Tehnik jari tauhid adalah dengan menunjuk pasien tanpa menyentuh pasien, tehnik ini sudah dibuktikan
efektifitasnya dan khasiatnya dalam terapi ruqyah, beragam jin teler dan takluk ketika menunjuk jin yang lagi
mengganggu pasien sembari membaca ayat-ayat ruqyah. Selain itu beragam penyakit sembuh dengan izin Allah dengan menunjuk lokasi sakit dengan jari telunjuk (terutama pasien akhwat yang lokasi sakitnya ditempat yang tidak mungkin disentuh).
Pada hakikatnya dalam islam isyaroh (isyarat) dengan menggunakan tangan banyak dilakukan, seperti dalam
haji/umrah Setiap berada di rukun Hajar Aswad, dianjurkan memberi Isyarah dengan mengangkat tangan
sambil membaca :
๏บู๏บดู๏ปขู ๏บ๏ป๏ป ๏ปชู ๏บ๏ป๏ป ๏ปช ๏บู๏ปู๏บู๏บฎู
Bismillahi Allahu Akbar
Dengan Menyebut Nama Allah, Allah Maha Besar
Setiap sampai di rukun Yamani, dianjurkan memberi isyarah dengan mengangkat tangan sambil membaca :
๏บู๏บดู๏ปขู ๏บ๏ป๏ป ๏ปชู ๏บ๏ป๏ป ๏ปช ๏บู๏ปู๏บู๏บฎู
Bismillahi Allahu Akbar.
Dalam sholat menggerakkan jari telunjuk ketika tasyahut awal dan akhir adalah sebagai isyarah menyiksa jin.
Dari Nafiโ ia berkata โAdalah Abdullah bin Umar apabila duduk dalam shalat meletakkan kedua tangannya sebelum lututnya dan berisyarat ( menggerak-gerakkan) dengan jari (telunjuknya) dan diiringi dengan penglihatannya (kejari tersebut)โ kemudian berkata, bahwa Rasulullah
bersabda โJari telunjuk (yang digerak-gerakkan ketika shalat) ini benar-benar lebih keras (menyiksa) bagi
syetan dari pada besi.โ (Hadits Hasan, Shifatus-shalah, hal.140, al-fathur rabbani IV:15 no.7210)
Kita memang tidak dapat menyiksa setan dengan memukulnya langsung sebab setan kalangan jin adalah
makhluk ghoib.namun kita bisa mementung jin dengan isyarah menggerakkan jari telunjuk sebab Rasulullah
menjelaskan akan menyiksa setan dan pukulannya lebih keras dari besi.
TEHNIK JARI TAUHID :
1. Persiapan dengan membaca 3 qul ditiupkan ditelapak tangan dan jari jemari tangan.
2. Tunjuk pasien yang lagi ketika lagi bereaksi keras dengan jari telunjuk sembari membaca ayat ruqyah
dengan niat menyiksanya atau menusuknya.
3. Untuk sakit fisik terutama pasien akhwat yang tidak mungkin disentuh, tunjuk daerah yang sakit (seperti
dada ) sembari membaca ayat ruqyah.
4. Jari telunjuk bisa juga menjadi sarana psy warr (perang mental) dengan menjatuhkan mental jin dengan
menunjuk-nunjuk mukanya
5. Jari telunjuk bisa jadi isyaroh mengarahkan penyakit agar keluar dari tubuh pasien. Selisihi cara perdukunan dalam menerapi pasien dengan tidak menggunakan telapak tangan yang digetar-getarkan
jarak jauh, tidak ada pengolahan pernapasan. Wallahu a'lam..............
โAbdullah bin โAbbaas radliyallaahu โanhumaa
โAbdurrazzaaq rahimahullah berkata :
ุนููู ุงูุซููููุฑููููุ ุนููู ุฃูุจูู ุฅูุณูุญูุงููุ ุนููู ุงูุชููู
ููู
ููููุ ููุงูู: " ุณูุฆููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณูุ ุนููู ุชูุญูุฑูููู ุงูุฑููุฌููู ุฅูุตูุจูุนููู ููู ุงูุตูููุงุฉูุ ููููุงูู: ุฐููููู ุงูุฅูุฎููุงุตู "
Dari Ats-Tsauriy, dari Abu Ishaaq, dari At-Tamiimiy, ia berkata : Ibnu โAbbaas pernah ditanya tentang seseorang yang menggerak-gerakkan jarinya ketika shalat, lalu ia menjawab : โItu adalah keikhlasanโ [Al-Mushannaf, no. 3244; sanadnya shahih].
