*KAIDAH NABAWI DALAM TERAPI KECANDUAN*
By _M. Nadhif Khalyani_
Diposting untuk RLC Indonesia
مسند أحمد ٢١١٨٥: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا حَرِيزٌ حَدَّثَنَا سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ
إِنَّ فَتًى شَابًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ائْذَنْ لِي بِالزِّنَا فَأَقْبَلَ الْقَوْمُ عَلَيْهِ فَزَجَرُوهُ قَالُوا مَهْ مَهْ فَقَالَ ادْنُهْ فَدَنَا مِنْهُ قَرِيبًا قَالَ فَجَلَسَ قَالَ أَتُحِبُّهُ لِأُمِّكَ قَالَ لَا وَاللَّهِ جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاءَكَ قَالَ وَلَا النَّاسُ يُحِبُّونَهُ لِأُمَّهَاتِهِمْ قَالَ أَفَتُحِبُّهُ لِابْنَتِكَ قَالَ لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاءَكَ قَالَ وَلَا النَّاسُ يُحِبُّونَهُ لِبَنَاتِهِمْ قَالَ أَفَتُحِبُّهُ لِأُخْتِكَ قَالَ لَا وَاللَّهِ جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاءَكَ قَالَ وَلَا النَّاسُ يُحِبُّونَهُ لِأَخَوَاتِهِمْ قَالَ أَفَتُحِبُّهُ لِعَمَّتِكَ قَالَ لَا وَاللَّهِ جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاءَكَ قَالَ وَلَا النَّاسُ يُحِبُّونَهُ لِعَمَّاتِهِمْ قَالَ أَفَتُحِبُّهُ لِخَالَتِكَ قَالَ لَا وَاللَّهِ جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاءَكَ قَالَ وَلَا النَّاسُ يُحِبُّونَهُ لِخَالَاتِهِمْ قَالَ فَوَضَعَ يَدَهُ عَلَيْهِ وَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ وَحَصِّنْ فَرْجَهُ فَلَمْ يَكُنْ بَعْدُ ذَلِكَ الْفَتَى يَلْتَفِتُ إِلَى شَيْءٍ
حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ حَدَّثَنِي سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ أَنَّ أَبَا أُمَامَةَ حَدَّثَهُ أَنَّ غُلَامًا شَابًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَهُ
Musnad Ahmad 21185:
Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami Hariz telah menceritakan kepada kami Sulaim bin 'Amir dari Abu Umamah berkata:
Sesungguhnya seorang pemuda mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata:
Wahai Rasulullah! *Izinkan aku untuk berzina.*
Orang-orang mendatanginya lalu melarangnya, mereka berkata: Jangan, jangan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mendekatlah." Ia mendekat lalu duduk kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: _"Apa kau menyukainya berzina dengan ibumu?"_
pemuda itu menjawab: _Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, semoga Allah menjadikanku sebagai penebus tuan._
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: _Orang-orang juga tidak menyukainya berzina dengan ibu-ibu mereka."_
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: _"Apa kau menyukainya berzina dengan putrimu?"_
_Tidak, demi Allah wahai Rasulullah semoga Allah menjadikanku sebagai penebus Tuan._
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: _Orang-orang juga tidak menyukai berzina dengan putri-putri mereka."_
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: _"Apa kau menyukainya berzina dengan bibimu dari pihak ayah?"_
_Tidak, demi Allah wahai Rasulullah semoga Allah menjadikanku sebagai penebus Tuan._
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: _Orang-orang juga tidak menyukainya berzina dengan bibi-bibi mereka."_
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: _"Apa kau menyukainya berzina dengan bibimu dari pihak ibu?"_
_Tidak, demi Allah wahai Rasulullah semoga Allah menjadikanku sebagai penebus tuan._
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: _Orang-orang juga tidak menyukainya berzina dengan bibi-bibi mereka."_
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangan beliau pada pemuda itu dan
berdoa: *"Ya Allah! Ampunilah dosanya, bersihkan hatinya, jagalah kemaluannya."*
_*Setelah itu pemuda itu tidak pernah melirik apa pun.*_
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Mughirah telah menceritakan kepada kami Jarir telah menceritakan kepadaku Sulaim bin 'Amir bahwa Abu Umamah menceritakan padanya bahwa seorang pemuda mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ia menyebutkan hadits tersebut.
Dari hadits diatas kita dapati petunjuk mulia dari baginda Nabi tentang cara menghentikan kesenangan yang menyimpang dari fitrah.
Metode yang dicontohkan Nabi diatas sangat sederhana, bersih dari unsur unsur syubhat.
Jika kita cermati, maka hakikat _terapi menghentikan kebiasaan buruk adalah konsep taubat_ yang telah diajarkan dalam Islam.
*Hakikat taubat adalah berpindahnya seseorang dari keburukan pada kebaikan, munculnya sikap bara’, berlepas diri, hingga kebencian terhadap keburukan.*
Mari kita simak satu persatu kaidah itu :
a. Nabi mengajarkan kepahaman atas keburukan, hingga pemuda itu menyadari keburukan besar dalam zina yang dilakukan. Ini adalah step awal dalam taubat. Munculnya kesadaran dan pemahaman yang baik, adanya argumen yang tepat mengapa harus berhenti dari keburukan.
