by ustad ; Perdana Akhmad,S.Psi
Dikencingi Setan Ketika Tidur
Penulis mengatakan (pada halaman 172) dalam bukunya :
“Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a berkata: “Diceritakan kepada Rasulullah saw mengenai seorang yang tidur pada waktu malam sehingga pagi. Baginda bersabda : ‘Itulah orang yang kedua belah telinganya telah dikencingi setan atau sabda baginda : sebelah telinganya saja.” (HR. Bukhari Muslim)
Barangkali pada zaman dahulu orang yang semalaman tetidur pulas, karena telinganya dikencingi setan yang tidak tahu adat. Kalau sekarang tidaklah demikian, bahkan setan-setan telah membuat manusia lupa diri, sehingga mereka suka kencing di masjid-masjid dan dimushala dengan tanpa takut kuwalat
Gangguan Syetan Ketika Menguap
Penulis mengatakan (pada halaman 173) dalam bukunya :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a berkata : “Rasulullah saw telah bersabda : Menguap (dengan mulut terbuka) adalah merupakan gangguan dari setan. Apabila ada diantara kamu yang menguap maka hendaklah dia menutup mulutnya sekuat mungkin.”(HR. Bukhari Muslim)
“Menguap” adalah tanda-tanda paling nyata akan adanya makhluk jin dalam kehidupan manusia. Hampir semua manusia pernah menguap. Hanya orang-orang khusus yang tidak pernah menguap seumur hidupnya, tetapi sulit menemukannya.
Kalau orang yang sering menguap harus diruqyah. Betapa susah payahnya kita harus keliling dunia untuk meruqyahnya, karena hampir semua manusia pernah menguap, lebih-lebih ketika mereka sedang ibadah atau sedang berada dalam majelis pengajian. Bahkan sedang meruqyah sekalipun !”
Syetan Bermalam Dilubang hidung
Penulis mengatakan (pada halaman 174) dalam bukunya :
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra berkata : Nabi saw, telah bersabda : Apabila seseorang dari kamu bangun dari tidur, maka hendaklah dia memasukkan air ke dalam hidung dan menghembus-nya keluar sebanyak tiga kali karena sesungguhnya setan bermalam di dalam lubang hidungnya di saat manusia tidur. [1]
Ternyata lubang hidung kita menjadi hotel bagi makhluk jin, kalau memang orang yang tubuhnya dimasuki jin harus diruqyah, maka apakah setiap orang yang tidur harus diruqyah…?”
Kesimpulan :
- Kyai Luthfi mengatakan : ”Barangkali pada zaman dahulu orang yang semalaman tertidur pulas, karena telinganya dikencingi setan yang tidak tahu adat. Kalau sekarang tidaklah demikian, bahkan setan-setan telah membuat manusia lupa diri, sehingga mereka suka kencing di masjid-masjid dan dimushala dengan tanpa takut kuwalat”
- Kyai Luthfi mengatakan : “Kalau orang yang sering menguap harus diruqyah. Betapa susah payahnya kita harus keliling dunia untuk meruqyahnya, karena hampir semua manusia pernah menguap, Hanya orang-orang khusus yang tidak pernah menguap seumur hidupnya, tetapi sulit menemukannya. …..Lebih-lebih ketika mereka sedang ibadah atau sedang berada dalam majelis pengajian. Bahkan sedang meruqyah sekalipun !”
- Kyai Luthfi mengatakan : “Ternyata lubang hidung kita menjadi hotel bagi makhluk jin, kalau memang orang yang tubuhnya dimasuki jin harus diruqyah, maka apakah setiap orang yang tidur harus diruqyah…?”
Bantahan :
Jika dikaji perkataan Kyai Luthfi pada kesimpulan diatas, dapat kita lihat betapa sangat dangkalnya pemahaman Kyai Luthfi memahami terapi ruqyah syar’iyyah dan betapa besar sentimen negatifnya terhadap ruqyah syar’iyyah. Pak Kyai ini berpikiran yang namanya pelaksanaan ruqyah itu adalah ketika ada seorang yang meruqyah orang lain atau seseorang diruqyah orang lain. Kedangkalan berfikir bisa dilihat dari perkataannya “Kalau orang yang sering menguap harus diruqyah. Betapa susah payahnya kita harus keliling dunia untuk meruqyahnya” dan “…kalau memang orang yang tubuhnya dimasuki jin harus diruqyah, maka apakah setiap orang yang tidur harus diruqyah…?”