โAbdurrazzaaq mempunyai mutaabiโ dari :
1. Wakii bin Al-Jarraah rahimahullah.
ุญูุฏููุซูููุง ูููููุนูุ ุนููู ุณูููููุงููุ ุนููู ุฃูุจูู ุฅูุณูุญูุงููุ ุนููู ุงูุชููู
ููู
ููููุ ุนููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณูุ ููุงูู: " ูููู ุงููุฅูุฎูููุงุตู ููุนูููู ุงูุฏููุนูุงุกู ุจูุงููุฅูุตูุจูุนู "
Telah menceritakan kepada kami Wakiiโ, dari Sufyaan, dari Abu Ishaaq, dari Tamiimiy, dari Ibnu โAbbaas, ia berkata : โItu adalah keikhlasanโ โ yaitu doa dengan jariโ [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 2/484 no. 8515; sanadnya shahih].
2. โAbdullah bin Al-Waliid rahimahullah.
ุฃูุฎูุจูุฑูููุง ุฃูุจูู ุจูููุฑู ุจููู ุฅูุจูุฑูุงูููู
ูุ ุซูุง ุฃูุจูู ุงููููุตูุฑู ุงููุนูุฑูุงูููููุ ุซูุง ุณูููููุงูู ุจููู ู
ูุญูู
ููุฏูุ ุซูุง ุนูููููู ุจููู ุงููุญูุณูููุ ุซูุง ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ุงูููููููุฏูุ ุนููู ุณูููููุงููุ ููุฐูููุฑูููููู (ูุฑูููุงูู ุงูุซููููุฑูููู ููู ุงููุฌูุงู
ูุนูุ ุนููู ุฃูุจูู ุฅูุณูุญูุงููุ ุนููู ุงูุชููู
ููู
ูููู ูููููู ุฃูุฑูุจูุฏูุฉูุ ุนููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณูุ ููุงูู: " ูููู ุงูุฅูุฎููุงุตู ")
Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Bakr bin Ibraahiim : Telah menceritakan kepada kami Abun-Nashr Al-โIraaqiy : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan bin Muhammad : Telah menceritakan kepada kami โAliy bin Al-Hasan : Telah menceritakan kepada kami โAbdullah bin Al-Waliid, dari Sufyaan, lalu ia menyebutkannya (yaitu riwayat Ats-Tsauriy dalam Al-Jaamiโ, dari Abu Ishaaq, dari At-Tamiimiy โ ia adalah Arbadah - , dari Ibnu โAbbaas, ia berkata : โItu adalah keikhlasanโ) [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy 2/133 no. 2795; sanadnya dlaโiif, karena kemajhulan Abun-Nashr Al-โIraaqiy dan Sufyaan bin Muhammad].
Sufyaan mempunyai mutaabiโ dari :
1. Syuโbah rahimahullah.
ุญูุฏููุซูููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ุจููู ุฌูุนูููุฑูุ ุญูุฏููุซูููุง ุดูุนูุจูุฉูุ ููุงูู: ุณูู
ูุนูุชู ุฃูุจูุง ุฅูุณูุญูุงูู ููุญูุฏููุซู ุฃูููููู ุณูู
ูุนู ุฑูุฌูููุง ู
ููู ุจูููู ุชูู
ููู
ูุ ููุงูู: ุณูุฃูููุชู ุงุจููู ุนูุจููุงุณู ุนููู ูููููู ุงูุฑููุฌููู ุจูุฅูุตูุจูุนููู ููููุฐูุง ููุนูููู ููู ุงูุตููููุงุฉูุ ููุงูู: " ุฐูุงูู ุงููุฅูุฎูููุงุตู "
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Jaโfar : Telah menceritakan kepada kami Syuโbah, ia berkata : Aku mendengar Abu Ishaaq menceritakan bahwasannya ia mendengar seorang laki-laki dari Bani Tamiim yang berkata : Aku pernah bertanya kepada Ibnu โAbbaas tentang doa seseorang dengan jarinya begini โ yaitu dalam shalat - . Ia berkata : โItu merupakan keikhlasanโ [Diriwayatkan oleh Ahmad 5/57; sanadnya shahih].
