BENARKAH IMAM GHAZALI MENGAJARKAN SIHIR .....?
Penyesatan dan Peyimpangan Ilmu Hikmah (Wifiq, isim atau azimat)
Banyak orang yang selama ini menggeluti ilmu hikmah dalam artian ilmu kesaktian, mempunyai keyakinan yang harus segera diluruskan. Karena mereka lebih yakih pada ilmu yang digelutinya daripada apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Mereka lebih suka mengamalkan ‘ilmu hikmah’ yang banyak tersebar di buku-buku Mujarrobat daripada do’a-do’a Rasulullah yang tertulis dalam kitab-kitab hadits. Bukankah itu merupakan penyimpangan syari’at yang serius?
Dalam buku yang diklaim sebagai buku ilmu Hikmah, penulis mengatakan, “Ini adalah bagian dari permasalahan yang amat penting, mulia dan agung. Jika Anda belum memiliki ilmu ini, segeralah Anda pelajari sekarang juga. Dan Asma ini mengandung keberkatan dan kenyataan, terkaya daripada yang lain, lebih bermafaat daripada azimat lain. Terbagi dalam beberapa amalan untuk menghadirkan malaikat, atau mendatangkan khadam.” (Innaa lillaahi wa innaa ilahi raji’un).
Lalu penulis buku tersebut mulai mengajarkan Asma’ (isim-isim) yang dianggap sakti dan mujarab. Misalnya, Gholmasyin. Barang siapa menulis asma ini dalam bentuk Arab di kain putih, dengan huruf terputus-putus sebanyak 11 kali, lalu diwirid sebanyak 1370 kali pada tempat-tempat angker, maka jin-jin akan pergi dari tempat tersebut.
Padahal Rasulullah telah mengajarkan pada kita untuk mengatasi gangguan jin di suatu tempat. Khaulah binti al-Hakim as-Sulamiyyah bercerita, Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa singgah di suatu rumah (tempat), lalu membaca, Aku berlindung dengan kalimat-kalimatAlfah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya’, niscaya tidak akan ada yang mencelakainya sampai ia meninggalkan rumah (tempat) tersebut.” (HR. Imam Muslim, no. 4882).
Satu lagi sebagai bukti bahwa ilmu hikmah yang mereka maksud bukanlah ilmu hikmah yang dimaksud dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Inilah yang mereka katakan sebagai Rajah anak bila rewel di malam hari.
( Rajah tidak di tulis )
Katanya, “Tulislah rajah tersebut pada malam Jum’at Kliwon. Kemudian kalungkan pada leher anak tersebut, ihsya Allah ia akan sembuh. Tidak jelas, apa maksud dari potongan huruf-huruf tersebut. Tapi yang jelas arti kalimat selanjutnya adalah, “Jika tiada Tuhan selain Allah, Muhammad wahai utusan Allah shallallahu `alaihi wa salam”. Mengapa mereka meragukan ke-Esaan Allah? “Jika Tiada Tuhan selain Allah”. Bukankah ini bentuk penyimpangan?
Ada juga yang memberikan amalan yang disebut dengan “ Asma al-Qomar ”. Isi asma tersebut adalah, Layakhimin, Layalaghwin, Layafaurin, Layarau’in, Layarusyin dan Layalisyin. Di antara khasiat asma tersebut adalah untuk pelet, guna-guna atau pengasihan. Penulis buku mengatakan, “Bila asma-asma itu ditulis di tiga lembar kertas, lalu dibaca sebanyak 63 kali, seraya diuapi dengan bau harum-haruman. Ditambah dengan wirid.
( Wirid tidak di tulis )
Artinya, “Tunduklah wahai para khodam asma-asma ini, dan hadirlah kalian semua ke Fulanah binti Fuianah. (Sengaja tidak dikasih harakat dan tidak disebutkan lengkapnya). Lembaran yang pertama digantung di udara, yang kedua ditaruh di atas kepala, yang ketiga dilarutkan ke air yang bercampur daun pacar (inai), dan tangannya dicelupkan ke cairan tersebut. Insya Allah sebelum daun pacar itu kering, orang yang dipelet sudah datang dengan cintanya.
Amalan tersebut mengajarkan kepada kita ilmu pelet atau guna-guna. Padahal aktivitas pelet atau guna-guna adalah perbuatan yang dilarang oleh syari’at Islam, karena termasuk perbuatan syirik. Sebagaimana ditegaskan Rasulullah dalam riwayat berikut.
Abdullah bin Mas’ud berkata, “ Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, `Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan guna-guna adalah syirik’ .” (HR. Abu Daud, no. 3385).
Termasuk Syirik Akbar jika kita meminta bantuan pada setan ketika tertimpa musibah. Pada buku “Kumpulan Ilmu Ghaib” (yang dikatakan penterjemahnya telah diterjemahkan dari kitab Al-Aufaq buah karya Imam Ghazali) telah mengajarkan memanggil nama makhluk halus, ketika dalam keadaan bahaya atau dalam keadaan sangat memerlukan petolongan sedang disekitar tempat tersebut tidak ada orang yang menolongnya, dengan memanggil nama:
Yaaa Syufaikhutaan…..
Perhatikanlah, bagaimana mereka berani mengajarkan wirid syirik itu kepada para pembacanya. Kita disuruh minta bantuan kepada selain Allah. Yaitu memohon pertolongan kepada sosok khadam (pembantu) yang diyakini sebagai penunggu Asma tersebut atau langsung menyebut nama sesosok makhluk halus bukan langsung meminta pertolongan kepada Allah. Siapakah khadam yang dimaksud kalau bukan jin atau syetan? Karena malaikat tidak mungkin dijadikan khadam oleh manusia. Karena malaikat hanya tunduk kepada Allah, bukan kepada-manusia. Semua malaikat adalah prajurit Allah, bukan prajurit manusia. (Lihat QS. Maryam: 64 dan at-Tahrim: 6).
Renungan sebelum tidur bersama herbal ruqyah Indonesia , Bersambung.....