Percakapan “Maya” Dengan Kyai Luthfi Tentang Menguap
Untuk membantah dan menjelaskan tulisan bernada tendensius Kyai Luthfi, kami akan membuat semacam percakapan “maya” untuk membantah tulisan Kyai Luthfi agar lebih rileks dan enak dibaca. Berikut ini petikan percakapannya :
Pak Kyai kita mengatakan : “Menguap” adalah tanda-tanda paling nyata akan adanya makhluk jin dalam kehidupan manusia. Hampir semua manusia pernah menguap. Hanya orang-orang khusus yang tidak pernah menguap seumur hidupnya, tetapi sulit menemukannya. “
Kami jawab : “ Waduh Pak Kyai anda jangan memahami hadits sesempit itu. Bahwa jika ada orang yang menguap pasti digodain setan. Berarti setiap Pak Kyai menguap pasti digodain setan yang ada dalam tubuh Pak Kyai dong? Pak Kyai harus tahu bahwa makna dalam satu hadits bisa dijelaskan pada hadits lain tafsirannya. Saya contohkan bahwa Rasulullah mengatakan bahwa ruqyah itu syirik. Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Ruqyah, jimat dan tiwalah (guna-guna) itu adalah syirik”[2]. Jika kita saklek memahami hadits tersebut maka ga akan ada namanya ruqyah sebab syirik semuanya. Namun dalam hadits lain Rasulullah menjelaskan lebih lanjut bahwa ruqyah yang diperbolehkan ialah yang tidak mengandung kesyirikan sebagaimana sabdanya : “ Tidak mengapa meruqyah selagi tidak mengandung kesyirikan.” [3]
Kembali lagi pada makna hadits yang mengatakan, Rasulullah saw telah bersabda :“Menguap (dengan mulut terbuka) adalah merupakan gangguan dari setan. Apabila ada diantara kamu yang menguap maka hendaklah dia menutup mulutnya sekuat mungkin.” [4]. Jika kita memaknai hadits tersebut maka setiap orang yang menguap sudah jelas diganggu syetan yang berada dalam tubuh manusia, sebab jika sudah berada dalam tubuh manusia syetan bisa memanipulasi susunan syaraf atau tubuh kita hingga kita bisa dibuatnya menguap terus menerus. Namun ada hadits lain yang mengatakan bahwa menguap sebagai (reaksi alami tubuh kita yang mungkin letih, kurang tidur) penyebab setan mempunyai kesempatan masuk dalam tubuh kita jika tidak kita tidak tutup mulut ketika menguap, sebagaimana yang diriwayatkan Abu Said bahwa Rasulullah bersabda, “Bila salah seorang dari kalian menguap hendaknya ia meletakkan tangan dimulutnya. Karena sesungguhnya syetan akan mempunyai kesempatan masuk kedalam mulut.” [5]
Pak Kyai kita bertanya kembali:“Kalau orang yang sering menguap harus diruqyah ?”.
Kami jawab : ”Sebelum kami menjawab, akan kami jelaskan dulu makna dari “menguap”. Asal kata “menguap” yang dalam bahasa Arab disebut dengan tatsaubmemilliki makna seekor binatang yang membuka mulutnya dengan lebar. Perilaku itu sebagai isyarat bahwa ia telah kekenyangan dan diserang rasa kantuk dan malas sebagai raksi alamiah ketika organ dalam perut sudah mulai membakar sari-sari makanan untuk diolah menjadi zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh. Hingga otak memerintahkan tubuh kita untuk beristirahat karena tubuh memerlukan energi yang besar dalam mencerna makanan yang terlalu berlebihan kita makan. Namun orang yang sering menguap berlebihan tanpa ada sebab sunatullah yang melatar belakanginya menguap maka orang itu harus diruqyah sebab dicurigai ada setannya!”