2. Al-Aโmasy rahimahullah.
ุฃูุฎูุจูุฑูููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ุจููู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุงููุญูุงููุธูุ ุซูุง ุฃูุจูู ุงููุนูุจููุงุณู ู
ูุญูู
ููุฏู ุจููู ููุนููููุจูุ ุซูุง ุฃูุญูู
ูุฏู ุจููู ุนูุจูุฏู ุงููุฌูุจููุงุฑูุ ุซูุง ุงุจููู ููุถูููููุ ุนููู ุงูุฃูุนูู
ูุดูุ ุนููู ุฃูุจูู ุฅูุณูุญูุงููุ ุนููู ุงููุนูููุฒูุงุฑูุ ููุงูู: ุณูุฆููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณู ุนููู ุงูุฑููุฌููู ููุฏูุนููููุดููุฑู ุจูุฃูุตูุจูุนูููุ ููููุงูู ุงุจููู ุนูุจููุงุณู: " ูููู ุงูุฅูุฎููุงุตู "
Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin โAbdillah Al-Haafidh : Telah menceritakan kepada kami Abul-โAbbaas Muhammad bin Yaโquub : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin โAbdil-Jabbaar : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail, dari Al-Aโmasy, dari Abu Ishaaq, dari Al-โAizaar, ia berkara : Ibnu โAbbaas pernah ditanya tentang seseorang yang berdoa dengan berisyarat dengan jarinya, maka ia menjawab : โItu adalah keikhlasanโ [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy 2/133 no. 2794; sanadnya dlaโiif, karena โanโanah Al-Aโmasy dan kelemahan Ahmad bin โAbdil-Jabbaar Al-โUthaaridiy].
Penyebutan Al-โAizaar dalam sanad di atas keliru, karena yang benar โ wallaahu aโlamโ adalah Arbadah At-Tamiimiy sebagaimana riwayat sebelumnya. Kekeliruan ini kemungkinan besar berasal dari Ahmad bin โAbdil-Jabbaar.
Ibnul-Mundzir rahimahullah berkata :
ููููุฏู ุฑูููููููุงุ ุนููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณูุ ุฃูููููู ููุงูู: ุชูุญูุฑูููู ุงูุฑููุฌููู ุฃูุตูุจูุนููู ููู ุงูุตูููุงุฉูุ ููุงูู: " ุฐูุงูู ุงูุฅูุฎููุงุตู "
โDan telah diriwayatkan kepada kami dari Ibnu โAbbaas, bahwasannya ia berkata : โSeseorang menggerak-gerakkan jarinya ketika shalat, itu merupakan keikhlasanโ [Al-Ausath, no. 1535].
Mujaahid bin Jabr Al-Makkiy rahimahullah
โAbdurrazzaaq rahimahullah berkata :
ุนููู ุงูุซููููุฑููููุ ุนููู ุนูุซูู
ูุงูู ุจููู ุงูุฃูุณูููุฏูุ ุนููู ู
ูุฌูุงููุฏูุ ูุงู: " ุชูุญูุฑูููู ุงูุฑููุฌููู ุฅูุตูุจูุนููู ููู ุงูุตูููุงุฉู ู
ูููู
ูุนูุฉู ูููุดููููุทูุงูู "
Dari Ats-Tsauriy, dari โUtsmaan bin Al-Aswad, dari Mujaahid, ia berkata : โSeseorang yang menggerak-gerakkan jarinya ketika shalat adalah alat pemukul buat setanโ [Al-Mushannafno. 3245; sanadnya shahih].
Ats-Tsauriy mempunyai mutaabiโ dari Hafsh bin Ghiyaats rahimahumallah.
ุญูุฏููุซูููุง ุญูููุตู ุจููู ุบูููุงุซูุ ุนููู ุนูุซูู
ูุงูู ุจููู ุงููุฃูุณูููุฏูุ ุนููู ู
ูุฌูุงููุฏูุ ุฃูููููู ููุงูู: " ุงูุฏููุนูุงุกู ููููุฐูุงุ ููุฃูุดูุงุฑู ุจูุฅูุตูุจูุนู ููุงุญูุฏูุฉูุ ู
ูููู
ูุนูุฉู ูููุดููููุทูุงูู "
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyaats, dari โUtsmaan bin Al-Aswad, dari Mujaahid, bahwasannya ia berkata : โBerdoa dengan cara begini โ dan ia berisyarat dengan satu jarinya โ adalah alat pemukul buat setanโ [Al-Mushannaf, 2/484].
Dibawakan juga oleh Al-Baihaqiy rahimahullah, dimana ia berkata :
ููุฑูููููููุง ุนููู ู
ูุฌูุงููุฏูุ ุฃูููููู ููุงูู: ุชูุญูุฑูููู ุงูุฑููุฌููู ุฃูุตูุจูุนููู ููู ุงููุฌููููุณู ููู ุงูุตูููุงุฉู ู
ูููู
ูุนูุฉู ูููุดููููุทูุงูู
โDan telah diriwayatkan kepada kami dari Mujaahid, bahwasannya ia berkata : โSeseorang yang menggerak-gerakkan jarinya ketika duduk dalam shalat merupakan alat pemukul buat setanโ [Al-Kubraa, 2/132].
