Yoga berasal dari suku kata yuj, dalam bahasa Sansekerta berarti "menghubungkan" atau "mempersatukan".
Secara
bahasa yoga bermakna menyatu, manunggal dengan kesadaran Tuhan atau
kenyataan diri sendiri. Dengan kata lain yoga merupakan salah satu
ritual yang mengantarkan seseorang pada kemanunggalan dirinya dengan
sang pencipta. Pada terminologi Yoga, meditasi disebut dengan Dhyana
yang artinya adalah aliran pikiran. Meditasi dalam Yoga berdasarkan
pada pengetahuan Tantra (yang selanjutnya dikenal sebagai Astaunga
Yoga). Tantra berarti kebebasan dari kegelapan dengan cara penyatuan dengan Yang Maha Tinggi/Tuhan.
Perlu
diketahui bahwa keberadaan yoga yang banyak dilakukan oleh masyarakat
dan perkumpulan yoga hari ini sebenarnya bukan yoga yang murni olah
tubuh. Melainkan mereka (para praktisi yoga) banyak mencampur adukkan
gerakan yoga dari tahapan meditasi diam hingga meditasi gerak (Yoga
memang tak ubahnya dengan meditasi. Secara umum, senam yoga adalah
meditasi dalam gerak sebab dalam melakukan gerakan yoga juga pikiran
kita dilatih untuk tenang dan khusyuk) dengan selalu mengiringinya
dengan bacaan-bacaan khusus disertai dengan menghadirkan hati dan
kekhusyu’an. memusatkan pikiran dan konsentrasi, atau melihat pada objek
gambar tertentu. Setelah mereka melakukannya, biasanya mereka merasakan
sensasi yang berbeda. Terutama bagi praktisi yoga yang ingin
mendapatkan suatu kesaktian tertentu, ada yang mengklaim bahwa mereka
didatangi oleh mahkluk astral (Dewa-dewi) yang sesungguhnya itu adalah
setan. Atau merasa kundalininya telah bangkit yang sesungguhnya adalah
syetan yang berjalan di sepanjang tulang punggungnya dengan menstimulir
syaraf tubuhnya hingga merasa seolah-olah ada yang menjalar panas,
dingin, getaran halus dan berbagai macam sensasi lainnya.
Dari
sini jelas sekali bahwa yoga ini merupakan ibadah orang-orang
Hindu.Terkhusus untuk para devotes sai baba, yoga merupakan menu wajib
baginya. Dan sebagaian besar perkumpulan Sai Organisation berlindung di
balik perkumpulan-perkumpulan ini. Salah satu gelar dan julukan sai baba
sendiri adalah Maha Master Yogi (raja diraja Yoga). Meditasi yoga
mengajarkan bahwa seseorang akan sampai pada puncak kesadaran ini yang
tertinggi, atau berada pada maqam manunggaling kawula gusti
karena kesempurnaan gerakan yoga yang dilakukannya, maka sai baba
dianggap salah satu master yoga yang telah mencapai maqam itu. Kehebatan
ilmu yoga Sai Baba diklaim telah mengantarkan dirinya pada derajad
seorang avatar (menjelmanya tuhan dalam dirinya). Saibaba sendiri selalu
mengingatkan pada devotesnya bahwa tuhan berada dalam diri setiap
orang. Bahkan, Sai Baba menyebutkan bahwa setiap manusia adalah tuhan.
Inilah buah dari pengamalan yoga yang dipraktekkan oleh para pengikut
Sai Baba.
Ajaran meditasi yoga yang mengajarkan pencapaian puncak spiritual tertinggi ini sangat rawan tersusupi ideologi wihdatul wujud,
sebuah ideologi yang sudah divonis kafir oleh jumhur ulama. Dengan
demikian, tingkat bahaya ajaran ini bukan semata gerakan-gerakan bid’ah,
melainkan juga bisa menjerumuskan seseorang dalam kemusryikan yang
mengeluarkan seseorang dari millah.
KESESATAN MANTRA YOGA
Penggunaan
mantra yoga ini banyak dilakukan oleh berbagai "rumah/padepokan yoga".
Pengistilahan penyebutan mantra syirik dikalangan para praktisi yoga
kadang disamarkan dengan istilah chanting. Chanting adalah menyebutkan kalimat yang diulang seperti om yoga om, adalah untuk meditasi memusatkan konsentrasi dengan membuang pikiran yang ada di luar sebelum berlatih Yoga.
