Ustad ; Alfan Bainofi
ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﻭﺑﻪ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ
ﻋﻠﻰ ﺃﻣﻮﺭ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻟﺪﻳﻦ، ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ
ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺃﺷﺮﻑ ﺍﻟـﻤﺮﺳﻠﻴﻦ
ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺃﺟـﻤـﻌﻴﻦ، ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ
Kita simak terlebih dulu Firman Allah SWT :
"Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan." (Al Qolam ayat 1)
Al Qolam dalam ayat tersebut ditafsirkan sebgai alat yang digunakan untuk mencatat di
Lauh Mahfuzh, segala sesuatu yang terjadi sampai hari Kiamat. Namun ada pula yang menafsirkan dengan semua pena yang digunakan untuk mencatat ilmu.
Ketika pasukan Tartar (Mongolia) –yang
dipimpin Hulagu Khan- menaklukkan Baghdad
(656H/1258 M), kavalerinya membuang buku-buku yang berada di perpustakaan Bagdhad ke
sungai Tigris. Buku yang berjumlah banyak tersebut, dijadikan jembatan penyebrangan dari arah Barat ke Timur. Kita bisa membayangkan berapa besar jumlah buku yang ada saat itu.
Ya, itulah bukti produktifitas ulama, cendekiawan dan ilmuwan kita di masa lampau. Di Indonesia, kita mengenal Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi dengan tak kurang 115 karya tulisnya.
Di zaman penjajahan, tulisan dijadikan sebagai alat perjuangan. Tjokroaminoto menulis di beberapa media seperti Sendjata Pemoeda, Oetoesan Hindia, dan Fadjar Asia. Isinya mayoritas membahas TAUHID, dan terkadang juga kritik terhadap karakter bangsa.
Kartosoewiryo juga menulis di media Fadjar Asia. Tema yang diusung adalah Islam dalam sudut pandang yang TEGAS, ia pun menjadi redaktur media tersebut.
Mohammad Natsir pun menulis dengan menuangkan pemikiran-pemikirannya di media Pembela Islam. Isinya bertemakan Islam, mulai dari urusan FIQIH, politik, sampai
masalah kebangsaan.
Hamka? Jangan ditanya. Meskipun ada beberapa novel yang bersifat umum seperti "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" dan "Di Bawah Lindungan Ka'bah", kebanyakan tulisannya mengusung tema Islam.
*********
Dahsyatnya perjuangan dengan pena/ tulisan
Winston Churchill berkata, "Pena lebih tajam daripada pedang." Sementara Napoleon Bonaparte pula pernah mengatakan,
"Saya lebih takut pada sebuah pena daripada
seratus meriam."
Sebuah tulisan bisa menggerakkan massa atau masyarakat untuk berubah. Penulis Mesir, Sayyid Qutb pernah mengatakan, "satu peluru hanya mampu menembus satu kepala, tapi satu tulisan mampu menembuh JUTAAN kepala".
**********
Dakwah Ruqyah Dengan Tulisan
Sebagaimana yang saya singgung pekan lalu, bahwa salah satu faktor booming ruqyah pada tahun 2005 adalah adanya tayangan sinetron religi RUQYAH berjudul Istighfar, yang diangkat dari kisah nyata di majalah Ghoib.
Betapa banyak orang yang tersadarkan dan tercerahkan bahkan mendapat hidayah dari Allah SWT setelah membaca tulisan2 kisah tentang pasien ruqyah. Demikian pula sejak tahun 2009 hingga sekarang, ribuan masyarakat meninggalkan kesyirikan, hijrah ke sunnah setelah membaca dan menyimak kajian tentang ruqyah, kesyirikan dan tauhid di situs2 dan status FB roqii
Karena itu, kepada roqii yang memiliki klinik/ membuka praktik ruqyah, pemateri/trainer dan panitia training ruqyah mandiri dan ruqyah massal, hendaknya menyediakan hand out (makalah) meski hanya beberapa lembar yang berisi rangkuman materi.
Atau minimal brosur 1 lembar yang memuat : ciri2 gangguan jin, perbedaan ruqyah syar'I dan syirik, tips ruqyah mandiri dan dalil2 tentang bahaya kesyirikan dan contohnya.
Insya Allah dengan wasilah media tulisan tersebut :
1.Mereka bisa berdakwah pada keluarganya dengan media hand out/brosur tsb
2.Materi dari pemateri akan bisa direfresh jika mereka lupa
3. Dakwah tauhid akan semakin luas dan lebih tahan lama
Karena itu saya salut pada roqii yang aktif dalam mengisi situs dan status media sosialnya dengan tulisan2 terkait ruqyah dan tauhid.
Saya seringkali terharu, misal ketika ada orang bertamu ke Griya Sehat Qurani Al Ikhlas Jember, lalu berkisah bahwa ia membaca hand out makalah pelatihan yang didapat dari temannya, lalu ia sadar dan tercerahkan akan bahaya kesyirikan dan lalu bertaubat.
Ada pula pasien (yang sekarang sudah jadi tim roqii Jember) yang meminta izin menggandakan brosur dan memasangnya di toko yang dia kelola agar bisa dibaca pelanggannya
Jika setiap roqii mampu menyebarkan 1000 lembar brosur, maka Insya Allah ada 1000 kepala yang sudah kita sampaikan dakwah. Lalu jika 1000 orang tersebut menyebarkan minimal pada 1 orang, maka berlipatlah jumlah sasaran dakwah yang terjangkau.
Dakwah bil lisan melalui acara training ruqyah, tetap harus dilakukan, karena bagi peserta ruqyah atau pasien, training adalah pembenaran terhadap apa yang mereka yakini, training adalah pembuktian tentang kedahsyatan pengobatan qurani.
Setiap saya jadi pemateri/trainer, insya Allah selalu saya pastikan untuk ada makalah atau brosur yang dibagi pada peserta
Karena itu ikhwah fillah
MARI MENULIS.......
Mari berdakwah tengan tulisan
************
Kapan Menulis??
Menulis saat....
-Terlintas di benak
-Saat atau setelah perjalanan/ shofar
-Menemukan suatu solusi kasus ruqyah DLL
Imam Bukhori, beliau pernah bangun dari tidurnya di suatu malam. Dia pun menyalakan lampu dan menuliskan ilmunya yang terlintas di benaknya, lalu ia memadamkan lampu kembali. Kemudian ia bangun lagi dan melakukan hal yang sama. Hal tsb terulang kurang lebih dua puluh kali.
Sementara Ibnu Qayim al Jauziyah, menyelesaikan buku yang spektakuler tentang kehidupan dan petunjuk seorang nabi Muhammad SAW yang diberinya judul “ Zaadul Ma’aad “ saat sedang bermusafir di atas untanya untuk menunaikan ibadah haji
dari Damaskus ke Mekkah. Hanya mengandalkan hafalan. Buku ini terdiri dari enam jilid besar.
Mudah2an Bermanfaat
Barakallahu fiikum
ﻭ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
*PJs Ketua QHI Jatim
#Kajian_WA_harian-grup-roqii-syar'i-Jatim&QHI-Jatim
»Dari berbagai sumber.