Komentar :
Riwayat Ibnu โAbbaas dan Mujaahid ini menunjukkan bahwa menggerak-gerakkan jari (tahriik) saat tasyahud dalam shalat telah dilakukan oleh salaf kita. Selain itu, riwayat di atas juga memberikan faedah bahwa lafadh isyarat (dengan jari) tidaklah bertentangan dengan lafah tahriik (menggerak-gerakkan), sebab jalan-jalan riwayat di atas saling menafsirkan. Tahriik merupakan lafadh yang lebih khusus daripada isyarat.
Berikut beberapa hadits yang menjelaskan pemahaman tersebut :
ุญูุฏููุซูููุง ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุญูู
ูููุ ุฃูุฎูุจูุฑูููุง ููุฒููุฏู ุจููู ููุงุฑููููุ ุนููู ุงููู
ูุณูุนููุฏููููุ ุนููู ุฒูููุงุฏู ุจููู ุนูููุงููุฉูุ ููุงูู: ุตููููู ุจูููุง ุงููู
ูุบููุฑูุฉู ุจููู ุดูุนูุจูุฉู ููููู
ููุง ุตููููู ุฑูููุนูุชููููู ููุงู
ู ููููู
ู ููุฌูููุณู ููุณูุจููุญู ุจููู ู
ููู ุฎูููููููุ ููุฃูุดูุงุฑู ุฅูููููููู
ู ุฃููู ูููู
ููุงุ ููููู
ููุง ููุฑูุบู ู
ููู ุตูููุงุชููู ุณููููู
ู ููุณูุฌูุฏู ุณูุฌูุฏูุชููู ุงูุณูููููู ููุณููููู
ูุ ููููุงูู: ููููุฐูุง ุตูููุนู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู "
Telah menceritakan kepada kami โAbdullah bin โAbdirrahmaan : Telah mengkhabarkan kepada kami Yaziid bin Haaruun, dari Al-Masโuudiy, dari Ziyaad bin โAlaaqah, ia berkata : Al-Mughiirah bin Syuโbah pernah shalat bersama kami. Ketika telah mendapatkan dua rakaโat, ia berdiri tanpa duduk (tasyahud). Orang-orang di belakangnya mengucapkantasbih (untuk mengingatkannya). Namun ia berisyarat kepada mereka agar berdiri. Ketika menyelesaikan shalatnya, ia mengucapkan salam, lalu sujud sahwi dua rakaโat, lalu salam lagi. Ia berkata : โBeginilah yang dilakukan Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallamโ [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 333; dan ia berkata : โHasan shahihโ].
Isyarat Al-Mughiirah ini dipahami sambil menggerak-gerakkan tangannya agar orang-orang bangkit berdiri.
ุญูุฏููุซูููุง ุนูุซูู
ูุงูู ุจููู ุฃูุจูู ุดูููุจูุฉูุ ููุงูู: ุญูุฏููุซูููุง ุฌูุฑููุฑูุ ุนููู ู
ูููุตููุฑูุ ุนููู ุฃูุจูู ููุงุฆูููุ ุนููู ุญูุฐูููููุฉูุ ููุงูู: " ุฑูุฃูููุชูููู ุฃูููุง ููุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููุชูู
ูุงุดููุ ููุฃูุชูู ุณูุจูุงุทูุฉู ููููู
ู ุฎููููู ุญูุงุฆูุทูุ ููููุงู
ู ููู
ูุง ูููููู
ู ุฃูุญูุฏูููู
ู ููุจูุงููุ ููุงููุชูุจูุฐูุชู ู
ูููููุ ููุฃูุดูุงุฑู ุฅูููููู ููุฌูุฆูุชูููุ ููููู
ูุชู ุนูููุฏู ุนูููุจููู ุญูุชููู ููุฑูุบู "
Telah menceritakan kepada kami โUtsmaan bin Abi Syaibah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Jariir, dari Manshuur, dari Abu Waail, dari Hudzaifah, ia berkata : โAku berjalan-jalan bersama Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam. Lalu beliau mendatangi tempat sampah suatu kaum yang ada di belakang tembok. Beliau berdiri sebagaimana berdirinya salah seorang di antara kalian, dan kemudian kencing. Lalu aku menjauh dari beliau, namun beliau berisyarat agar aku mendekat. Aku pun mendekat dan berdiri di belakang beliau hingga beliau selesaiโ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 225].