Mantra om yoga om yang sering dilafalkan sebelum latihan yoga adalah sebuah mantra syirik. Dimana kita ketahui penyebutan suku kata om sering dilakukan pemeluk agama hindu atau budha. Maka jika kita menyebutkan om yoga om maka tanpa sadar kita akan terjerumus pada kesyirikan. Sama seperti penyebutan simbol-simbol Reiki seperti simbol Raku (bentuk petir) yang mempunyai fungsi mengusir kekuatan jahat. Namun simbol Raku ini sebetulnya adalah lambang kekuatan Dewa Petir Tibet yang bernama Vajrapani atau dalam bahasa Tibet disebut Dorju Raiten
(kekuatan langit yang terang benderang). Simbol ini dianggap lambang
kekuatan tertinggi di bumi yang bisa dikuasai manusia dan hanya dapat
digunakan secara sempurna oleh seorang Dewa.
Hakikatnya jika kita memanggil simbol Raku
dan memanggil namanya sesungguhnya kita memanggil kekuatan Dewa Petir
Tibet dengan kata lain kita disadari atau tidak disadari akan berbuat
syirik pada Allah karena memanggil dan meminta kekuatan Dewa-Dewanya
masyarakat Tibet. Begitu pula halnya jika menyebut om yoga om. Kalimat tersebut adalah bahasa weda yang berarti sebutan bagi Tuhan / Dewa-dewanya agama Hindu.
Maha Suci Allah dari yang orang-orang kafir sifatkan. Tiada dewa atau tuhan selain Allah.
Firman Allah Ta’ala:
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلاَّ اللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Sekiranya
ada di langit dan bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu
telah rusak binasa.Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada
apa yang mereka sifatkan.”(QS.Anbiyaa’(21):22)
KESESATAN RITUAL DAN SPIRITUALITAS YOGA
Dalam
prakteknya, yoga mirip dengan kegiatan olah raga/ olah tubuh dengan
tujuan tertentu. Nama asli olah tubuh ini sendiri berasal dari bahasa
sansekerta yaitu sastanga suriyanama sakar yang artinya sujud kepada matahari dengan
menggunakan anggota tubuh yang delapan. Dengan demkian, yoga bukanlah
olahraga murni yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran
tubuh maupun ketenangan batin, sebagaimana klaim para praktisinya.
Secara esensi yoga lebih dekat pada salah satu bentuk ritual setan atau
praktik ibadah yang ditujukan oleh pengikutnya kepada dewa matahari.
Bentuk ritual ini merupakan praktik yang sudah berlangsung selama ribuan
tahun yang lalu di India.
Gerakan yoga secara khususnya
bertumpu pada sepuluh gerakan. Salah satu bentuk gerakannya adalah
gerakan menelungkup di atas tanah dengan keadaan memanjang hingga ke
delapan anggota tubuh menyentuh tanah (dua tangan, hidung, dada, dua
lutut, dan jari-jemari dua telapak kaki). Gerakan ini serupa dengan
bentuk gerakan sujud kepada matahari dengan menggunakan anggota tubuh
yang delapan.
Jika kita amati, maka gerakan-gerakan yoga
ini menyerupai gerakan para dewa yang disembah oleh orang-orang India
(di dalam buku senam yoga untuk ibu hamil terdapat gerakan-gerakan
seperti ini dimana gerakan-gerakan ini dijelaskan merupakan gerakan
seperti gerakan dewa, jelaslah disini bahwa senam yoga memang merujuk
gaya dan gerakan para dewa yang disembah oleh kaum pagan).
Dalam
Yoga, menggunakan doa-doa disebut mantra yoga dan gerakan-gerakan
disebut hatha yoga. Dalam melakukan gerakan ini, mereka mengiringinya
dengan lafadz-lafadz dan bacaaan tertentu yang beraroma mantra. Mereka
melakukannya dengan irama teratur. Sebagian dari bait-bait mantra ini
mengandung nama-nama matahari yang berjumlah 12. Dalam mengucapkan
mantra-mantra (mereka menyebutnya afirmasi) terkadang mereka
menambahinya dengan lafadz aum haraam, aum hariim, aum haruum, yang memiliki makna dalam bahasa Indonesia "Ya, Dewa atau Wahai Dewa".