Terapi Menghentikan keburukan bukan lah untuk membuat orang tidak bisa melakukan keburukan itu (menyentuhnya langsung muntah, mengulanginya langsung sakit dll), akan tetapi terapi menghentikan keburukan adalah untuk menyadarkan bahwa keburukan memang harus ditinggalkan, dengan pemahaman, dan penyesalan yang mendalam. Karena demikianlah sifat sifat taubat yang diajarkan dalam Islam.
Sama halnya seperti, Mengapa kita harus meninggalkan khamr, mengapa harus meninggalkan riba, zina atau meninggalkan kesyirikan.
_Anda meninggalkan riba karena *Anda paham apa itu riba*, bukan karena tiba tiba Anda sakit saat pergi ke rentenir._
b. Doa ampunan
Doa ampunan *tidak sama dengan sugesti atau hipnosis.*
_Karena tidak ada sugesti yang bisa "mengundang" ampunan dan kesucian jiwa_.
Kepada siapakah kita meminta Ampunan dan kesucian jiwa? Hanya kepada Alloh.
_Apakah ada yang mampu memberikan Ampunan dan kesucian jiwa? Tentu tidak ada, Kecuali Alloh._
Sehingga ini kalimat Nabi saat mendoakan ampunan dan kesucian jiwa adalah doa sbgmana doa lainnya.
Hipnosis dan doa adalah dua hal yang tidak sama.
Mengapa doa Nabi tersebut tidak bisa disebut sebagai hipnosis?? Karena doa tersebut murni doa biasa, bisa dilakukan dimana saja *meski tidak dihadapan klien*.
Jadi kita bisa mendoakan suami berhenti merokok? Bisa. _Karena ini murni tentang doa, bukan sugesti._
c. Doa kesucian jiwa.
Penjelasan ini mirip dengan doa ampunan diatas.
Jiwa yang suci hanya akan menyambut kebaikan, jiwa yang terkotori keburukan akan menyambut dan menyukai keburukan.
Oleh sebab itu pemuda ini didoakan semoga Alloh sucikan jiwanya. Jika jiwanya suci maka dia akan membenci keburukan.
Dari kaidah ini, kita paham bahwa taubat adalah taufiq Alloh pada hamba, _yang bekerja dalam taubat adalah kesucian jiwa, kejernihan hati, bukan akal dan alam bawah sadar._
Kaidah ini pula mengajarkan kepada kita bahwa terapi menghentikan keburukan adalah jenjang imaniah.
d. Mendoakan organnya
Kita dapati doa ini selaras dengan sabda nabi yang lainnya, misalnya nabi menjamin syurga bagi siapa yang bisa menjaga kemaluan dan lisannya.
Sehingga menjaga kemaluan perlu doa.
Doalah yang “menjaga dan memagari” kemaluan agar tidak jatuh pada keburukan zina.
Di doa doa lain, kita dapati Nabi mengajarkan doa penjagaan untuk organ tubuh kita
Beliau bersabda: "Bacalah: ALLAHUMMA INNII A'UDZU BIKA MIN SYARRI SAM'I WA BASHORI WA QOLBI WA MANIYYI (Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari kejelekan pendengaranku, penglihatanku dan hatiku serta angan-anganku), Musnad Imam Ahmad 14.992
d. Hasil Akhir adalah *munculnya bara’, kebencian, terhadap keburukan.*
_Setelah itu pemuda itu tidak pernah melirik apa pun._
Kaidah ini sangat penting untuk dicermati.
Ujung akhir dari terapi Nabawi ini adalah hati yang membenci keburukan. Karena terapi menghentikan keburukan adalah bentuk dari taubat.
Akhir dari terapi menghentikan keburukan _bukan berubahnya rasa keburukan itu_.
Tetapi munculnya rasa kebencian dalam hati terhadap keburukan. Meskipun rasa secara dhahirnya tidak berubah sama sekali.
_Anda menghentikan zina karena Anda membenci apa yang dibenci Alloh dan Rasul NYA._
_Anda menghentikan zina bukan rasanya zina tidak sama dengan jima’ dengan istri yang halal._
_Taubat tidak lah mengubah rasa zina, tetapi mengubah hati Anda, menumbuhkan rasa takut kepada Alloh, mencintai apa yang dicintaiNYA dan membenci apa yang dibenciNYA._
_Taubat itu penyesalan, jangan menyentuhnya atau mencobanya, jangan meliriknya lagi setelah taubat dilakukan._
Menghentikan keburukan dan sia sia adalah tanda kebaikan keIslaman seseorang. Alloh menjelaskan dalam surah al Mu’minun ayat 3, tanda orang beriman salah satunya adalah meninggalkan hal yang tidak berguna.
Jiwa yang suci akan membenci hal yang tidak berguna dan dosa.
Dengan demikian, sesungguhnya terapi menghentikan keburukan yang diajarkan nabi realisasi dari keimanan.
Pemuda itu menghentikan zina karena panggilan keimanan.
Terapi menghentikan keburukan adalah sinergi antara taubat dan doa.
Taubat dan doa adalah soal hubungan hamba dan Alloh. Bukan tentang kerja akal, atau alam bawah sadar.
Maka bingkailah terapi menghentikan keburukan itu dengan nilai nilai Qur’ani dan Nabawi, karena Didalamnya ada kebaikan, keberkahan, kemuliaan iman.
Wallohua'lam
Baarakallohu fiikum