Isyarat Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam kepada Hudzaifah ini dipahami dengan menggerak-gerakkan tangan beliau agar ia mendekat.
ุญูุฏููุซูููุง ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ูููุณูููุ ููุงูู: ุฃูุฎูุจูุฑูููุง ู
ูุงููููุ ุนููู ุฃูุจูู ุญูุงุฒูู
ู ุจููู ุฏููููุงุฑูุ ุนููู ุณููููู ุจููู ุณูุนูุฏู ุงูุณููุงุนูุฏููููุ " ุฃูููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุฐูููุจู ุฅูููู ุจูููู ุนูู
ูุฑูู ุจููู ุนููููู ููููุตูููุญู ุจูููููููู
ูุ ููุญูุงููุชู ุงูุตููููุงุฉู ููุฌูุงุกู ุงููู
ูุคูุฐูููู ุฅูููู ุฃูุจูู ุจูููุฑูุ ููููุงูู: ุฃูุชูุตููููู ููููููุงุณู ููุฃููููู
ูุ ููุงูู: ููุนูู
ูุ ููุตููููู ุฃูุจูู ุจูููุฑู ููุฌูุงุกู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููุงููููุงุณู ููู ุงูุตููููุงุฉู ููุชูุฎููููุตู ุญูุชููู ูููููู ููู ุงูุตูููููุ ููุตูููููู ุงููููุงุณูุ ููููุงูู ุฃูุจูู ุจูููุฑู ููุง ููููุชูููุชู ููู ุตูููุงุชูููุ ููููู
ููุง ุฃูููุซูุฑู ุงููููุงุณู ุงูุชููุตูููููู ุงููุชูููุชู ููุฑูุฃูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููุฃูุดูุงุฑู ุฅููููููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุฃููู ุงู
ูููุซู ู
ูููุงูููู
Telah menceritakan kepada kami โAbdullah bin Yuusuf, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Maalik, dari Abu Haazim bin Diinaar, dari Sahl bin Saโd As-Saaโidiy : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam pergi menemui Bani โAmru bin โAuf untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di antara mereka. Tiba lah waktu shalat. Lalu seorang muadzdzin menemui Abu Bakr dan berkata : โApakah engkau akan mengimami shalat orang-orang sehingga aku bacakan iqamatnya ?โ. Abu Bakr menjawab : โYaโ. Abu Bakr shalat. Kemudian datanglah Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam yang waktu itu orang-orang masih dalam keadaan shalat. Beliau shallallaahu โalaihi wa sallam bergabung masuk ke dalam shaff. Orang-orang bertepuk tangan, dan Abu Bakr tidak menoleh dalam shalatnya. Ketika banyak orang yang bertepuk tangan, maka ia pun menoleh dan melihat Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam. Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam berisyaratkepadanya agar ia tetap ada di tempatnya (sebagai imam)...โ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 684].
Isyarat Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam dalam hadits di atas dipahami dengan menggerak-gerakkan tangannya (agar Abu Bakr radliyallaahu โanhu ada di tempatnya).
