Ustad Hanafi
hujjah bagi yg menganggap kerasukkan bukanlah keburukan
1.ibnu taimuyah tatkala disuruh menterapi orang kerasukan beliau tidak berusaha menyadarkan pasien...bahkan memanfaatkan kerasukkan pasien dg menggunakan tehnik pukulan pakai kayu 200× sampai jin itu mati
2. para masayikh ruqyah didunia mereka menceritakan kasus kasus kerasukan dalam bukunya sampai berdialog dg jin tanpa menganggap itu tercela/kurang baik.
3. Dilapangan ternyata dakwah tauhid lebih menancap dalam hati orang awwam ketika seorang roqi menghadapi pasien kerasukkan dan dg pertolongan Alloh bisa menunjukkan kelemahan syeitan dihadapan ayat alqur'an
Ustad Alfan Bainofi
4. Sebagai pembuktian bahwa perbuatan syirik, ilmu ksaktian (kebal dll? adalah bentuk penyerahan dan penghambaan diri pada syetan dan pelakunya dikuasai syetan luar dalam.
5. pembuktian bahwa amalan2 bid'ahnya bukan mendatangkan khodam malaikat, namun bangsa jin
6. Sebagai media dakwah tauhid yang sangat efektif sehingga ruqyah syar'i jadi booming (2003 lewat sinetron Astaghfirullah SCTV) dan 2014 lewat Ruqyah Trans7
Ustad Hanafi
Hujjah 2kelompok pertama(tanpa kerasukkan)
2.seseorang yg kerasukkan apalagibterlalu lama akan merusak sel otak
3. kerasukkan membuat pandangan orang terhadap ruqyah menjadi buruk
monggo ikhwah ...khususnya aakhinaa alkariim wahyu silahkan hujjahnya dikeluarkan sekaligas bantahan untuk kelompok kedua dari antum...kita tunggu
Ust Alfan Bainofi
4. Tidak ada riwayat Nabi SAW pernah meruqyah orang yang awalnya tampak sehat lalu terjadi reaksi kesurupan
Ustad Nai
Tambahan sedikit.
Pertama kita harus membedakan Rasulullah sholallahu alaiyhi wa sallam dengan diri kita. Beliau seorang nabi dan kita umatnya.
Ibaratnya, ketika beliau mengusir syaitan.. seperti presiden indonesia dan menggebrak rakyat malaysia yang melanggar aturan. Dengan kekuasaan yg Allah berikan kepadanya membuat musuh ketakutan.
Kalau kita ini. Umat biasa vs Rakyat jelata dri syaitan. Jadi ada sparing dlu.
Kemudian. Yang kedua.
Kita harus belajar dri ruqyah Nabi. Ruqyah beliau dibagi menjadi dua:
1. Pengusiran.
2. Pengobatan
- Jiwa
- Fisik.
PENGUSIRAN
- Menepuk dada sambil mengucapkan ikhruj ya aduww
- Tepuk pundak. Dan keluar muntahan mahluk melata yg kemudian berjalan dan hilang. Riwayat lain diusap dadanya.
- Meludah kemulut (anak-anak, lebih dri tiga kisah berbeda dlm hadits yg banyak)
- Mencekik. Ketika iblis mendatanginya dalam shalat.
PENGOBATAN
- Mendoakan dengan menyentuh dada
- Mendoakan dengan menyentuhkan telapak tangan disakitnya.
- Mengusap dengan air yg dibaca al Kafiirun.
- Mengusap telapak tangan untuk memberkahinya dng bacaan al Quran.
- Membaca al Quran (ayat-ayat ruqyah) dari Ubay bin Kaab rhadiyallahu anhu.
Hanya, yang perlu jadi catatan itu adalah ruqyah yang istimewa. Yg meruqyah nabi, manusia terbaik. Dan yg diruqyah sahabat, generasi terbaik yg dididik dan dibina wahyu dan Nabi sendiri. Berbeda dengan saat ini ketika kebatilan telah menguasai manusia. Termasuk para raqi.
Dalam terapi ruqyah masa kini pun demikian, ada pengobatan bagi jiwa. Atau tazkiyatunnafs, seni muhasabbah dan pengobatan fisik semisal usapan. Air ruqyah. 3 qul. Doa. Nasihat...
Juga ada pengusiran syaitan. Nah, pengusiran ini ada dua kondisi.
Kondisi kesatu adalah extradisi, memaksa syaitan dzalim keluar. Semisal jin-jin yahudi, jin-jin nasrani, atau jin musyirikin lokal yg dahulu disembah manusia.
Kondisi kedua adalah diplomasi, bisa dialog atau mendakwahi. Keduanya perlu dikuasai peruqyah agar tdk terjebak talbisul iblis.
Kondisi ruqyah lainnya, atau dengan keraksukan adalah berupa extradisi. Dengan berbagai cara, baik dengan melakukan pelemahan kpd syaitan atau penguatan pada jiwa. Atau mensinergikan dua jiwa dalam doa dan kemudian ribath dengan syaitan yg saat itu meraksuki manusia.
Kondisi ruqyah lainnya, atau dengan keraksukan adalah berupa extradisi. Dengan berbagai cara, baik dengan melakukan pelemahan kpd syaitan atau penguatan pada jiwa. Atau mensinergikan dua jiwa dalam doa dan kemudian ribath dengan syaitan yg saat itu meraksuki manusia.
Perlu menjadi catatan kemudian, diplomasi harus dilakukan oleh ahli (diplomat). Bukan para pemula yg pastinya mudah ditipu lawan diplomasi.
Sebagai tambahan kekuatan, maka kemudian peruqyah membaca al Quran sebagai suplay power dan mengundang rahmat (bantuan dari langit). Dalam kondisi lain, syaitan pun mengerahkan seluruh kemampuannya. Termasuk menelan resiko merasuki jiwa manusia. Sebagaimana semut yg terpojok ia berupaya menggigit untuk menghentikan desakan.
Maka syaitan merasuki dengan segala resiko dan konsekwensinya untuk menghentikan bacaan seorang peruqyah...
Mari lihat ayat yang mulia ini:
Dari surah Fussilat, ayat 26:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka".
Syaitan adalah mahluk kafir, jadi ia akan menghalangi siapapun yg membacakan al quran kepadanya.
Semoga menguraikan masalah 'kefahaman' kita semua. Ketika kita sibuk mengomentari karya orang lain, maknanya kita tdk punya karya. Atau kita tdk percaya diri dengan karya kita sendiri sehingga merendahkan karya orang lain. Baarokallahufiikum
Bersambung ....