Fadhlan Adham Hasyim Lc
Saya langsung mendengarkan ceramah Syekh Shalah
'Abud di Masjid Nabawi, beliau menjelaskan maksud
hadits 70ribu umat ini masuk surga tanpa hisab tanpa
adzab. Sifat mereka tidak selalu minta ruqyah, tidak
tathayyur (percaya khurafat), tidak berobat dengan
kayy (besi panas), dan mereka selalu tawakkal kepada
tuhan mereka. Maksud laa yastarquun adalah: mereka
tidak bergantung kepada ruqyah orang lain, karena hal
itu akan mengurangi tawakkal dan usaha.
Empat sifat yang menonjol dari 70ribu yang masuk
surga tanpa hisab tanpa adzab tidak berarti hanya
empat itu saja. Karena seseorang yang hanya
berpegang kepada 4 sifat itu merasa cukup untuk
masuk surga tanpa hisab tanpa adzab, juga tidak
difatwakan oleh siapapun. Bagaimana kalau dia masih
takabbur, memutus silatur rahim, korupsi, makan riba,
apakah dia bebas masuk surga tanpa hisab tanpa
adzab?
Manhaj ulama salaf dalam memahami hadits diruju'
ahli hadits yang tsiqah.
Sebenarnya dibolehkan minta ruqyah berdasarkan
hadits-hadits Rasulullah SAW:
1- Rasulullah SAW memerintah istri beliau ‘Aisyah RA
untuk minta ruqyah karena pengaruh ‘ain (pandangan
mata orang yang hasad):
ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻬُﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺄْﻣُﺮُﻧِﻲ ﺃَﻥْ ﺃَﺳْﺘَﺮْﻗِﻲَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﻴْﻦِ .
Dari ‘Aisyah RA berkata: “Aku pernah diperintahkan
oleh Rasulullah SAW agar aku minta ruqyah dari ‘ain.
(HR. Muslim)
2- Rasulullah SAW memerintah istri beliau Ummu
Salamah RA:
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻟِﺠَﺎﺭِﻳَﺔٍ ﻓِﻲ ﺑَﻴْﺖِ ﺃُﻡِّ
ﺳَﻠَﻤَﺔَ ﺯَﻭْﺝِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺭَﺃَﻯ ﺑِﻮَﺟْﻬِﻬَﺎ ﺳَﻔْﻌَﺔً
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺑِﻬَﺎ ﻧَﻈْﺮَﺓٌ ﻓَﺎﺳْﺘَﺮْﻗُﻮﺍ ﻟَﻬَﺎ ﻳَﻌْﻨِﻲ ﺑِﻮَﺟْﻬِﻬَﺎ ﺻُﻔْﺮَﺓً .
Rasulullah SAW bersabda kepada seorang budak
wanita di rumah Ummu Salamah istri Nabi SAW,
beliau melihat di wajahnya belang. Beliau bersabda:
“Pada wajahnya pengaruh pandangan. Maka
mintakanlah ruqyah untuk dia.” Yaitu di wajahnya
belang kekuningan. (HR. Muslim)
3- Rasulullah SAW memerintah shahabat beliau:
ﻋَﻦْ ﻋَﻤْﺮَﺓَ ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﻓَﺴَﻤِﻊَ ﺻَﻮْﺕَ ﺻَﺒِﻲٍّ ﻳَﺒْﻜِﻲ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﻟِﺼَﺒِﻴِّﻜُﻢْ ﻫَﺬَﺍ ﻳَﺒْﻜِﻲ ﻓَﻬَﻼ
ﺍﺳْﺘَﺮْﻗَﻴْﺘُﻢْ ﻟَﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﻴْﻦِ . ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ
Dari ‘Aisyah RA berkata: Rasulullah SAW masuk, maka
beliau mendengar suara anak kecil menangis, beliau
berkata: “Kenapa anak kecil kalian ini menangis?
