Bismillah, segala puji hanya bagi Allah, solawat serta
salam bagi kekasih alam, baginda Nabi Muhammad
SAW, beserta sahabat, kerabat, dan umat yang
berpegang teguh pada sunnah.
Alhamdulillah, Allah masih memperkenankan jemari ini
untuk menggoreskan pena sehingga menghasilkan
sebuah tulisan atas pengalaman.
Mitos kembar dengan buaya nampaknya sudah
menjadi budaya bagi sebagian kalangan masyarakat
Bugis-Makassar..
Sebagai seorang Muslim yang beriman dan berpikir
tentu tidak seharusnya kita percaya akan adanya
mitos tentang manusia kembar buaya ini. Bagaimana
mungkin seorang manusia melahirkan bayi kembar
manusia dan buaya? Ketika berfikir secara logika
tentunya tidak mungkin, gen yang dibawa oleh
manusia dan buaya saja sudah berbeda. Namun bagi
sebagian masyarakat Bugis-Makassar yang masih
mempercayai akan adanya hal tersebut, diyakini dapat
memberikan mereka peruntungan jika memelihara dan
memperlakukannya persis dengan kembaran
manusianya.
Saya kerap kali menemukan akhwat yang diyakini
memiliki kembar buaya ini, ada yang karena sakit usus
buntu, migran, maag akut, sering pingsan, dan karena
sering kesurupan. Tidak sengaja terbongkar kedoknya
saat ada mahasiswi yang pingsan, saya bacakan
Alfatihah ia langsung berteriak kesakitan.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, orang yang
kembar dengan buaya ini biasanya turun-temurun dari
generasi kegenerasi pada suku Bugis dan Makassar,
yang tradisi dan ritul-ritualnya tak bisa terelakkan,
hingga generasi penerusnya.
Dan jika sengaja mengabaikan maka akan mengalami
semacam kejadian–kejadian aneh yang tidak bisa diterima
dengan akal sehat manusia. Untuk menelusuri asal
muasalnya kepercayaan ini tentu susah mencari
sumbernya karena sudah melewati banyak generasi.
Biasanya, orangtua yang anaknya memiliki kembaran
buaya ini memiliki kemampuan dapat menyembuhkan
sakit, bisa meramal, mampu melihat makhluk halus,
pada tahapan tertentu ia bisa menjadi dukun.
Cara mengobatinya pun beragam, ada dengan
meludahi tempat yg sakit, cukup meniupnya, menjilat.
Kemudian bisa mengetahui kejadian masa lampau
namun dalam keadaan kesurupan sehingga yang
menyampaikan adalah jin yang ada di tubuhnya, dan
ada pula yang dibisiki oleh jin.
Sementara mendengar bisikan, sang dukun berpura-pura
membaca Alquran.
Namun yang sangat disayangkan, mereka tidak
menyadari bahwa anaknya telah menjadi tumbal atau
korban atas praktek yang ia lakukan. Pasalnya jin
seolah membuat ia merasa seolah dapat memberikan
manfaat pada orang lain, padahal tidak ada jin yang
memberikan bantuan tanpa imbalan, jika tdk ingin
disebut tumbal.
DI sisi lain, jin juga kerap berpura-
pura mengingatkannya agar menjaga ibadah, ada yg
mengaku sering dibangunkan untuk solat tahajud,
mendapat penjagaan, dan mengetahui ketika ada
orang yg mau menjahati atau menyantet dia. Padahal
semua adalah tipu daya jin. Allah sudah mengingatkan
tentang tipu daya jin ini dalam FirmanNya.
Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di
antara manusia meminta perlindungan kepada
beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu
menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS.
72:6)
Malaikat-malaikat itu menjawab:”Maha Suci Engkau.
Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan
mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka
beriman kepada jin itu”. (QS. 34:41)
Benar saja. Kebanyakan dari anak mereka, yang
memiliki kemampuan tersebut akhirnya juga
mengalami hal serupa, kembar dengan buaya, mulailah
ia sering kesurupan bertingkah seperti buaya yang
diyakini bahwa itu adalah kembarannya.
Jika ia kesurupan, pasti meminta makan. Cara memberi
makannya pun macam-macam, ada yang dilarutkan
ke sungai, ada yang harus dibuatkan ranjang, dibelikan
baju dan topi, dibacakan ayat Alquran, dll.
Tidak cukup sampai disitu, sang anak juga mengalami
sakit, usus buntu, maag akut, tives, dan biasanya
selalu mengalami kesurupan. Saya pernah meruqyah
seorang mahasiswi kesurupan masal di kampus, salah
satunya mahasiswi kembar dgn buaya. saat meruqyah
tiba2 sang ibu datang dan merangkul anaknya dengan
jin nya yg sudah payah. “Mama tolong aku, mereka
jahat...” ujar jin berbicara melalui lisan anaknya”
“Ibu anak ibu sedang kesurupan”
“Ini anak saya, ini kembarannya, dia kembar dengan
buaya”
Saya kaget dan menegaskan bahwa tdk ada manusia
kembar dgn buaya. namun sang ibu malah
membantak saya.
“Saya ini ibunya, saya yg melahirkannya, saya lebih
tahu”
“Ibu, mana ada manusia kembar dgn buaya, ini setan
dalam jasadnya, tidak ada, dusta itu semua, buktinya
saya bacakan Alquran dia kepanasan, inikah anak
ibu?”
Ibu diam, sementara sang ayah hanya diam seribu
bahasa saat istrinya saya bentak balik. (Padahal takut
juga kalau si suami tersinggung, eh ternyata suaminya
takut sama istri)
Alhamdulillah malam itu, ibu tersebut sadar dan
meminta saya meruqyah anaknya kembali hingga
tuntas. Namun tdk tuntas, dan tidak akan pernah
tuntas, selama sang ibu tdk mau membuang ilmu-
ilmunya atau memutus hubungan dengan jin. selain itu
sang anak juga tdk istiqomah dengan ibadahnya. Ibu
tersebut memiliki 2 anak perempuan, dan keduanya
mengalami hal serupa, sering kesurupan, usus buntu
dan telah dioprasi. Sementara sang kakak, sudah tidak
pernah kesurupan setelah ia menikah. Namun bukan
berarti jin sudah tidak ada lagi ditubuhya.
Seperti yang dialami oleh istri seorang teman, tidak
pernah kesurupan lagi setelah menikah. Tapi gangguan
lain yg ia alami adalah emosi susah terkendali, kram
tubuh bagian kiri, terutama kaki, dan jauh dari ibadah.
Alhamdulillah kami dipertemukan, saat sang suami
mengikuti pelatihan ruqyah yang saya adakan (insya
Allah, kisahnya akan saya tulis secara khusus).
Menurut informasi yang berhasil saya himpun, jika
orang yang punya keturunan kembar buaya ini
menikah, dia harus melakukan “bebuang” semacam
sesaji yang berbentuk kapal dari daun pisang yang
berisi telur, lilin, kacang-kacangan dan di hayutkan
dilaut dengan bantuan orang pintar (sandro). Disertai
ikatan benang kuning di tangannya sewaktu
bersanding atau mengucapkan akad nikah. Jika ritual
ini tidak di laksanakan oleh orang yang bersangkutan,
maka akan terjadi kejadian aneh-aneh semasa pesta
perkawinannya.
Pada akhirnya saya tegaskan semua adalah tipu daya
setan. Semoga bisa menambah khazanah
pengetahuan, terutama bagi diri saya pribadi yg
berupaya mengikat ilmu dengan tulisan.
Adapun kebenaran dan yg baik semua datang dari
Allah, sementara kesalahan dan yg buruk dari saya
pribadi, mohon dimaafkan.
Wallau ‘alam.