Ada pernyataan bahwa HIV AIDS adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan tidak ada obatnya.
Kemudian muncul sebuah pertanyaan “Apakah pernyataan ini benar sepenuhnya?” Mari kita bahas.
Definisi HIV AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang memiliki karakteristik merusak sistem pertahanan tubuh secara progresif.
AIDS juga didefinisikan sebagai suatu kumpulan gejala penyakit dan secara luas diterima sebagai akibat dari infeksi virus HIV. Hal ini disebabkan karena tubuh pengidap virus HIV, sistem kekebalan tubuhnya tidak dapat melawan infeksi dan penyakit biasa lagi.
Hanya seorang HIV positif yang didiagnosa dengan satu atau lebih penyakit dapat dikatakan menderita AIDS. Anda tidak dapat “terkena” atau“memberikan” AIDS kepada orang lain, tetapi Anda dapat menularkan HIV.
Apabila Anda dikatakan HIV positif ini berarti anda telah terinfeksi oleh virus HIV. Ini bukan berarti anda sakit AIDS.
Banyak obat-obatan yang tersedia sekarangtidak dapat menyembuhkan tapi dapat mencegah HIV AIDS berkembang menjadi AIDS. Untuk saat ini, AIDS masih digolongkan sebagai penyakit yang tak bisa disembuhkan.
Tingkat progresivitas dari penyakit ini berbeda-beda pada tiap orang, hal ini bergantung pada beberapa faktor sebagai berikut:
1. Tingkat kerentanan tubuh
2. Fungsi imun
3. Perawatan kesehatan
4. Kehadiran infeksi lain
5. Karakteristik strain virus
6. Penularan HIV AIDS
HIV ditularkan melalui beberapa cara meliputi anal atau vaginal dan oral sex, tranfusi darah, ibu ke bayi saat masa kehamilan , kelahiran, dan menyusui, dan menggunakan jarum suntik yang telah terkontaminasi secara bergiliran.
AIDS diperkirakan muncul dari Afrika yakni di daerah Sub Sahara selama periode abad 20-an dan kini telah menjadi epidemik global.
Penyebaran HIV AIDS
Studi epidemiology di USA, mengidentifikasikan adanya beberapa kelompok orang dewasa yang berisiko tinggi tertular HIV yaitu sebagai berikut:
1. Pria homoseksual dan biseksual
2. Intravenous drug abusers (penyalahgunaan obat, terutama melalui suntik)
3. Hemophilia (kurangnya faktor pembekuan darah, sehingga darah sulit membeku)
4. Resipien (penerima) darah dan komponen darah yang terinfeksi HIV
5. Orang yang melakukan hubungan seks secara heteroseksual
Fase dan Gejala HIV AIDS
Orang yang terinfeksi HIV tidakselalu menunjukkan tanda-tanda jatuh sakit dan sering kali menunjukkan tanda-tanda dengan penyakit lain. Tetapi HIV/AIDS punya fase dengan tanda-tanda yang spesifik.
1. Fase I (tahap infeksi akut)
Virus masuk ke dalam tubuh, timbul gajala ringan seperti flu. Penderita nampak sehat namun telah mampu menularkan virus ke orang lain.
2. Fase II (tahap asimptomatik = tanpa gejala)
Terbentuk antibody dalam waktu 6 minggu–1tahun (rata-rata 2-3 bulan). Hasil tes telah menunjukkan hasil positif.
3. Fase III (tahap PGL / Persistent Generalized Limphadenopathy)
Terjadi dalam waktu 1-5 tahun dan terjadi pembesaran kelenjar getah bening.
4. Fase IV/AIDS
Muncul gejala konstitusional menahun, seperti lesu, demam, diare, penurunan beratbadan, berkeringat pada malam hari. infeksi mulut, kelainan saraf (bingung,koma, bingung), infeksi (paru, selaput otak, usus), kanker (kulit. Jaringan ikat).
Ok, sekian dulu penjelasan awal tentang HIV/AIDS.