Pak Kyai kita mengeluh : “Betapa susah payahnya kita harus keliling dunia untuk meruqyahnya”
Kami menjawab : “ Waduh... Pak Kyai “sufi” yang terhormat alim lagi pandai. Kenapa kita harus susah payah keliling dunia jika hanya untuk nge-ruqyah orang yang menguap?? Pak Kyai harus memahami bahwa terapi ruqyah itu bukannya harus seseorang yang meruqyah orang lain. Berdoa pada Allah bukanlah monopoli segelintir orang. Sebab ruqyah bisa dilakukan oleh siapa saja, Siapasih yang kagakbisa doa kepada Allah, sebab asal kata ruqyah itu berarti “doa”. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan [6](semoga Pak Kyai bisa menerima fatwa Ibnu Taimiyah yang banyak membuat kitab bantahan atas kesesatan sufi): “Ruqyah artinya memohon perlindungan. Al Istirqa’ adalah memohon dirinya agar diruqyah. Ruqyah termasuk bagian dari doa.” Sa’ad Muhammad Shadiq [7]berkata : “Ruqyah pada hakekatnya adalah berdoa dan tawassul untuk memohon kepada Allah kesembuhan bagi orang yang sakit dan hilangnya gangguan dari badannya.” Jadi jika kita sudah merasakagak nyaman dengan seringnya menguap tanpa sebab yang jelas, maka ga ada salahnyakan pak Kyai jika kita berdoa minta kesembuhan pada Allah? Gak perlulahnunggu seseorang untuk meruqyah kita, sebab ruqyah ga perlu “bai’at” ga perlu “ijazah” dari seorang mursyid sufi, ga perlu pake amalan yang bid’ah (puasa mutih,pati geni, ngebleng. Dzikir ratusan ribu kali bilangan, dzikir pake konsentrasi titiklatifa-latifa, dzikir ga perlu pake goyang-goyang kepala dan badan kayak orang triping atau mabok extasi dll), ga perlu ruqyah harus membayangkan dalam hati seorang mursyi sufi. Yang penting niat dan keikhlasan kita berdoa pada Allah. Betul kaga Pak Kyai??”
Pak Kyai berkata lagi : “Hanya orang-orang khusus yang tidak pernah menguap seumur hidupnya, tetapi sulit menemukannya. “
Kami menjawab : “Ga sulit kok Pak Kyai menemukan orang yang ga pernah menguap, mosok Pak Kyai kita kagak tahu orangnya? Dia adalah Rasul penutup, Nabi kita yang ma’sum ia adalah Muhammad saw. Ibnu Abi Syaibah dan Bukhari dalam Tarikh meriwayatkan atsar dari yazid, yang mengatakan bahwa, nabi tidak pernah menguap sama sekali. Riwayat ini diperkuat Al-Khatthabi dari Maslamah bin Abdul Malik bin Marwan. Maslamah pernah bertemu dengan sahabat dan tergolong perawi yang shaduq. [8]. Bagaimana mungkin Nabi menguap sebab beliau makan tidak pernah kekenyangan, memiliki ketahanan tubuh yang luar biasa, tidak pernah letih, lebih kuat dibanding pada shahabat lainnya. Juga paling dekat dan selalu dalam lindungan Allah ta’ala.”
Lubang Hidung Bagaikan Hotel Jin
Pak Kyai kita ini juga tidak memahami pengertian ruqyah syar’iyyah yang membagi ruqyah itu menjadi dua yaitu ruqyah penjagaan dan ruqyah pengobatan.. Pernyataan tanpa ilmu ini bisa tercermin dari tulisan Kyai Luthfi yang mengatakan : “Ternyata lubang hidung kita menjadi hotel bagi makhluk jin, kalau memang orang yang tubuhnya dimasuki jin harus diruqyah, maka apakah setiap orang yang tidur harus diruqyah…?”
Percakapan “Maya” Dengan Kyai Luthfi Tentang Lubang Hidung menjadi Hotel Jin
Untuk membantah dan menjelaskan tulisan tendensius Kyai Luthfi, kami juga akan membuat semacam percakapan “maya” untuk membantah tulisan Kyai Luthfi agar lebih rileks dan enak dibaca. Berikut ini petikan percakapannya :
Pak Kyai berkata dengan yakin : “Ternyata lubang hidung kita menjadi hotel bagi makhluk jin”
Kami Menjawab : “Ya betul, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra berkata : Nabi saw, telah bersabda : “Apabila seseorang dari kamu bangun dari tidur, maka hendaklah dia memasukkan air ke dalam hidung dan menghembus-nya keluar sebanyak tiga kali karena sesungguhnya setan bermalam di dalam lubang hidungnya di saat manusia tidur”. [9]. Jika kita tidak berwudhu apalagi tidak membaca doa-doa ruqyah maka syetan bisa bermalam di lubang hidung kita”
Pak Kyai kita berkata lagi : “Kalau memang orang yang tubuhnya dimasuki jin harus diruqyah…..”.
