-Benarkah MINTA RUQYAH Dilarang?
-Benarkah yang minta ruqyah, tidak bisa masuk surga bebas hisab dan azab?
Tanya :
Mohon penjelasan hadits berikut :
Diriwayatkan oleh Bukhari (6472) dan muslim (220) dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu bersabda Nabi SAW:
“tujuh puluh ribu umatku akan masuk surga tanpa hisab, mereka adalah orang-orang yang TIDAK MINTA diRUQYAH, tidak melakukan thiyarah (merasa sial pada sesuatu), tidak melakukan pengobatan dengan kay (besi panas) dan selalu bertawakkal kepada Rabb mereka".
Jawab :
1. Yang dimaksud ruqyah yang terlarang adalah RUQYAH SYIRKIYYAH (Ruqyah syirik seperti jampi/mantra dukun) dan/ atau ruqyah yang mengurang/ mengHILANGkan TAWAKAL kepada Allah.
2. Sementara ruqyah syar'iyyah (yang sesuai syariat), hukumnya BOLEH selama TIDAK mengurangi/ mengHILANGkan TAWAKAL kepada Allah (tidak bergantung pada peruqyah dan terapi ruqyah). Karena tetap Allahlah yang menyembuhkan.
3. Dalil dibolehkannya ruqyah syar'i :
ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﺎﻟﺮﻗﻰ ﻣﺎ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺷﺮﻛﺎ
“Tidak mengapa dengan ruqyah selama tidak mengandung kesyirikan”.
(HR Muslim)
4. Nabi Muhammad SAW, pernah diruqyah, meruqyah dan menyuruh orang sakit diruqyah/MINTA RUQYAH.
Dari ‘Aisyah RA berkata: “Aku pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW agar aku MINTA RUQYAH dari ‘ain. (HR. Muslim)
5. Jadi ANEH dan LUCU, jika pergi KE DOKTER minta diobati tidak dilarang, tapi minta ruqyah yang dibacakan ayat al Quran dan Do'a syar'i, dilarang bahkan dikatakan jadi penghalang masuk surga tanpa hisab, padahal sama-sama jenis BEROBAT.
6. Ada orang kena sihir, lalu tidak mau minta ruqyah. Akhirnya dia jadi PEMARAH dan malas sholat. Lalu darimana dia mau bebas hisab kalau meninggalkan sholat, padahal sholat adalah amalan yang dihisab pertama kali, dan pemarah TIDAK dijamin MASUK SURGA.
Sabda Nabi SAW :
ﻻ ﺗﻐﻀﺐ ﻭﻟﻚ ﺍﻟﺠﻨﺔ.
"Laa TAGHDHOB, wa lakal jannah
Jangan kamu MARAH, maka kamu akan masuk Surga" (HR Thabrani)
7. Ruqyah adalah terapi pengobatan, sama dengan berobat ke dokter. Yang dilarang adalah berobat dengan yang haram, Yakni ruqyah syirik (jampi/mantra dukun atau dengan obat2an/zat haram (benda najis, ada unsur babi dll) serta hilang tawakal pada Allah.
Sabda Nabi SAW :
"Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta obatnya, dan Dia telah menetapkan bagi setiap penyakit obatnya, maka janganlah berobat dengan perkara yang haram."
(H.R Abu Dawud No:3372)
Dan berdasarkan hadits Usamah bin Syarik Radhiyallahu 'Anhu ia berkata: "Seorang Arab badui bertanya: "Wahai Rasulullah, bolehkah kita berobat?"
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"BEROBATLAH, karena Allah telah menetapkan obat bagi setiap penyakit yang diturunkan-Nya, kecuali satu penyakit!" Para sahabat bertanya: "Penyakit apa itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Pikun."
(H.R At-Tirmidzi IV/383 No:1961 dan berkata: "Hadits ini hasan shahih.")
8. Utamakan RUQYAH MANDIRI, karena hal tersebut lebih utama. Kecuali tidak mampu, maka baru minta ruqyah pada peruqyah, seperti pada kasus sihir lumpuh, linglung dll.
Nabi menganjurkan pada kita
untuk membaca do'a berikut ini:
ﺿﻊ ﻳﺪﻙ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺬﻯ ﺗﺄﻟﻢ ﻣﻦ ﺟﺴﺪﻙ ﻭﻗﻞ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﻼﺛﺎ. ﻭﻗﻞ ﺳﺒﻊ ﻣﺮﺍﺕ
ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﻗﺪﺭﺗﻪ ﻣﻦ ﺷﺮ ﻣﺎ ﺃﺟﺪ ﻭﺃﺣﺎﺫﺭ
“Letakkan tanganmu di tempat yang sakit dan bacalah Basmalah tiga kali, lalu bacalah “A’uudzu billaahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru” (Aku berlindung pada Allah dan kekuasaanNya dari keburukan yang sedang aku rasakan saat ini dan yang aku khawatirkan)” (HR. Muslim)
9. Orang yang bersabar dengan sakitnya, menggugurkan dosa2nya dan mendapat balasan surga dan pahala yang tidak berbatas.
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka TANPA BATAS.” (QS. Az-Zumar 39:10)
10. Banyak orang SETELAH DIRUQYAH, akhirnya jadi insaf, taubat dari kesyirikanya, kemaksiatanya, hijrah ke sunnah, rajin ibadah, rumah tangga sakinah, mimpi jadi indah, dan bebas dari gangguan jin/sihir, bahkan ada yang bisa meruqyah.
