Kita Hanya Dituntut Ikhtiar, Bukan Memastikan
==================
● Berobat merupakan ikhtiar atau upaya mencari kesembuhan (syifa'). Kita sering mendengar istilah istisyfa' (الاستشفاء) yg bermakna mencari kesembuhan. Ada istilah :
- الاستشفاء بالقرآن
- الاستشفاء بالعسل
- الاستشفاء بالحجامة
- الاستشفاء بالحبة السوداء
- الاستشفاء بغيرها
(Mencari kesembuhan dgn al-Quran, dgn Madu, dgn bekam, dgn habbatus sauda' dan lain-lain).
● Menggunakan kalimat _istisyfa'_ disini berarti bahwa kita sedang berupaya "mencari" (tholab) sesuatu yg kita blm tau berada dimana.
● Bisa juga istisyfa' bermakna "meminta" (tholab) kesembuhan melalui cara dan perantaraan yg tersedia disekitar kita.
● Baik dgn makna "mencari" atau "meminta", kedua-duanya tetap mengharap sesuatu yg menjadi misteri bagi setiap orang yg melakukan upaya (ikhtiar) itu.
● Yg pasti, kesembuhan itu ada di tangan Allah tapi melalui apa Allah menyembuhkan seseorang, kita tetap tidak mampu memastikan.
● Ketika di dalam al-Quran dan Hadits Nabi ada penjelasan bahwa al-Quran adalah kesembuhan (obat), di dalam madu, habbatus sauda' dan lain-lain, ada sesuatu yg mengandung obat, itu bermakna bahwa jalan-jalan utk mendapatkan kesembuhan itu banyak.
● Mungkin saja, suatu penyakit akan cocok diobati dgn sesuatu yg sesuai dgnnya atau dgn kombinasi satu obat / metode dgn yg lainnya sebagaimana sebuah ungkapan yg semakna dgn kata Nabi "Jika suatu penyakit sesuai dgn obatnya, maka dia akan sembuh".
● Nah, ketika ada orang sembuh dgn ruqyah syar'iyyah, saya tidak gegabah mengatakan bahwa pasien itu sembuh dgn ruqyah jika selain itu ada obat lain yg dia makan atau dia jalani.
● Bisa saja, sebelum di ruqyah dia ada minum madu atau obat lain, bisa juga dia pernah berbekam dan sebagainya, tapi efek kesembuhan yg ditimbulkan blm terjadi kecuali setelah beberapa hari, minggu atau bulan. Dan ternyata, sembuh nya - atas takdir Allah - setelah dilakukan ruqyah. Atau jangan-jangan dgn bersinergi dgn al-Quran, lalu kesembuhan pun datang.
● Demikian pula dgn berbekam, pijat refleksi, konsumsi herbal dan sebagainya, belum tentu itu yg menyembuhkan tapi bisa jadi juga itu yg menyembuhkan. Artinya, semua itu tetap menjadi misteri atau hal yg ghaib bagi kita.
● Oleh sebab itu, kita hanya dianjurkan berupaya bukan memastikan atau menentukan kesembuhan dgn suatu cara atau metode.
● Seringkali beberapa kasus penyakit yg bersifat medis sembuh dgn ruqyah, saya hanya mengatakan "Alhamdulillah", bukan kemudian membuat testimoni kesembuhan dgn ruqyah. Krn bagi saya, kesembuhan yg diperolehnya bisa saja karena ibadahnya, doa orang lain, ikhtiar yg lain dan sebagainya.
● Bagi saya, peruqyah perlu melakukan hal seperti itu utk menghilangkan "kesombongan diri" atau "merasa lebih" dari orang lain atau cara syar'i lainnya dlm konteks penyakit medis.
● Apalagi ketika peruqyah hari ini membuat produk herbal plus ruqyah, kadang testimoni berseliweran mengatakan bahwa produk ini telah diruqyah dan mampu menyembuhkan penyakit-penyakit berat. Kalau memang ruqyahnya yg menyembuhkan utk apa dicampur herbal. Kalau memang herbalnya atau madunya yg menyembuhkan, utk apa diruqyah?.
● Bukan tidak boleh mensinergikan ruqyah dgn herba, tapi klaim kesembuhan itu yg kurang etis menurut saya. Karena dua-duanya berpotensi menyebabkan hadirnya kesembuhan berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah. Apa yg membuat kita memastikan salah satunya?
● Mungkin ada yg mengatakan bahwa saya tidak percaya bahwa al-Quran dapat menyembuhkan penyakit medis. Bagi yg sering membaca tulisan saya, termasuk dibuku-buku saya, mereka pasti sudah memahami pendapat saya.
● Ya, saya yakin 100 % bahwa al-Quran ada obat semua penyakit, baik fisik maupun psikis atau gabungan keduanya. Syaikh Abdullah as-Sadhan mengatakan :
الاصل في التداوى بالقرآن
"Prinsip dasar dalam berobat adalah dgn al-Quran".
● Tentu itu perlu kajian, baik dari aspek Syariat dan aspek Ilmiahnya. Tapi begitulah, saya meyakini bahwa obat terbaik itu adalah al-Quran.
● Prinsip itu, bukan sekedar saya yakini tapi saya lakukan wal hamdulillah.
========
Pakanbaru, 13 Agustus 2019
Musdar Bustamam Tambusai
(Founder MATAIR Internasional)