Kami menjelaskan : “Weleh-weleh Pak Kyai ini, kok ngomongnya sebegitu awamnya padahal Pak Kyai-kan seorang pemimpin pondok pesantren. Pak Kyai ngomong “Kalau memang orang yang tubuhnya dimasuki jin harus diruqyah” mencerminkan keragu-raguan seolah-olah hendak mengatakan ada jin tertentu yang kagak boleh diruqyah, karena sudah jadi teman manusia, dan jika diruqyah jinnya, kita malah bisakoit (mati)?[10]
Kyai Luthfi melanjutkan pernyataannya setelah kami potong : “Maka apakah setiap orang yang tidur harus diruqyah…?”
Kami menjawab : “Masak sih Pak Kyai yang sudah punya pesanten kagak tahu dalil adanya ruqyah sebelum tidur? Doa sebelum tidur-mah pelajarannya anak muslim di TK taman kanak-kanak tuh Pak Kyai? Apa Pak Kyai ga pernah meruqyah diri sendiri sebelum tidur? Gini lho Pak Kyai, Rasulullah telah mengajarkan kepada kita ruqyah yang berisi doa-doa perlindungan sebelum kita tidur. Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah ra. Bahwa Rasulullah (setelah berwudhu) apabila mengambil tempat tidurnya, meniup kedua tangannya dan meruqyah dirinya dengan membaca Mu’awwadzat(surat al-Falaq dan an-naas) lalu mengusapkan kedua tangannya keseluruh tubuhnya. Shahih Bukhari dan Muslim dijelaskan, bahwa Nabi apabila menuju ketempat tidurnya tiap-tiap malam beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian meniupnya dan membaca al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas kemudian mengusapkannya keseluruh tubuh semampunya dan beliau memulai dari kepala dan wajahnya sebayak tiga kali.[11] Dari Abi Mas’ud Al-Anshari Al-Badri ‘Uqbah bin ‘Amr ra. Berkata : “Rasulullah bersabda: ‘Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah pada malam hari maka akan mencukupinya.” [12].
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ada seorang yang datang kepada Nabi saw. Ia mengadu dilanda rasa takut waktu tidur, kemudian Rasulullah bersabda : “Apabila engkau menuju ketempat tidurmu maka ucapkanlah: Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah SWT yang sempurna dari murka-nya dan siksa-Nya dan dari kejahatan hamba-hamba-Nya dan dari gangguan syetan serta kedatangan mereka.”[13]
Dan masih banyak lagi terapi ruqyah yang menggunakan doa-doa dari al-Qur’an dan sunnah yang telah dituntunkan Rasulullah untuk menjaga dari syetan atau bahaya lainnya sewaktu tidur. Kesimpulannya setiap orang mau tidur-tuh emang(disunnahkan) harus diruqyah Pak Kyai! Apa mungkin Pak Kyai takut diruqyah barangkali?? Jangan takut diruqyah Pak Kyai, asal ruqyahnya yang syar’i jangan yang syirik!
Dikencingi Setan Ketika Tidur
Kyai Luthfi mengatakan : “Barangkali pada zaman dahulu orang yang semalaman tertidur pulas, karena telinganya dikencingi setan yang tidak tahu adat.”