Waktu-waktu
yang digunakan untuk melakukan kegiatan yoga ini adalah ketika terbit
matahari dan terbenamnya. Kedua waktu tersebut merupakan kondisi dimana
matahari berada di antara dua tanduk setan. Hendaknya seorang muslim
menghindari waktu-waktu yang menjadi kebiasaan para praktisi yoga saat
melakukan ritualnya. Bahkan untuk ibadah sholat sekalipun, Rasulullah
melarang seseorang melakukan pada waktu-waktu tersebut.
Hal
lain yang perlu diketahui adalah bahwa di saat seseorang melakukan
gerakan-gerakan dewa ini, maka dengan mudah setan akan masuk ke dalam
tubuhnya. Setan akan dengan cepat masuk ke dalam aliram darahnya ketika
ia melakukan gerakan-gerakan ini. Salah seorang praktisi yoga
yang diruqyah menceritakan bahwa di dalam dirinya terdapat pulihan ribu
jin. Ketika ditanyakan kepada ustadz yang meruqyah dirinya, jin-jin
tersebut masuk ke dalam tubuh saat melakukan gerakan-gerakan ritual itu.
PAHAM REINKARNASI DALAM YOGA
REINKARNASI yaitu ruh/nyawa pindah dari badannya setelah mati ke badan yang lain.Menurut Ensiklopedi Indonesia, Reinkarnasi
adalah ajaran Timur Kuno tentang kelahiran kembali. Ajaran ini
berpatokan kepada paham, manusia memiliki hubungan keluarga dengan hewan
dan tumbuh-tumbuhan. Manusia tunduk kepada rantai eksistensi yang
disebut samsara. Tenaga pendorong cakra kelahiran kembali
adalah hukum Karma, hukum akibat dari perbuatan. Akibat itulah yang
menyebabkan manusia lahir kembali dalam ujud mahluk yang lebih tinggi
atau lebih rendah martabatnya.
Dalam hal hubungan ajaran
reinkarnasi dalam yoga yang bertentangan dengan ajaran islam, ada para
praktisi yoga muslim yang kini mempercayai keyakinan reinkarnasi. Dalam
yoga diajarkan untuk membangkitkan kundalini dan membuka chakra-chakra
untuk terlepas dari lingkaran reinkarnasi. Dengan bangkitnya kundalini
maka seseorang bisa membakar karma negatifnya dari masa kelahirannya
yang berulangkali hingga pada saat dia lahir saat ini hingga akan
membuat dirinya terlepas dari samsara.
Betulkah
ada kebenaran paham reinkarnasi yang diajarkan oleh filsafat yoga? Mari
kita bahas mengenai sesatnya kepercayaan reinkarnasi yang dibawa ajaran
yoga. Yang telah difatwakan sesat oleh para ulama.
Reinkarnasi, faham kafir
1. Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, Al-Mubarokafuri Abul’ala w 1353H, 10 juz, Darul Kutub Ilmiyyah, Beirut, tt., juz 5, h 222 menegaskan:
Ketahuilah,
tanasukh/reinkarnasi adalah kembalinya roh-roh ke badan-badan di dunia
ini tidak di akherat karena mereka mengingkari akherat, surga dan
neraka, maka karena itu mereka kafir. Titik. Aku (Al-Mubarokafuri, penulis Tuhfatul Ahwadzi, Syarah Kitab Hadits Jami’
at-Tirmidzi) katakan atas batilnya tanasukh/reinkarnasi itu ada
dalil-dali yang banyak lagi jelas di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Di
antaranya:
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga
apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya
Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada dinding
sampai hari mereka dibangkitkan (QS AL-Mukmin: 99-100).
2. Dalam Kitab al-Muhalla, Ibnu Hazm mengemukakan hadits dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah saw bersabda:
“Apabila seseorang meninggal maka dibentangkan atasnya tempat duduknya
pagi dan sore. Apabila ia termasuk ahli surga maka surga lah (yang
dibentangkan padanya) dan apabila ia termasuk ahli neraka maka neraka
lah (yang dibentangkan padanya). Kemudian dikatakan padanya, ini tempat
dudukmu yang kamu dibangkitkan kepadanya pada hari qiyamat. "
Maka
dalam hadits ini bahwa ruh-ruh itu merasakan mengetahui dipilih-pilih
setelah berpisahnya dari jasad. Adapun orang yang mengira bahwa ruh-ruh
itu berpindah ke jasad yang lain maka persangkaan itu adalah perkataan
orang-orang yang berfaham reinkarnasi/ tanasukh, dan itu adalah
kekafiran menurut seluruh umat Islam.
KESIMPULAN
Dari penjabaran diatas maka saran kami, TINGGALKANLAH YOGA!! WASPADALAH!!!
