Ruqyah BUKAN ajang unjuk kehebatan...
Ruqyah BUKAN ajang untuk coba-cobaan...
Ruqyah BUKAN ajang untuk berbangga-bangga diri dgn tekniknya masing2...
Apalah kita ini slain hanya seorang manusia kerdil yg mengharap belas kasih dari Allah Ta'ala...
Sungguh saya amat senang saat ada banyak ikhwah yg mempraktekkan "jari tauhid" dan menemukan kemudahan dalam menghadapi setan bandel yg merasuk di tubuh pasien...
Tp sungguh ada rasa sesal dan kecewa dalam diri saya saat ada beberapa oknum yg membuat gurauan dgn metode "jari tauhid" dalam meruqyah; ada yg ngetes2 lewat foto, ada yg dibuat gaya2an, ada yg buat banding2an, dan ada pula yg mengkhususkan bacaan tertentu dalam metode ini...
Laa haula walaa quwwata illa billaah...
Saudaraku..
Tentunya kita semua sudah faham bahwa TELUNJUK TIDAK BISA MEMBERI MANFAAT DAN MADHOROT SEDIKIT PUN pada kita, maka janganlah bersikap "lebay" jika akan mempraktekkannya atau sudah berhasil menggunakannya...
Ingatlah bahwa ruqyah adalah ibadah jka kita niatkan utk menolong orang lain karena Allah,, maka disaat kita meruqyah hendaknya kita mengingat bahwa sesungguhnya segala penghormatan dan pujian hanyalah milik Allah,,, segala doa dan harapan hanya ditujukan pada Allah,,, segala kebaikan kita yakini bersumber hanya dari Allah...
Hanya Allah satu2nya... Tak ada tumpuan harapan yang lain dan tak ada sandaran hati yg lain kecuali hanya kepada Allah kita berharap...
TIDAK ADA JUGA DOA KHUSUS SAAT MENUNJUK ...
Jadi, jika ada yg tanya surat atau ayat apa yg dibaca ? Maka saya jawab smua ayat insya Allah BISA !!!
Berdoalah dgn doa2 yg sudah diajarkan nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,,, jgn mengarang-ngarang doa sendiri,, apalagi dgn doa yg sifatnya agak berlebihan dan terlalu mendikte...
Saya ingat pesan syaikh Wahid Abdussalam Bali dalam salah satu kajian beliau ttg adab berdo'a...
Beliau menyebutkan agar kita tdk berlebihan saat berdo'a kpd Allah...
Beliau mengutip sebuah riwayat di dalam musnad Imam Ahmad dgn sanad yg Hasan dari Abdullah bin Mughoffar radhiyallahu 'anhu bahwasannya beliau telah mendengar putranya yg sedang berdo'a :
اللهم إني أسألك قصر الأبيض عن يمين الجنة إذا دخلتها
"Ya Allah apabila aku masuk surga, aku memohon kepada-MU sebuah Istana putih di sebelah kanan surga.."
Lalu Abdullah bin Mughoffar menegur putranya seraya berkata :
يابني سل الله الجنة عذ به من النار فإني سمعت رسول الله صلي الله عليه و سلم يقول :
سيكون في هذه الأمة قوم يعتدون في طهور و دعاء
"Wahai putraku, mohonlah surga kepada Allah dan mintalah perlindungan dari api neraka (cukup itu saja), karena aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Akan ada suatu kaum di ummatku ini yg BERLEBIHAN dalam thoharoh dan do'a.."
Abdullah bin Mughoffar menilai do'a tsb adalah suatu I'tida' (sikap berlebihan) dan isytirath (bersyarat/terlalu mendikte Allah) hingga disebutkan pula warna istana serta letaknya...
Dan beliau berkata bahwa do'a tsb termasuk yg berlebihan..
Syaikh Wahid lanjut menjelaskan :
"Maka sudah selayaknya kita tdk menetapkan/mendikte Allah atas apa yg kita pinta.."
Salah satu contoh dari yg berlebihan yakni meminta agar Allah menjadikan telunjuk sbg pedang tajam, atau keluar sinar laser darinya, atau menjadikannya sbg senapan bagi para setan, atau dgn berbagai fantasi lainnya... Padahal kita sama skali tidak tau "barang" apa yg efeknya membuat hancur para setan dan membuat mereka itu merasa paling tersiksa dengannya...
MAKA JANGANLAH SOK TAU dgn mengucapkan kalimat2 tsb...
Cukup mohon pada Allah agar menjadikannya "sesuatu" yg sudah ditetapkan Allah dalam ilmu-Nya yg dampaknya jauh lebih menghancurkan bagi para setan dari pedang, besi, laser, senapan, bom, atau apapun itu...
DAN JANGAN JADIKAN ILMU INI AJANG BUAT BERSENDA GURAU !!! APALAGI AJANG HEBAT2AN !
Na'udzubillah....
Hati2 wahai saudaraku... Hati2 dari sifat ujub dan sombong yg terbalut dalam embel2 "Syi'ar"...
Saya hanya mengingatkan sbuah nasehat dari 'Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu yg berkata :
إن من صلاح توبتك أن تعرف ذنبك، و من صلاح عملك أن ترفض عجبك، و من صلاح شكرك أن تعرف تقصيرك.
"Kebenaran taubatmu dpt terbukti jka kamu mengetahui dosamu,
Kebenaran amalmu dpt terbukti dgn tdak MEMBANGGAKAN DIRI,
Dan kebenaran sykurmu dpt terbukti dgn mengetahui kelalaianmu."
Maka smoga Allah menjaga kemurnian amal kita dari noda kesombongan dan bangga diri...
Aamiin