Kami menjawab : “Jangan mengatakan “barangkali” Pak Kyai! Tapi “SUDAH PASTI” jika kita tidak berwudhu dan membaca doa-doa ruqyah, maka kita bisa dikencingi syetan ketika tidur. Hingga seseorang bisa tertidur pulas sampai pagi hari tidak melaksanakan shalat. Sebab sudah jelas dalilnya, jadi jangan ragu-ragu mengatakan kepastian bahwa kita bisa dikencingi syetan ketika tidur. Sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a berkata: “Diceritakan kepada Rasulullah saw mengenai seorang yang tidur pada waktu malam sehingga pagi. Baginda bersabda : ‘Itulah orang yang kedua belah telinganya telah dikencingi setan.” (HR. Bukhari Muslim)
Syetan punya adat dan kebiasaan Pak Kyai! Yaitu selalu membuat manusia tersesat dari jalan Allah ta’ala, salah satunya dengan membuaf fitnah dan menggembosi da’wah tauhid dan dengan tipu daya syetan dapat menjadikan manusia sebagai sahabat terdekatnya bahkan sudah bagaikan satu jiwa tak dapat dipisahkan lagi sampai maut menjemput[14].
Kyai Luthfi mengatakan : “Kalau sekarang tidaklah demikian, bahkan setan-setan telah membuat manusia lupa diri, sehingga mereka suka kencing di masjid-masjid dan dimushala dengan tanpa takut kuwalat”
Kami menjawab : “Kami balik perkataan anda, kami juga bisa mengatakan hal yang senada. Terhadap apa yang telah anda yakini ketika jin Qarin merasuki tubuh seseorang yang akan menjadi sahabat erat sampai mati, yang membantu dan tidak membahayakan manusia, memberikan pengetahuan dan wawasan bagi menusia. Kami juga bisa mengatakan bahwa :‘bahkan setan-setan Qarin telah membuat manusia lupa diri, sehingga membuat mereka seperti anak kecil lagi bahkan seperti bayi, Mereka membuang kotoran dan kencing disembarang tempat, tidak bisa makan sendiri, tidak bisa memakai pakaian sendiri, minta dimandikan kalau jinnya sudah jinak. Kalau belum jinak ia tidak mau mandi, minta disuapi, dan sebagainya, dengan tanpa takut kuwalat’.” [15]
[1] Riwayat Bukhari di dalam Kitab Permulaan Kejadian hadits nomor 3052. Riwayat Muslim di dalam Kitab Bersuci hadits nomor 351. Riwayat Tirmidzi di dalam Kitab Bersuci hadits nomor 89
[2] (HR.Abu Dawud dan Ahmad) dan diriwayatkan oleh Al-hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak 4/217
[3] (HR. Ahmad dan Abu Daud)
[5] (HR. Bukhari dalam Abdul Mufrad hal. 277
[6] Dalam Majmu’ul Fatawa 10/195
[7] Dalam Shira’Bainal Haq wal Bathil halaman 147
[8] Fathul Bari, Ibnu Hajar 10/613 dan Jami’us Shagir Lissuyuthi I/357
[9] Riwayat Bukhari di dalam Kitab Permulaan Kejadian hadits nomor 3052. Riwayat Muslim di dalam Kitab Bersuci hadits nomor 351. Riwayat Tirmidzi di dalam Kitab Bersuci hadits nomor 89
[10] Pak Kyai Luthfi mempercayai bahwa jika kita berteman dengan jin Qarin maka Jin Qarin tidak boleh diruqyah sebab akan membuat orang yang diikutinya mati sebab ruhnya ikut keluar seiring jin Qarinnya keluar dari tubuh. Sebagaimana yang dikatakannya (pada halaman 98): “Jin Qarin adalah jenis jin yang menjadi teman manusia. Fungsi keberadaan jin Qarin yang merasuki manusia tidak membahayakan bagi kehidupan manusia yang dirasukinya, bahkan selalu membantu, asal manusianya memahami dengan benar. Lalu mengatakan juga (pada halaman 263): “Hal ini karena yang sedang di dalam tubuh manusia adalah jin qarin. Apabila jin ini sudah masuk secara sempurna di dalam jasab manusia, jin qarin tidak dapat keluar lagi. Apabila dipaksa keluar, jin qarin ini akan keluar bersama-sama dengan keluarnya kehidupan jasad tersebut (mati).
[11] Fathul Baari: Bab fadlluqur’an dan Shahih Muslim: Kitab Ad-Dzikru wa Ad Du’aa’
[12] Fathul Baari: Fadlaailulqur’an 9/239 dan shahih Muslim|: KitabSholatulmusaafiriin.