Jika kita meyakini RITUAL YOGA dapat meningkatkan spiritualitas
dibanding dengan ibadah-ibadah yang telah dituntunkan Rasulullah maka
lenyaplah amalan-amalan yang telah ia kerjakan dan setanlah yang menjadi
temannya.
Firman Allah Ta’ala:
ذَلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Itulah
petunjuk Allah, yang dengan-Nya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah
mereka kerjakan.”(Al-An’am;88).
Allah SWT juga berfirman:
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
”Barangsiapa
yang berpaling dari ketentuan Allah (Al-Qur’an dan As-Sunnah),Kami
adakan baginya setan (yang menyesatkan),maka setan itulah yang menjadi
teman yang selalu mengikutinya.”(Az-Zukhruf:36)
Tidak
ada gunanya lagi kita shalat, dzikir jika dalam hati kita telah ada
kerusakan akidah Tauhid, semua amalan kita tidak akan diterima Allah
SWT!
Yoga sesungguhnya berada dalam konteks Hinduisme
oleh karena itu bersifat sangat sinkretistik. Ia menyamakan agama yang
satu dengan yang lain. Hingga dikatakan yoga dapat diikuti oleh berbagai
macam agama. Ajaran mereka menganut spiritual perenial yang
mengedepankan “kebaikan” universal. Hingg tanpa sadar banyak para
praktisi yoga muslim yang akhirnya tersesat hingga hilang dalam dirinya ghiroh
keislaman. Padahal Allah telah menyatakan Agama yang diridoi adalah
Islam jelas menunjukkan bahwa agama atau kepercayaan lain selain Islam
tidak diridoi dan merupakan kesesatan.
Allah Ta’ala juga berfirman :
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلأَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Barang
siapa yang mencari selain Islam sebagai din (agama) maka sama sekali
tidak diterima daripadanya dan dia di akhirat kelak termasuk daripada
kalangan golongan yang rugi" (Surah Ali `Imran : 85)".
Jika
ada para praktisi Yoga, menganggap bahwa ilmu Yoga sebagai salah satu
metode dalam mendekatkan diri pada Allah hingga ibadah-ibadah syar’iah
kita banyak tergantikan dengan “peribadatan” ala yoga. Maka sia-sialah
yang dia lakukan.
Tidakkah ia membaca firman Allah Ta’ala.
الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
”
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An'am: 82).
Al-Imam Ibn Kathir dalam Tafsir al-Quran al-`Azim, menafsir ayat dalam Surah Ali `Imran di atas menyatakan: "Barangsiapa yang melalui suatu cara yang lain dari apa yang di syari’atkan Allah maka sama sekali amalnya tidak diterima".
Bahkan
kita tanpa sadar dipaksa untuk meyakini kebenaran doktrin konsep
ketuhanan selain Islam yang menggugat ke-Esaan Allah. Dengan tanpa sadar
meyakini adanya para dewa yang berada dalam setiap gerakan Yoga,
ataupun pada saat kita meditasi chakra dengan meyakini ada dewa penjaga
chakra.
Ingatlah firman Allah Ta’ala:
شَهِدَ اللهُ
أَنَّهُ َلآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ
قَائِمًا بِالْقِسْطِ َلآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah
menyatakan tiada Tuhan selain Ia, Demikian pula para malaikat dan
orang-orang yang berilmu, menyatakan demikian. Tiada Tuhan selain Ia
Yang Mahaperkasa lagi Maha bijaksana”.(Ali Imran:18).
Bahkan
lebih dari itu jika kita sudah berbuat syirik. Allah telah berfirman
bagi siapa saja yang mempersekutukan-Nya dan menganggap adanya Ilah lain
selain Allah maka Allah tidak akan mengampuninya.
Firman Allah Ta’ala:
إِنََّ
اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ
لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ ضَلََّ ضَلَلا بَعِيدًا
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, Dan Dia mengampuni dosa yang lain dari syirik itu bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan
Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. “(An-Nisaa' : 116).
Saya
sangat mengharap ada dari kaum muslim yang masih mempunyai keimanan dan
keikhlasan (untuk membela agamanya dari anasir-anasir jahad) yang mau
menyebarluaskan artikel ini, semoga amal ibadah ikhwan dan akhwat
sekalian dicatat amal kebaikan oleh Allah Ta'ala dan akan menjadi
tabungan pahala kita di hari akhirat kelak. Amin......