Ruqyah itu memang mudah. Semudah kita berdoa kepada Allah. Selama kita yakin dan tidak membangkang pada Allah, maka Allah akan kabulkan do'a hambanya yang menyebut asamanya, niat dan ikhlas lillahi ta'ala.
Ruqyah itu memang do'a. Doa adalah senjata umat Muslim. Senjata yang tajam (bacaan Alquran yang faseh), tidak cukup tanpa tangan yang kuat (keyakinan) untuk memegang senjata. Memiliki senjata dan tangan yang kuat tidak cukup, tanpa ada strategi yang baik dan benar, karena itu kita perlu memiliki strategi (mempelajari teknik-teknik ruqyah) agar tidak tumbang dimedan perang karena tipu daya lawan. Hal itu belum cukup jika kita tidak mengenal siapa musuh kita (memiliki pengetahuan tentang psikologi dasar, tentang jin, syaitan, dan iblis) jangan sakit medis dikatakan non medis, karena itu seorang raqi juga dituntut memiliki pengetahuan tentang manusia, jin, syaitan, dan iblis agar tidak keliru ke mana seharusnya ia menebaskan senjatanya atau menentukan strategi apa yang harus digunakan untuk menterapinya.
Ruqyah itu memang dakwah. Dakwah baik untuk kalangan jin dan manusia, karena Alqur'an adalah rahmat bagi seluruh alam, termasuk bagi jin dan manusia. Selain itu kita tidak akan bisa menterapi seseorang yang jiwanya belum yakin dan masih membangkan pada Tuhannya. Karena itu senjata yang tajam, tangan yang kuat, strategi yang baik, dan sudah mengenali musuh juga belum cukup, jika musuh memiliki pelindung. Senjata yang kita gunakan tidak akan melukai musuh jika ditebas pada pelindungnya (jimat-jimat, kezoliman, dll). Karena itu seorang peruqyah juga perlu jeli dan memiliki pengetahuan tentang jimat dan ilmu fiqih serta tauhid atau modal dakwah.
Ruqyah itu memang mudah. Tapi jika jiwa yang diterapi masih zolim, Alquran tidak akan menembus qalbunya, sehingga musuh yang ada dijasadnya tidak merasakan apa-apa, dan yang diterapi tidak dapat merasakan Alqur'an sebagai rahmat dan penyembuh. Maka nyatalah kebenaran Firman Allah yang Mulia dalam QS Al Israa:82, bahwa Alqur'an ini tidak akan menambah apapun bagi orang yang zolim (masih percaya jimat, suka ke dukun, punya salah tidak mau meminta maaf, tidak memaafkan, dll) selain kerugian. Rugi waktu, rugi tenaga, bahkan reaksinya pun malah membuat ia sakit di anggota badan tertentu. Bahkan membahayakan peruqyah, karena syaitan (jin zolim) dijasadnya dapat menyerang balik peruqyah. Saya bahkan pernah dicekik dan ditendang karena pasien diam-diam masih punya jimat simpanan. Setelah pelindung syaitan (jimat) dihancurkan, syaitan benar-benar tak berdaya ketika Alqur'an dilantunkan.
Ruqyah itu memang mudah, namun tidak cukup hanya ruqyahnya saja. Atau bisa dikatakan tidak cukup hanya memiliki senjata saja, sedangkan kita tidak memiliki kekuatan (keyakinan), Strategi (teknik), mengenal musuh (ilmu tentang manusia, jin, syaitan, dan iblis), dan menghancurkan pelindung musuh (bekal ilmu syar'i, fiqih, dan tauhid).
Alhamdulillah, ketika seseorang memutuskan terjun ke dunia ruqyah ia akan menyadari semua itu dan terus berusaha belajar dan belajar. Apalagi jika ia dipanggil ustadz, benar-benar bak cambuk yang memacunya untuk mengupgread ilmunya, meski demikian tidak semua peruqyah mau dipanggil ustadz.
Semoga Allah mudahkan jalan saya dan peruqyah syar'iyyah lainnya untuk terus melangkahkan kaki menuju majelis ilmu. Ya Allah yang Maha Menjaga dan Mengamankan HambaNya, peliharalah kami dari arah depan dan belakang kami, dari arah kanan dan kiri kami, dan dari atas kami, dan kami berlindung dengan keagunganmu dari ancaman yang datang dari bawah kami.
Ya Allah, ya Rohman, ya Rohim.. jauhkanlah kami dari perbuatan dosa baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Ya Allah, jauhkanlah kami dari perbuatan yang memalukan kami. jauhkanlah kami dari keburukan dan kejahatan yang terkandung di hari ini dan setelah hari ini. berikanlah kami kebaikan dan keberkahan setelah hari ini dan setelah hari ini, Sehatkanlah jasad kami, sehatkanlah pendengaran dan penglihatan kami, aamiin...