[13] Ibn. As-Sunni : Bab do’a ketika dilanda rasa takut waktu tidur 9/272 nomor 2753
[14] Sebagaimana yang dikatakan Kyai Luthfi (pada halaman 98) yang membolehkan bersahabat dengan syetan, tidak terpisahkan lagi, sebab jika jin qarin keluar maka manusia akan mati : keberadaan jin Qarin yang merasuki manusia tidak membahayakan bagi kehidupan manusia yang dirasukinya, bahkan selalu membantu, asal manusianya memahami dengan benar……….. Dalam keadaan seperti ini sungguh sangat asyik dan menyenangkan karena antara dua makhluk yang berbeda dimensi dapat saling bertukar ilmu dan pengalaman. Hal itu akan dapat menambah luasnya ilmu pengetahuan dan wawasan bagi manusia” Lalu mengatakan juga (pada halaman 263): “Hal ini karena yang sedang di dalam tubuh manusia adalah jin qarin. Apabila jin ini sudah masuk secara sempurna di dalam jasab manusia, jin qarin tidak dapat keluar lagi. Apabila dipaksa keluar, jin qarin ini akan keluar bersama-sama dengan keluarnya kehidupan jasad tersebut (mati).
[15] Menurut keyakinan Kyai Luthfi, ketika pertama kali jin Qarin itu masuk ke tubuh manusia (untuk menjadi shahabat sampai mati, untuk membantu manusia, untuk memberi pengetahuan dan wawasan dan memberikan kelebihan-kelebihan ajaib), saat itu juga sudah dapat dibaca tanda-tandanya dengan jelas manusia menjadi kesurupan dahulu. Tanda-tanda itu diantaranya:
- Keadaan orang yang baru dimasuki Jin Qarin menjadi seperti anak kecil lagi bahkan seperti bayi. Mereka membuang kotoran dan kencing disembarang tempat, tidak isa makan sendiri, tidak bisa memakai pakaian sendiri, minta dimandikan kalau jinnya sudah jinak. Kalau belum jinak ia tidak mau mandi, minta disuapi, dan sebagainya. Hal tersebut bisa terjadi manakala antara yang mnangani dengan Jin Qarin itu sudah saling kenal dengan akrab. Artinya Jin Qarin itu sudah mempercayai orang yang menanganinya bahwa dia tidak membahayakan bagi manusia yang dijaganya.
- Ketika jin qarin sudah memasuki jasad manusia, maka dua kehidupan itu menjadi satu. Masing-masing kehidupan dapat menjalani kehidupannya dengan sempurna asal keamanan bagi kedua kehidupan itu sudah benar-benar terjamin. Pada suatu saat tinggal mana yang lebih dominan, ketika dimensi jin lebih dominan, maka karakter yang tampak dari kehidupan itu adalah karakter jin. Pada saat yang domonan adalah dimensi manusia, maka karakter yang muncul dari kehidupan itu adalah karakter manusia. Jiak jin Qarin sudah merasa aman bahwa manusia yang dijaganya akan aman dan selamat, maka jin qarin lebih senang menyembunyikan diri ketika manusia yang dijaganya sedang bergaul dengan manusia umum, sehingga yang tampak dalam kehidupan itu adalah karakter manusianya. Sebaliknya ketika manusia itu sedang bertemu dengan orang yang telah dikenal oleh jin qarinnya, maka jin qarin suka menampakkan dirinya melakui karakter pembawaan aslinya sehingga ia dapat berbincang-bincang secara bebas dan akrab sebagai jin qarin dengan manusia yang dikenalnya, layaknya manusia biasa padahal sesungguhnya ia adalah jin yang sedang terkurung dalam wilayah jasad manusia.
Dalam keadaan seperti ini sungguh sangat asyik dan menyenangkan karananya antara dua makhluk yang berbeda dimensi dapat saling bertukar ilmu dan pengalaman. Hal itu akan dapat menambah luasnya ilmu pengetahuan dan wawasan bagi manusia.
Demi Allah! Bathil sekali keyakinan Kyai Luthfi ini, sesungguhnya Kyai Luhfi sudah dipermainkan dan disesatkan syetan. Untuk lebih jauh mengetahui kesesatan Kyai Luthfi dalam memahami jin Qarin, para pembaca bisa membaca pada BAB II “Kesesatan Akidah Sufiyyah Muhammad Luthfi Ghozali”