Sekarang kita masuk ke pokok permasalahannya tentang pengobatan HIV/AIDS. Dari berbagai pengalaman, baik dari studi kasus di kampus atau di lapangan.
Telah banyak obat-obat yang dicoba diterapkapkan untuk penyembuhan HIV ini. Sebenarnya masalah utamanya adalah virus ini menyerang sistem antibodi kita.
Patofisiologi
Virus memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4. Kelompok terbesar yang mempunyai molekul CD4 adalah limfosit T4 yang mengatur reaksi sistem kekebalan manusia.
Sel-sel target lain adalah monosit, makrofag, sel dendrit, sel langerhans dan sel mikroglia. Setelah mengikat molekul CD4 melalui transkripsi terbalik. Beberapa DNA yang baru terbentuk saling bergabungdan masuk ke dalam sel target dan membentuk provirus.
Provirus dapat menghasilkan protein virus baru, yang bekerja menyerupai pabrik untuk virus-virus baru. Sel target normal akan membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya dan dalam proses ini, provirus juga ikut menyebarkan anak-anaknya.
Secara klinis, ini berarti orang tersebut terinfeksi untuk seumur hidupnya.
Siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi diaktifkan. Aktifasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin (TNF alfa atau interleukin 1) atau produk gen virus seperti sitomegalovirus (CMV), virus Epstein-Barr, herpes simpleks dan hepatitis.
Sebagai akibatnya, pada saat sel T4 yang terinfeksi diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi dan sel T4 akan dihancurkan.
HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas ke dalam plasma darah dan menginfeksi sel-sel CD4+ lainnya. Karena proses infeksi dan pengambil alihan sel T4 mengakibatkan kelainan dari kekebalan, maka ini memungkinkan berkembangnya neoplasma dan infeksiopportunistik (infeksi yang timbul karena melemahnya sistem imun oleh HIV).
Sesudah infeksi inisial, kurang lebih 25% dari sel-sel kelenjar limfe akan terinfeksi oleh HIV pula.
Replikasi virus akan berlangsung terus sepanjang perjalanan infeksi HIV; tempat primernya adalah jaringan limfoid. Kecepatan produksi HIV diperkirakan berkaitan dengan status kesehatan orang yang terjangkit infeksi tersebut.
Jika orang tersebut tidak sedang menghadapi infeksi lain, reproduksi HIV berjalan dengan lambat. Namun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat kalau penderitanya sedang menghadapi infeksi lain atau kalau sistem imunnya terstimulasi.
Keadaan ini dapat menjelaskan periode laten yang diperlihatkan oleh sebagian penderita sesudah terinfeksi HIV. Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV (65%) tetap menderita HIV/AIDS yang simptomatik dalam waktu 10 tahun sesudah orang tersebut terinfeksi.
Pengobatan
Dalam siklus hidup virus HIV, ada empat tahap yang dapat diintervensi dengan obat antiretroviral; yaitu:
1. Transkripsi balik (reverse transcription), yang dihambat dengan reverse transcriptaseinhibitor (RTI). RTI terbagi atas analog nukleosida (nucleoside reverse transcriptase inhibitors, NRTI) dan analog nonnukleosida (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors, NNRTI).
2. Protease, yang dihambat protease inhibitors (PI).
3. Fusi membran, yang dihambat oleh fusion inhibitors (FI).
4. Integrasi materi genetik (DNA), yang dihambat oleh integrase inhibitors (II).
a. RTI bekerja dengan menghambat enzim reverse transkriptase selama proses transkripsi RNA virus pada DNA pejamu. Analog NRTI akan mengalami fosforilasi menjadi bentuk trifosfat, yang kemudian secara kompetitif mengganggutranskripsi nukleotida.
Akibatnya rantai DNA virus akan mengalami terminasi. Obat yang termasuk NRTI antara lain zidovudin, zalcitabine, abacavir, didanosine, stavudine, lamivudine, dan tenofovir.