Kenapakah kalian tidak memintakan ruqyah untuknya
dari ‘ain. (HR. Ahmad)
4- Rasulullah SAW memerintah shahabat beliau:
ﻋﻦ ﻋُﺮْﻭَﺓَ ﺑْﻦ ﺍﻟﺰُّﺑَﻴْﺮِ ﺣَﺪَّﺛَﻪُ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺩَﺧَﻞَ ﺑَﻴْﺖَ ﺃُﻡِّ ﺳَﻠَﻤَﺔَ ﺯَﻭْﺝِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺒَﻴْﺖِ ﺻَﺒِﻲٌّ ﻳَﺒْﻜِﻲ ﻓَﺬَﻛَﺮُﻭﺍ ﻟَﻪُ ﺃَﻥَّ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻌَﻴْﻦَ ﻗَﺎﻝَ ﻋُﺮْﻭَﺓُ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻻ ﺗَﺴْﺘَﺮْﻗُﻮﻥَ ﻟَﻪُ ﻣِﻦَ
ﺍﻟْﻌَﻴْﻦِ .
Dari ‘Urwah bin Az-Zubair RA ayahnya menyampaikan
bahwa Rasulullah SAW masuk rumah Ummu Salamah
istri Nabi SAW, di rumah ada seorang anak kecil
menangis, maka mereka menyebutkan bahwa ank itu
terkena ‘ain. ‘urwah berkata: Rasulullah SAW
bersabda: Kenapakah kalian tidak memintakan ruqyah
untuk dia dari ‘ain?” (HR. Imam Malik dalam Al-
Muwaththa’)
5- Rasulullah SAW meruqyah kedua cucunya yang
bernama Al-Hasan dan Al-Husain:
ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﻳُﻌَﻮِّﺫُ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦَ ﻭَﺍﻟْﺤُﺴَﻴْﻦَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺃُﻋِﻴﺬُﻛُﻤَﺎ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺔِ ﻣِﻦْ
ﻛُﻞِّ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٍ ﻭَﻫَﺎﻣَّﺔٍ ﻭَﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﻋَﻴْﻦٍ ﻻﻣَّﺔٍ ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﻫَﻜَﺬَﺍ ﻛَﺎﻥَ
ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﻳُﻌَﻮِّﺫُ ﺇِﺳْﺤَﻖَ ﻭَﺇِﺳْﻤَﻌِﻴﻞَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺍﻟﺴَّﻼﻡ .
Dari Ibnu Abbas RA berkata: Nabi SAW membacakan
perlindungan untuk AL-Hasan dan Al-Husain, beliau
berkata: “Aku lindungi kalian dengan kalimat-kalimat
Allah yang sempurna dari syaithan dan binatang
berbisa dan ‘ain yang berbahaya.” Beliau berkata:
“Demikianlah Ibrahim dahulu melindungi Ismail dan
Ishaq ‘alaihimus salam.” (HR. Bukhari dan Turmudzi)
6- Malikat Jibril mengajarkan ruqyah kepada
Rasulullah SAW:
ﻋَﻦْ ﻋَﻠِﻲٍّ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻥَّ ﺟِﺒْﺮِﻳْﻞَ ﺃَﺗَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻮَﺍﻓَﻘَﻪُ ﻣُﻐْﺘَﻤًّﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻳَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﻣَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻐَﻢُّ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺃَﺭَﺍﻩُ
ﻓِﻲ ﻭَﺟْﻬِﻚَ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺍﻟْﺤَﺴَﻦُ ﻭَﺍﻟْﺤُﺴَﻴْﻦُ ﺃَﺻَﺎﺑَﺘْﻬُﻤَﺎ ﻋَﻴْﻦٌ . ﻗَﺎﻝَ ﺻَﺪﻕَ
ﺑِﺎْﻟﻌَﻴْﻦِ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟْﻌَﻴْﻦَ ﺣَﻖٌّ ﺃَﻓَﻼَ ﻋَﻮَّﺫْﺗَﻬُﻤَﺎ ﺑِﻬَﺆُﻟَﺎﺀِ ﺍﻟْﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ؟ ﻗَﺎﻝَ :
ﻭَﻣَﺎ ﻫُﻦَّ ﻳَﺎ ﺟِﺒْﺮِﻳْﻞُ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻗُﻞْ ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺫَﺍ ﺍﻟﺴُّﻠْﻄَﺎﻥِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻦِّ
ﺍْﻟﻘَﺪِﻳْﻢِ ﺫَﺍ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪِ ﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻢِ ﻭَﻟِﻲَّ ﺍﻟْﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺎﺕِ ﻭَﺍﻟَّﺪﻋَﻮَﺍﺕِ
ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﺠَﺎﺑَﺎﺕِ ﻋَﺎﻑِ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦَ ﻭَﺍﻟْﺤُﺴَﻴْﻦَ ﻣِﻦْ ﺃَﻧْﻔُﺲِ ﺍﻟْﺠِﻦِّ ﻭَﺃَﻋْﻴُﻦِ
ﺍﻟْﺈِﻧْﺲِ . ﻓَﻘَﺎﻟَﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺒْﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻣَﺎ ﻳَﻠْﻌَﺒَﺎﻥِ ﺑَﻴْﻦَ
ﻳَﺪِﻩِ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : } ﻋَﻮِّﺫُﻭْﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ
ﻭَﻧِﺴَﺎﺀَﻛُﻢْ ﻭَﺃَﻭْﻟَﺎﺩَﻛُﻢْ ﺑِﻬَﺬَﺍ ﺍﻟﺘَّﻌْﻮِﻳْﺬِ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻟَﻢْ ﻳَﺘَﻌَﻮَّﺫِ ﺍﻟْﻤُﺘَﻌَﻮِّﺫُﻭَﻥْ
ﺑِﻤِﺜْﻠِﻪِ }.
