Orang yang belum menikah, atau telah kawin tetapi miliki permasalahan dengan perkawinannya, rawan alami masalah kejiwaan. Di Tempat tinggal Sakit Jiwa Propinsi Sumatera Utara, separuh lebih pasiennya di ketahui belum menikah.
Dari 13. 899 pasien, terdaftar 7. 446 pasien belum menikah. Sedang yang menikah ada 5. 709 pasien. Itu juga status pernikahannya punya masalah, ada yang kawin cerai.
" Serta selebihnya 744 pasien statusnya duda atau janda, " kata Wadir Service RSJ Prov Sumut, Dapot Parulian Gultom, di kantornya, Jalan Tali Air No 21, Medan, Senin (15/2/2016).
Menurut Dapot seorang yg tidak menikah lebih rawan alami masalah kejiwaan. Lantaran orang yg tidak menikah condong kesepian serta tak mempunyai rekan hidup untuk sharing. Bahkan juga, desakan yang dihadapi pria atau wanita yg tidak menikah tambah lebih tinggi.
" Banyak pasien yg tidak menikah disini. Bila juga ada yang menikah, umumnya pernikahannya punya masalah. Istilahnya tak ada kawan diskusi. Jadi, mereka saksikan beberapa rekannya telah menikah, tingkat frustasinya lebih tinggi, " tuturnya.
Dikatakannya, sakit jiwa adalah masalah mental yang beresiko pada mood, pola fikir, sampai perilaku pada umumnya. Seorang dimaksud alami sakit jiwa, bila kerap stres serta membuatnya tak dapat beraktivitas keseharian dengan cara normal.
Walau sekian, kata Dapot, aspek genetik ikut punya pengaruh pada kejiwaan seorang. Terlebih anak dari seorang yang pernah alami masalah kejiwaan.
" Bila satu orangtuanya alami masalah jiwa, kecenderungan 14 % anak dapat alami masalah jiwa. Bila ke-2 orangtuanya alami masalah jiwa, sekitaran 45 % kecenderungannya, " jelasnya.
sumber : http://sumatera.metrotvnews.com/