Jika demikian, sama halnya dengan hadits tahriik yang diriwayatkan oleh Waail bin Hujr dari jalan Zaaidah bin Qudaamah rahimahullah :
ุฃูุฎูุจูุฑูููุง ุณูููููุฏู ุจููู ููุตูุฑูุ ููุงูู: ุฃูููุจูุฃูููุง ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ุงููู
ูุจูุงุฑูููุ ุนููู ุฒูุงุฆูุฏูุฉูุ ููุงูู: ุญูุฏููุซูููุง ุนูุงุตูู
ู ุจููู ููููููุจูุ ููุงูู: ุญูุฏููุซูููู ุฃูุจููุ ุฃูููู ููุงุฆููู ุจููู ุญูุฌูุฑูุ: ููููุชู: ููุฃูููุธูุฑูููู ุฅูููู ุตูููุงุฉู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ูููููู ููุตูููููุ ููููุธูุฑูุชู ุฅููููููู ููููุตูููุ ููุงูู: ุซูู
ูู ููุนูุฏู ููุงููุชูุฑูุดู ุฑูุฌููููู ุงููููุณูุฑูู ููููุถูุนู ููููููู ุงููููุณูุฑูู ุนูููู ููุฎูุฐููู ููุฑูููุจูุชููู ุงููููุณูุฑููุ ููุฌูุนููู ุญูุฏูู ู
ูุฑููููููู ุงููุฃูููู
ููู ุนูููู ููุฎูุฐููู ุงููููู
ููููุ ุซูู
ูู ููุจูุถู ุงุซูููุชููููู ู
ููู ุฃูุตูุงุจูุนููู ููุญูููููู ุญูููููุฉูุ ุซูู
ูู ุฑูููุนู ุฃูุตูุจูุนููู ููุฑูุฃูููุชููู ููุญูุฑููููููุง ููุฏูุนูู ุจูููุง "
Telah mengkhabarkan kepada kami kami Suwaid bin Nashr, ia berkata : Telah memberitakan kepada kami โAbdullah bin Al-Mubaarak, dari Zaaidah bin Qudaamah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami โAashim bin Kulaib, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ayahku : Bahwasannya Waail bin Hujr berkata : Sungguh aku akan melihat shalat Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam, bagaimana beliau shalat ?. Aku pun melihat beliau โ lalu ia (Waail) menyifatkannya - : โKemudian beliau duduk dengan membentangkan kaki kirinya, meletakkan telapak tangan kiri di atas paha dan lutut sebelah kiri. Lalu meletakkan siku kanannya di atas paha kanan, kemudian menggenggam dua jarinya dan membuat lingkaran, kemudian mengangkat jarinya, dan aku melihat beliaumenggerak-gerakkannya dan berdoa dengannyaโ [Diriwayatkan oleh An-Nasaaโiy no. 1268 secara ringkas dengan sanad shahih].
Diriwayatkan dari beberapa jalan yang semuanya berasal dari Zaaidah bin Qudaamahrahimahullah.
Sebagian ulama mengatakan bahwa tambahan lafadh : โmenggerak-gerakkannya dan berdoa dengannyaโ adalah tambahan yang syaadz, karena menyelisihi banyak perawi, dimana mereka semua tidak menyebutkan tambahan tersebut[1]. Secara ringkas taโliltersebut dijawab sebagai berikut :
1. Tambahan itu dibawakan oleh Zaaidah bin Qudaamah Ats-Tsaqafiy, Abush-Shalt Al-Kuufiy (ุฒุงุฆุฏุฉ ุจู ูุฏุงู
ุฉ ุงูุซููู ุ ุฃุจู ุงูุตูุช ุงููููู); seorang yang tsiqah, tsabat, shaahibus-sunnah. Termasuk thabaqah ke-7, dan wafat tahun 160 H atau setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaaโiy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 333 no. 1993].
Tautsiq ini termasuk jenis tautsiq dalam martabat yang tinggi dalam jarh wa taโdil. Abu Haatim dan Al-โIjliy berkata : โTsiqah, shaahibus-sunnahโ. Ibnu Hibbaan menyebutkannya dalam Ats-Tsiqaat dan berkata : โTermasuk di antara huffaadh yangmutqinโ. Abu Zurโah, An-Nasaaโiy, Ibnu Maโiin, Al-Fasawiy, dan Yaโquub bin Syaibah berkata : โTsiqahโ. Abu โAbdillah Al-Haakim berkata : โTsiqah maโmuunโ. Ahmad bin Hanbal berkata : โTermasuk di antara orang-orang yang tsabt dalam haditsโ. Ad-Daaruquthniy berkata : โTermasuk di antara para imam yang tsabtโ. Hammad bin Usaamah berkata : โIa adalah orang yang yang paling jujur dan paling baikโ. Ibnu Saโd berkata : โTsiqah maโmuun, shaahibus-sunnahโ. Adz-Dzuhliy berkata : โTsiqah lagihaafidhโ.
Termasuk syarat diterimanya ziyaadah adalah sifat tsiqah dan dlabth yang dimiliki oleh perawi. Persyaratan ini dimiliki oleh Zaaidah.
2. Ziyaadah (tahriik) ini tidaklah bertentang dan menafikkan riwayat jumhur yang menyebutkan dengan lafadh isyarat. Dan ini telah lewat pembahasannya di atas. Ibnu Shalah telah menjelaskan pembagian jenis-jenis ziyaadats-tsiqaat ini dalam kitabโUlumul-Hadiits[2] hal. 77-78.