Sedangkan analog NNRTI akan berikatan langsung dengan enzim reverse transkriptase dan menginaktifkannya. Obat yang termasuk NNRTI antara lain efavirenz, nevirapine, delavirdine, dan etravirine.
b. PI bekerja dengan cara menghambat protease HIV. Setelah sintesis mRNA dan poliprotein HIV, protease HIV akan memecah poliprotein HIV menjadi sejumlah protein fungsional.
Dengan pemberian PI, produksi virion dan perlekatan dengansel pejamu masih terjadi, namun virus gagal berfungsi dan tidak infeksiusterhadap sel. Yang termasuk golongan PI antara lain saquinavir, amprenavir, ritonavir, indinavir, lopinavir, dan atazanavir.
c. FI bekerja dengan menghambat masuknya virus ke dalam sel pejamu, dengan cara berikatan dengan subunit gp41. Obat yang termasuk FI antara lain enfuvirtidedan maraviroc.
Namun secara spesifik, maraviroc digolongkan dalam CCR5antagonis (CC chemokine receptor 5). Maraviroc bekerja dengan mengikatreseptor CCR5 di permukaan sel CD4+ dan mencegah perlekatan virus HIV dengansel pejamu.
d. II bekerja dengan menghambat penggabungan (integrasi) DNA virus dengan pejamu. Obat yang termasuk golongan II adalah raltegravir.
Kira-kira beginilah kerja obat antiretroviral yang dipakai di medis…
Hampir semua proses invasi (masuknya) virus HIV AIDS dan kinerjanya sudah dicegat, namun tetap saja masih banyak virus yang bertahan dan tetap siap menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia.
Terkadang sedih hati ini mendengar ada jika ada saudara kita yang terkapar di rumah sakit karena terinfeksi HIV AIDS. Kondisi mereka lemah, kurus, pucat, tidak bersemangat, dan putus asa karena telah berasumsi bahwa penyakit mereka tidak dapat disembuhkan.
Namun mulai detik ini kami ingin membangun opini baru bahwa tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya, dari shahabat Abu Hurairah, “Bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wa sallam bersabda:
ﻣَﺎ ﺃَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺩَﺍﺀً ﺇِﻟَّﺎﺃَﻧْﺰَﻝَ ﻟَﻪُ ﺷَﻔَﺎﺀً
‘Tidaklah Allah turunkan penyakit kecualiAllah turunkan pula obatnya.'”
Diriwayatkan Imam Muslim dari Jabir binAbdillah dia berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda:
ﻟِﻜُﻞِّ ﺩَﺍﺀٍ ﺩَﻭَﺍﺀٌ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﺻَﺎﺑَﺎﻟﺪَّﻭَﺍﺀُ ﺍﻟﺪَّﺍﺀَ ﺑَﺮَﺃَ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ
Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bilasebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin AllahSubhanahu wa Ta’ala. (Muslim)
Diriwayatkan pula dari musnad Imam Ahmad darishahabat Usamah bin Suraik, bahwasanya Nabi bersabda:
ﻛُﻨْﺖُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻬُﻌَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺟَﺎﺀَﺕِ ﺍْﻷَﻋْﺮَﺍﺏُ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻧَﺘَﺪَﺍﻭَﻯ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻧَﻌَﻢْ ﻳَﺎ ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﺪَﺍﻭَﻭْﺍ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠﻬَﻌَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻟَﻢْ ﻳَﻀَﻊْ ﺩَﺍﺀً ﺇِﻻَّ ﻭَﺿَﻊَ ﻟَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻏَﻴْﺮَ ﺩَﺍﺀٍﻭَﺍﺣِﺪٍ . ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﻗَﺎﻝَ : ﺍﻟْﻬَﺮَﻡُ
“Aku pernah berada di samping Rasulullah b.Lalu datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Iya, wahai para hamba Allah,berobatlah. Sebab Allah I tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkanmeletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya: “Penyakit apaitu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua.” (Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi)
Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟَﻢْ ﻳَﻨْﺰِﻝْ ﺩَﺍﺀً ﺇِﻻَّﺃَﻧْﺰَﻝَ ﻟَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻋَﻠِﻤَﻪُ ﻣَﻦْ ﻋَﻠِﻤَﻪُ ﻭَﺟَﻬِﻠَﻪُ ﻣَﻦْ ﺟَﻬِﻠَﻪُ
Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui olehorang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisamengetahuinya. (Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim)
Penyembuhan Dengan Al-Quran
Tidaklah salah jika kita menggunakan pengobatan medis, namun alangkah baiknya jika kita tidak mengenyampingkan Firman Allah Ta`ala sebagai obat, yakni Al Quran.
