah kost yang tanpa pagar.
Entah mengapa ketika pukul 04.00 menjelang fajar seolah ada yang membangunkan saya, lalu timbul keinginan kuat sekali untuk mengontrol mobil dan muatannya. Dengan mengucap Bismillah, Sambil membawa sebilah pisau komando, saya keluar rumah menuju mobil. Sungguh saya terkejut, disamping pintu depan kiri mobil saya ada seorang lelaki duduk sambari memegang perutnya dalam keadaan meringis kesakitan. Saya nekat mendekati dan membentak, Hei kenapa kamu duduk disamping mobil saya ?, dijawab : beta sakit perut mau berak. Saya tanya lagi sambil posisi siaga : mengapa mau berak disamping mobil saya ?, dia jawab: beta son bisa berdiri na. Tanya lagi : Sejak kapan kau duduk disini ? dijawab : dari jam 2 tadi (rupanya sudah 2 jam dia terduduk), lalu berkata : beta salah Bapak, pukul beta sudah. Lalu saya jawab : saya tidak akan pukul kamu, sambil saya papah tangannya lalu saya dudukkan diteras, lalu saya bertanya : anak mana kamu ?, dia jawab : Patululi. Lalu saya bilang : Mana KTP kamu ?. Dia mengeluarkan KTP dan memberikannya pada saya (KTP saya tahan), lalu saya katakan : besok pagi jam 7 kau temui saya disini dan sekarang boleh pulang. Dia berucap : terima kasih Bapak.
Besok pagi saya tunggu kedatangannya, tapi tidak pernah muncul, lalu saya ceritakan dan tanya sama ibu kost, ternyata tempat kost saya nama daerahnya Oebobo dan lelaki itu daerahnya Patululi jauh dengan Oebobo.
KTP saya bawa kekantor, lalu saya ceritakan pada Rekan Hakim Rizet Benny Rafael dan Juru sita bernama Petrus Hering, keduanya putra daerah tentang kejadian semalam. Lalu mereka bilang: sudah Bapak katong panggil Buser sa ! saya jawab : terserah kalian, yang penting tidak usah diproses karena barang saya tidak ada yang hilang. Tak lama, datang anggota Buser Polisi 2 orang lalu saya serahkan KTP lelaki itu. Setelah dilihat oleh dua buser tadi, lalu berkata : Bapak, ini sudah orang yang kita cari yang biasa jarah rumah kost, biar kita kembangkan. Saya jawab : terserah, tapi untuk peristiwa saya tidak usah diproses. Lalu mereka jawab : Siap !
Sejak saat itu, saya dikira sakti oleh rekan sekantor. Astaqfirullah, aku bermohon ampun kepadaMu Rabb, sesungguhnya mereka tidak tahu, bahwa saya manusia biasa tak bisa berbuat apa-apa. Semua itu terjadi hanya karena saya berserah diri kepada Allah Azza Wa Jalla, satu-satunya ilah yang berhak diibadahi dengan haq.
Wallahu a'lam.
Photo mobil dan muatan ketika diambil dari Pelabuhan Tenau Kupang