3. Jika dikatakan bahwa ziyaadah ini syaadz karena men-taqyiid kemutlakan lafadhisyarat; maka pendapat yang raajih, sifat ziyaadah seperti ini diterima. Ini adalah madzhab beberapa ulama mutaqaddimiin. Berikut contohnya :
ูุญูุฏููุซูููุง ุฒูููููุฑู ุจููู ุญูุฑูุจูุ ุญูุฏููุซูููุง ุฅูุณูู
ูุงุนููู ุจููู ุฅูุจูุฑูุงูููู
ูุ ุนููู ููุดูุงู
ู ุจููู ุญูุณููุงููุ ุนููู ู
ูุญูู
ููุฏู ุจููู ุณููุฑููููุ ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉูุ ููุงูู: ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
: " ุทููููุฑู ุฅูููุงุกู ุฃูุญูุฏูููู
ูุ ุฅูุฐูุง ููููุบู ููููู ุงููููููุจูุ ุฃููู ููุบูุณููููู ุณูุจูุนู ู
ูุฑููุงุชูุ ุฃููููุงููููู ุจูุงูุชููุฑูุงุจู "
Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb : Telah menceritakan kepada kami Ismaaโiil bin Ibraahiim, dari Hisyaam bin Hassaan, dari Muhammad bin Siiriin, dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam :โSucinya bejana salah seorang di antara kalian jika dijilat anjing adalah dicuci sebanyak tujuh kali dan awalnya dengan tanahโ [Diriwayatkan oleh Muslim no. 279].
Muhammad bin Siiriin menyelisihi ashhaab Abu Hurairah dengan menyebutkan tambahan lafadh โdan awalnya dengan tanahโ. Abu Daawud berkata :
ููุฃูู
ููุง ุฃูุจูู ุตูุงููุญูุ ููุฃูุจูู ุฑูุฒููููุ ููุงููุฃูุนูุฑูุฌูุ ููุซูุงุจูุชู ุงููุฃูุญูููููุ ููููู
ููุงู
ู ุจููู ู
ูููุจููููุ ููุฃูุจูู ุงูุณููุฏููููู ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุญูู
ูููุ ุฑูููููููุ ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉูุ ููููู
ู ููุฐูููุฑููุง ุงูุชููุฑูุงุจู
โAdapun Abu Shaalih, Abu Raziin, Al-Aโraj, Tsaabit Al-Ahnaf, Hammaam bin Munabbih, dan Abus-Suddiy โAbdurrahmaan meriwayatkan dari Abu Hurairah tanpa menyebutkan : โ(mencucinya dengan) tanahโ [As-Sunan no. 73].
Tambahan yang dibawakan Ibnu Siiriin ini juga dishahihkan Ad-Daaruquthniy dalamSunan-nya. Tambahan ini mengkonsekuensikan pentaqyidan lafadh mutlak mencuci sebanyak tujuh kali โ yaitu awalnya dengan tanah.
Contoh lain :
ุญูุฏููุซูููุง ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ูููุณูููุ ุฃูุฎูุจูุฑูููุง ู
ูุงููููุ ุนููู ููุงููุนูุ ุนููู ุงุจููู ุนูู
ูุฑู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนูููููู
ูุงุ ุฃูููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
" ููุฑูุถู ุฒูููุงุฉู ุงููููุทูุฑู ุตูุงุนูุง ู
ููู ุชูู
ูุฑู ุฃููู ุตูุงุนูุง ู
ููู ุดูุนููุฑู ุนูููู ููููู ุญูุฑูู ุฃููู ุนูุจูุฏู ุฐูููุฑู ุฃููู ุฃูููุซูู ู
ููู ุงููู
ูุณูููู
ูููู "
Telah menceritakan kepada kami โAbdullah bin Yuusuf : Telah mengkhabarkan kepada kami Maalik, dari Naafiโ, dari Ibnu โUmar radliyallaahu โanhumaa : Bahwasannya Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa salam telah mewajibkan zakat fithr di bulan Ramadlaan kepada setiap orang baik yang merdeka, budak, laki-laki, ataupun perempuan dari kalangan kaum muslimin [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1504].