Telah jelas dari firman Allah, Hadist Rasulullah dan Perkataan Salafus Shalih tentang halini,..
Hal ini berdasarkan firman Allah:
Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yangmenjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al-Isra: 82)
Dijelaskan oleh para ulama bahwa obat yangdimaksud dalam ayat tersebut adalah obat lahiriyah dan batiniah.
Hai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Yunus: 57)
Al-Quran bisa menjadi obat lahiriyah dengan dibacakan kepada orang yang sakit jasadnya. Adapun Al-Qur’an menjadi obat batiniyah yaitu dengan seorang mempelajarinya, merenungkan makna-makna yang terkandung di dalamnya dan mengamalkan dengan penih keyakinan menjadikan jiwanya tenang.
Syaikhul Islam Ibnul Qayyim -rahimahullahu- dalam kitabnya Zadul Ma’ad berkata, “Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dariseluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya sebagaiobat.
Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna,keyakinan yang kokoh, dan menyempurnakan syaratnya, niscaya penyakit apapuntidak akan mampu menghadapinya selama-lamanya.
Bagaimana mungkin penyakit tersebut mampu menghadapi firman Dzat yang memiliki langit dan bumi, yang seandainya diturunkan kepada gunung, maka ia akan menghancurkannya atau diturunkan kepada bumi, maka ia akan membelahnya.
Maka tidak satu pun jenis penyakit, baik penyakit hati maupun jasmani, melainkan dalam Al-Qur`an ada carayang membimbing kepada obat dan sebab (kesembuhan) nya.”
Kesimpulan
Kami berharap kepada kaum muslimin yang ditimpa penyakit ini tetaplah bersabar, sebagaimana Nabi pernah bersabda:
ﻣَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺐَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢُ ﻣِﻦْ ﻧَﺼْﺐٍ ﻭَﻟَﺎ ﻭَﺻَﺐٍ ﻭَﻟَﺎ ﻫَﻢٍّ ﻭَﻟَﺎ ﺣَﺰَﻥٍ ﻭَﻟَﺎ ﺃَﺫَﻯ ﻭَﻟَﺎ ﻏَﻢٍّ ﺣَﺘَّﻯﺎﻟﺸَّﻮْﻛَﺔَ ﻳُﺸَﺎﻛِﻬَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻛَﻔَﺮَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺧَﻄَﺎﻳَﺎﻩُ
Tidaklah menimpa seorang muslim suatu kelelahan, kesakitan, kesusahan, kesedihan, gangguan dan gundah gulana sampaiterkena duri, maka itu semua menjadi penghapus dari dosa dan kesalahannya. (Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat yang lain Nabi Muhammad
ﷺ
bersabda:
ﻣَﻦْ ﻳُﺮِﺩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻳُﺼِﺐْ ﻣِﻨْﻪُ
Siapa saja yang Allah kehendaki kebaikan maka Allah akan menimpakan ujian musibah kepadanya.
Kami berpesan kepada para praktisi Ruqyah agar mencoba menerapi pasien dengan penyakit HIV AIDS melalui Ruqyah. Saya berharap saya dapat bekerja sama dengan paraahli ruqyah, bekam, dan thibb nabawi lainnya untuk mengatasi berbagai masalah penyakit kaum muslimin.
Note:
Tulisan ini kami copy langsung dari akun social media teman saya yang bernama Ahmad Alfa, seorang mahasiswa kedokteran.
Artikel ini sengaja kami salin untuk disebar luaskan tentu dengan seizin tempat dimana saya mengambilnya dengan sedikit penyuntingan.
Sumber http://www.syamsq.com/menyembuhkan-hiv-dengan-ruqyah/