Orang Yang Sudah Mati Bisa Mendoakan Untuk Orang Yang Hidup?
Berdoa kepada Allah dengan perantara orang yang masih hidup atau sudah wafat sama-sama boleh. Mereka -yang hidup atau mati- tidak dapat mengabulkan doa. Hanya Allah yang mengabulkan doa. Mereka hanya sekedar mendoakan.
Heh orang yang mati masih bisa mendoakan untuk orang yang hidup? Berikut hadis-hadisnya:
1. Hadis Musnad Ahmad
عن أنس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن أعمالكم تعرض على أقاربكم وعشايركم من الأموات فإن كان خيرا استبشروا وإن كان غير ذلك قالوا اللهم لا تمتهم حتى تهديهم كما هديتنا. رواه أحمد
Dari Anas bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh amal kalian disampaikan kepada kerabat dan kawan yang telah MATI. Jika amal baik, maka mereka bahagia. Jika tidak baik, maka mereka berdoa: “Ya Allah jangan matikan mereka sebelum Engkau beri hidayah kepada mereka seperti Engkau memberi hidayah kepada kami” (HR Ahmad).
Bukankah itu hadis daif karena ada perawi yang tidak disebutkan? Sebentar, ini ada lagi hadis yang menguatkan:
2. Hadis Thabrani
وإن أعمالكم تعرض على أقاربكم وعشائركم فإن كان خيراً فرحوا واستبشروا وقالوا اللهم هذا اللهم ألهمه عملا صالحا ترضى به عنه وتقربه إليك. رواه الطبراني
Hadis: “Sungguh amal kalian disampaikan pada keluarga dan kawan. Jika amal baik, maka mereka bahagia. Kata mereka: “Ya Allah beri ilham pada-nya amal saleh yang Engkau ridlai” (HR Thabrani)
Bukankah di dalamnya ada perawi bernama Maslamah bin Ali, dia adalah dlaif!!! Kenceng banget. Be calm. Ini masih ada hadis berikutnya:
3. Hadis Ibnu Mubarak
فيعرض عليهم أعمالهم ، فإذا رأوا حسنا فرحوا و استبشروا ، و قالوا : هذه نعمتك على عبدك فأتمها ، و إن رأوا سوءا قالوا : اللهم راجع بعبدك " . أخرجه عبد الله بن المبارك في " الزهد "
Hadis: “Lalu amal mereka diberi tahukan (kepada ahli kubur). Jika dilihat amal baik, maka mereka bahagia dan berkata: "Ini adalah nikmat Mu untuk hambaMu, maka sempurnakanlah". Jika amal buruk mereka berkata: “Ya Allah kembalikan hamba Mu” (HR Ibnu al-Mubarak dalam Az-Zuhd)
Hhhmmm itu gimana status hadisnya?
Syekh Albani Menilai Sahih
Saya tidak berpedoman pada Syekh Albani kecuali untuk membungkam para pentaklidnya saja. Berikut penjelasannya:
و بالجملة فالحديث صحيح كما قال السيوطي بهذه الشواهد و الله أعلم (السلسلة الصحيحة ج 6 / ص 127)
Syekh Al-Albani: “Secara keseluru-han hadis ini adalah sahih dengan berbagai hadis penguatnya seperti dikatakan oleh As-Suyuthi” (Silsilah Shahihah 6/127)
Sahabat Bertawassul Di Makam Nabi
وَرَوَى اِبْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ مِنْ رِوَايَةِ أَبِيْ صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ مَالِك الدَّارِيِّ - وَكَانَ خَازِنَ عُمَرَ - قَالَ أَصَابَ النَّاسَ قَحْطٌ فِيْ زَمَنِ عُمَرَ فَجَاءَ رَجُلٌ إِلَى قَبْرِ النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِسْتَسْقِ لِأُمَّتِكَ فَإِنَّهُمْ قَدْ هَلَكُوْا فَأَتَى الرَّجُلَ فِيْ الْمَنَامِ فَقِيْلَ لَهُ اِئْتِ عُمَرَ ... الْحَدِيْثَ.
Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan hadis dengan sanad yang sahih dari Abi Shaleh Samman, dari Malik al-Dari (Bendahara Umar), ia berkata: Telah terjadi musim kemarau di masa Umar, kemudia ada seorang laki-laki (Bilal bin Haris al-Muzani) ke makam Rasulullah Saw, ia berkata: "Ya Rasullah, mintakanlah hujan untuk umatmu, sebab mereka akan binasa."
وَقَدْ رَوَى سَيْفٌ فِي الْفُتُوْحِ أَنَّ الَّذِيْ رَأَى الْمَنَامَ الْمَذْكُورَ هُوَ بِلَالُ بْنُ الْحَارِثِ الْمُزَنِيُّ أَحَدُ الصَّحَابَةِ (ابن حجر فتح الباري 3/331 وابن عساكر تاريخ دمشق 56/380)
Kemudian Rasulullah datang kepada lelaki tadi dalam mimpinya, beliau berkata: Datangilah Umar…. Saif meriwayatkan dalam kitab al-Futuh lelaki tersebut adalah Bilal bin Haris al-Muzani salah satu Sahabat Rasulullah”. (Ibnu Hajar, Fathul Bari, III/441, dan Ibnu 'Asakir, Tarikh Dimasyqi, 56/489)
Dalam riwayat tersebut tidak minta hujan kepada Nabi, tetapi agar dimintakan hujan, tentu agar meminta kepada Allah.