Peruqyah dan Dokter : Sama Tapi Berbeda (II)
Ustad Butaman Tambusai
===================================
Dalam sebuah risalah (buku kecil) yg di tulis oleh Al-Allamah Ibnu 'Abidin, beliau mengatakan bahwa profesi meruqyah tidak berbeda dengan profesi dokter (thabib)...
Ibnu Abidin berbicara dlm konteks upah ruqyah...
Beliau menjelaskan bahwa jika dokter pantas menerima upah dari praktik pengobatannya, maka seorang peruqyah juga pantas....
Justru - menurut beliau - yg nggak patut menerima upah adalah mereka yg mengajarkan al-Qur'an krn itu kewajiban..
Penyikapan masyarakat terhadap peruqyah yg masih minor, tentu berangkat dari anggapan bahwa yg namanya agama tidak pantas dibisniskan...
Mereka pun membawa-bawa ayat yg menharamkan jual beli ayat al-Qur'an. Pandangan ini jamak terdengar ditelinga kita...
Padahal diskursus upah ruqyah sudah final : BOLEH...
Yg tidak boleh adalah berlebih-lebihan dalam menentukan upah sehingga diluar kewajaran...
Secara pribadi, kalau konsultasi ttg ruqyah berbeda dgn praktik ruqyah jika dibandingkan dgn konsultasi dokter...
Saya memandang kalau org bertanya ttg ruqyah dan kesehatan serta pengobatannya secara islami, saya tidak pernah menganggap itu termasuk dalam praktik pengobatan. Jadi, nggak ada persoalan beri memberi upah disana. Itu murni orang bertanya ttg suatu hal yg berkaitan ttg agama atau keislaman. Namanya ingin mendapatkan ilmu....
Tapi, ketika sudah dilakukan terapi dengan segala tahapannya, dari presentasi, diagnosa, pembacaan ayat, tindakan yg dianggap perlu dan memberikan anjuran dan pantangan, maka disinilah muncul diskusi ttg upah yg panjang lebar dibahas kebolehannya...
Sedangkan seorng dokter, tidak. Begitu anda masuk ruang kerjanya, sudah mulai terhitung anda berobat, meskipun hanya konsultasi....
Bagi, saya perbedaan peruqyah dengan dokter adalah wajar karena biaya yg diperlukan untuk mendapatkan ilmu masing-masing juga jauh berbeda. Tapi jika disitulah letak penilaian yg berbeda, itu juga tidak baik....
Ada juga dokter yg sama sekali tidak mengutip bayaran utk konsultasi dan pengobatan, bahkan banyak...
Yang salah itu, yah masyarakat yg belum mengerti. Barangkali....
Wallahu a'lam.