Maalik bin Anas meriwayatkan tambahan โdari kalangan kaum musliminโ dimana ia menyelisihi ashhaab Naafiโ yang lain. At-Tirmidziy rahimahullah berkata :
ููุฑูููู ู
ูุงููููุ ุนููู ููุงููุนูุ ุนููู ุงุจููู ุนูู
ูุฑูุ ุนููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ููุญููู ุญูุฏููุซู ุฃูููููุจูุ ููุฒูุงุฏู ููููู ู
ููู ุงููู
ูุณูููู
ููููุ ููุฑูููุงูู ุบูููุฑู ููุงุญูุฏู ุนููู ููุงููุนูุ ููููู
ู ููุฐูููุฑู ููููู ู
ููู ุงููู
ูุณูููู
ููููุ ููุงุฎูุชููููู ุฃููููู ุงููุนูููู
ู ููู ููุฐูุงุ ููููุงูู ุจูุนูุถูููู
ู: ุฅูุฐูุง ููุงูู ูููุฑููุฌููู ุนูุจููุฏู ุบูููุฑู ู
ูุณูููู
ูููู ููู
ู ููุคูุฏูู ุนูููููู
ู ุตูุฏูููุฉู ุงููููุทูุฑูุ ูููููู ูููููู ู
ูุงููููุ ููุงูุดููุงููุนููููุ ููุฃูุญูู
ูุฏูุ ูููุงูู ุจูุนูุถูููู
ู: ููุคูุฏููู ุนูููููู
ู ููุฅููู ููุงูููุง ุบูููุฑู ู
ูุณูููู
ููููุ ูููููู ูููููู ุงูุซููููุฑููููุ ููุงุจููู ุงููู
ูุจูุงุฑูููุ ููุฅูุณูุญูุงู
โDan telah diriwayatkan oleh Maalik, dari Naafiโ, dari Ibnu โUmar, dari Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam semisal hadits Ayyuub, dan ditambahan padanya lafadh : โminal-muslimiin (dari kalangan kaum muslimin)โ. Dan telah diriwayatkan lebih dari seorang dari Naafiโ tanpa menyebutkan padanya lafadh : minal-muslimiin. Para ulama berbeda pendapat tentang hal ini. Sebagian di antara mereka berkata : Jika seseorang memiliki budak-budak non muslim (kafir), maka tidak wajib baginya membayar zakat fithri. Ini adalah pendapat Maalik, Asy-Syaafi'iy, dan Ahmad. Dan sebagian yang lain berkata : Wajib bagi seseorang membayar zakat fithri budak-budak mereka walaupun mereka dari kalangan non muslim. Ini adalah pendapat Ats Tsauriy, Ibnul-Mubaarak, dan Ishaaqโ [As-Sunan no. 676].
Perkataan At-Tirmidziy rahimahullah tersebut di atas memberikan satu faedah bahwaziyaadah lafadh โminal-muslimiinโ itu memberikan taqyiid atas kemutlakan perintah membayar zakat sehingga menghasilkan kesimpulan hukum tersendiri sebagaimana dijelaskan para ulama kita.
Ringkas kata, amalan tahriik ketika tasyahud dalam shalat adalah shahih ternukil dari salaf, dan juga dari sunnah Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam.
Pembahasan tentang ziyaadatuts-tsiqaat tidaklah sesederhana yang terkemas dalam pembahasan ini. Ada perbedaan pendapat di sana, baik dari kalangan mutaqaddimiinmaupun mutaโakhkhiriin, muhadditsiin maupun fuqahaaโ. Di antara referensi yang dapat dibaca dalam permasalahan ini antara lain :
1. Al-Bisyaarah fii Syudzuudzi Tahriikil-Ushbuโ fit-Tasyahhud wa Tsubuutil-Isyaarah karya Abul-Mundzir Ahmad bin Saโiid Al-Yamaaniy (taqdiim : Muqbil bin Hadiy Al-Wadiiโiy).
2. Rafโul-Malaam โan Man Harraka Ashbaโahu minat-Tahiyyaati ilas-Salaam, wa Maโahu Ar-Radd โalaa Risaalah : Al-Bisyaarah karya Abu Asmaaโ Al-Mishriy (taqdiim : Masyhur Hasan Salmaan & โAliy Al-Halabiy).
3. Al-Aqwaalur-Raajihaat fil-Hadiits Asy-Syaadz wa Ziyaadatits-Tsiqaat karya Abu Hurairah Asy-Syaamiy Al-Atsariy (taqdiim : Majdiy bin Muhammad โArafaat Al-Mishriy).
4. Ziyaadatuts-Tsiqaat wa Mauqiful-Muhadditsiin wal-Fuqahaaโ minhaa oleh Nuurullah Syaukat (desertasi S3 Univ. Ummul-Qurraโ).
[1] Bisa dibaca dalam kitab Al-Bisyaarah fii Syudzuudzi Tahriikil-Ushbuโ fit-Tasyahhud wa Tsubuutil-Isyaarah karya Abul-Mundzir Ahmad bin Saโiid Al-Yamaaniy.
[2] Melalui perantaraan kitab Ziyaadatuts-Tsiqaat wa Mauqiful-Muhadditsiin wal-Fuqahaaโ minhaa oleh Nuurullah Syaukat, 1/103-104.