Rasulullah pernah meruqyah sahabatnya yang bernama Utsman bin Abil ‘ ash yang mengalami gangguan sering lupa jumlah rakaat shalat ketika dia ditugaskan di Thaif.
Ia menemui Rasulullah di Madinah dan menceritakan masalahnya. Maka Rasulullah bersabda : ‘ Itu adalah gangguan syetan, mendekatlah’ , saat ia mendekat dan duduk di atas kedua kakinya sendiri, Rasulullah memukul dadanya dengan tangannya serta meludahi mulutnya seraya membentak : ‘Keluarlah hai musuh Allah ! ’ ,
Beliau mengulangi sampai tiga kali, kemudian bersabda : ‘ Lanjutkan tugasmu ! ’ , kemudian Utsman berkata : ‘ Demi Allah, setelah itu saya tidak pernah terkena gangguan lagi’ . ( HR Ibnu Majah)
11. Diantara Ulama yang berfatwa membolehkan minta ruqyah secara LANGSUNG (tanpa perantara):
1.Syaikh Abdul Azhim Badawi
Al Khalafi (Mesir) :
Meminta di-ruqyah syar’iyyah
hukumnya TIDAK MENGAPA.
Maksudnya, orang yang sedang sakit tidak mengapa meminta kepada orang yang dianggap bisa meruqyah dengan berkata “RUQYAHLAH SAYA, bacakan bacaan-bacaan ruqyah kepada saya“. Namun meninggalkan- nya lebih utama.
2. Syaikh Dr Abdullah bin Nashir al Sulmi (Riyadh, Saudi Arabia) :
Jika tawakkal benar benar terjaga maka meMINTA RUQYAH itu TIDAKlah MENGAPA.
12. Benarkah Minta DIRUQYAH Syar'i menghilangkan jatah masuk surga tanpa hisab dan azab?
----------------
JIKA ruqyah syar'i bisa membuat orang jadi terhalang masuk surga tanpa hisab, apakah mungkin nabi SAW menyuruh orang lain apalagi istri beliau untuk minta ruqyah?
Misal dalam hadits :
Dari ‘Aisyah RA berkata: “Aku pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW agar aku MINTA RUQYAH dari ‘ain. (HR. Muslim)
Jadi berdasarkan hadits diatas dan banyak hadits lainnya, yang dimaksud minta ruqyah yang menghalangi masuk surga tanpa hisab adalah ruqyah syirik dan/atau yang menghilangkan tawakal pada Allah, yakni bergantung pada peruqyah dan terapi ruqyah.
Dengan demikian, hanya bergantung pada dokter/ pengobatan medis juga bisa menghilangkan tawakal pada Allah, maka bisa juga terhalang dari masuk surga tanpa hisab (sebab tidak bertawakal).
1. Berikut tulisan sekaligus kesaksian Ustadz Fadlan Abu Yasir Lc (ketua ARSY) :
SALAH FAHAM!!! KALAU MINTA RUQYAH BERARTI JATAH MASUK SURGA TANPA HISAB TANPA ADZAB DIHAPUS!
Saya (Ustadz Fadlan Abu Yasir Lc) langsung mendengarkan ceramah Syekh Shalah ‘Abud di Masjid Nabawi, beliau menjelaskan maksud hadits 70ribu umat ini masuk surga tanpa hisab tanpa adzab.
Sifat mereka tidak selalu minta ruqyah, tidak tathayyur (percaya khurafat), tidak berobat dengan kayy (besi panas), dan mereka selalu tawakkal kepada tuhan mereka.
Maksud laa yastarquun adalah: mereka tidak bergantung kepada ruqyah orang lain, karena hal itu akan mengurangi tawakkal dan usaha.
2. Pendapat Asy Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah :
.................
Diantara sifat-sifat mereka, yaitu mereka tidak meminta untuk
di ruqyah, tidak meminta untuk diobati dengan kay, serta tidak ber tathayyur, akan tetapi maksudnya bukan mengharamkan hal-hal tersebut, tidak mengapa meminta untuk diruqyah, dan diobati dengan kay, jika memang dibutuhkan.
Namun karena kesempurnaan tauhid, mereka meninggalkan hal tersebut dan merasa cukup dengan sebab-sebab yang lain. Sehingga mereka tidak mencari orang yang bisa meruqyah dan mengatakan “wahai Fulan ruqyah lah saya”.
Adapun jika memang dibutuhkan, maka TIDAK MENGAPA, dan hal tersebut TIDAKlah MENGELUARKANnya DARI GOLONGAN 70.000 yang masuk ke surga tanpa hisab serta tanpa azab.
Oleh karena itulah, Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam menyuruh Aisyah dan Ummu Aitam Ja’far bin Abi Tholib Radiyallahu Anhuma agar diruqyah ketika sakit.
13. Kesimpulan :
1. MINTA RUQYAH Syar'i hukumnya BOLEH namun lebih utama ruqyah mandiri karena lebih menjaga ketawakalan kepada Allah.
2. Selama yang dilakukan adalah minta ruqyah syar'i yang tidak menghilangkan tawakal kepada Allah dan/atau bergantung pada peruqyah/terapi ruqyah, insya Allah JATAH MASUK SURGA tanpa hisab dan azab MASIH ADA
Wallahu a'lam
Alfan Bainofi