Dari ‘Ali RA bahwa malaikat Jibril datang kepada Nabi
SAW ditemuinya tampak sedih, maka ia berkata:
“Wahai Muhammad kenapa kesedihan aku lihat di
wajahmu? Beliau menjawab: “Al-Hasan dan Al-Husain
terkena ‘ain.” Dia berkata: “Benar terkena ‘ain, ‘ain
adalah nyata.
Kenapakah tidak engkau lindungi
mereka dengan kalimat-kalimat itu?” Beliau bertanya:
“Kalimat apa itu, wahai Jibril?” Dia menjawab:
“Katakanlah: “Ya Allah Yang Memiliki segala
kekuasaan yang agung dan pemberian yang terdahulu,
Yang Memiliki Wajah yang mulia, Pemelihara kalimat-
kalimat yang sempurna, dan do’a-do’a yang terijabahi,
sehatkanlah Al-Hasan dan Al-Husain dari pengaruh
jiwa-jiwa jin dan pandangan mata manusia.”
Maka Nabi SAW memabacakannya. Kemudian mereka bisa
berdiri dan bermain dihadapannya. Nabi bersabda:
“Lindungilah diri kalian, wanita-wanita kalian, dan
anak-anak kalian dengan perlindungan ini, karena
sesungguhnya tidak ada perlindungan yang dipakai
orang-orang yang berlindung yang seperti ini.” (Tafsir
Ibnu Katsir, Tarikh Dimasyqa, dan Kanzul ‘Ummal)
7- Perintah Rasulullah SAW kepada Asma’ binti
‘Umais untuk meruqyah banyak orang karena ia
seorang wanita yang ahli ruqyah:
ﻋﻦَ ﺟَﺎﺑِﺮ ﺑْﻦ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻳَﻘُﻮﻝ ﺭَﺧَّﺺَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻵﻝِ ﺣَﺰْﻡٍ ﻓِﻲ ﺭُﻗْﻴَﺔِ ﺍﻟْﺤَﻴَّﺔِ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻷَﺳﻤَﺎﺀَ ﺑِﻨْﺖِ ﻋُﻤَﻴْﺲٍ ﻣَﺎ
ﻟِﻲ ﺃَﺭَﻯ ﺃَﺟْﺴَﺎﻡَ ﺑَﻨِﻲ ﺃَﺧِﻲ ﺿَﺎﺭِﻋَﺔً ﺗُﺼِﻴﺒُﻬُﻢُ ﺍﻟْﺤَﺎﺟَﺔُ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻻ
ﻭَﻟَﻜِﻦِ ﺍﻟْﻌَﻴْﻦُ ﺗُﺴْﺮِﻉُ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﺍﺭْﻗِﻴﻬِﻢْ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻓَﻌَﺮَﺿْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﺭْﻗِﻴﻬِﻢْ .
Dari Jabir bin ‘Abdillah RA berkata: Rasulullah SAW
membolehkan untuk bagi keluarga Hazm dalam
ruqyah ular, dan beliau berkata kepada Asma’ binti
‘Umais: “Kenapakah aku lihat tubuh-tubuh keturunan
saudaraku kurus-kurus karena kefakiran? Ia jawab:
“Tidak, akan tetapi ‘ain yang cepat mengenai mereka.”
Beliau bersabda: “Ruqyahlah mereka!” Ia berkata: “Aku
paparkan ruqyah kepadanya.” Beliau bersabda:
“Ruqyahlah mereka!” (HR. Muslim)