Berlama-lama Dalam Meruqyah : Bagaimana?
====================================
Banyak orang yg meruqyah pasiennya berjam-jam dengan motif dan tujuan masing-masing.
Ada yg menganggap pasien harus diruqyah dengan durasi yg lama agar jelas benar ketauan gangguannya. Apalagi jika belum terlihat ada reaksi gangguan jin atau sihir, dia tidak akan berhenti terus membacakan. Disamping takut dianggap bacaannya "gak ngaruh", dia juga takut jin pandai bersembunyi.
Ada yg berlama-lama meruqyah karena jin nya dianggap bandel. Sang peruqyah terus melakukan tekanan kpd jin agar segera keluar dgn berbagai cara bahkan sampai menyakiti pasien nya secara fisik.
Jika tidak cermat, tindakan spt ini bisa mencederai nama baik ruqyah dan praktisinya.
Meski terkadang perlu tindakan fisik spt menepuk, memijat atau menekan bagian yg dibolehkan dlm kondisi darurat, tapi tetap harus bersikap proporsional dan memperhatikan psikologis pasien dan org disekitarnya.
Sepanjang menekuni dunia ini, saya blm pernah sampai satu jam menangani pasien. Paling lama 45 menit dgn konten sbb : pengantar sbg pengenalan dan diagnosa, bacaan ruqyah dan nasehat (tazkiyatun nafs). Yg paling sering 15-20 menit. Jika 10 menit dah tuntas, sudahi saja dgn closing yg tepat sasaran.Yg paling sering adalah cerita ngalor ngidul lebih panjang dari proses ruqyah.
Jika ada yg blm sadar atau terus bereaksi dlm masa waktu itu, maka segera sadarkan dgn melihat kondisi sbb :
• Jika benar gangguan jin, tekan titik yg segera dapat menyadarkannya. Setelah sadar, nasehati dan beri amunisi berupa bekal ilmu, akidah dan keimanan serta ibadah dan amalan sunnah sbg pembentengan atau terapi mandiri.
• Jika hanya sandiwara. Ini sering terjadi tapi peruqyah menganggapnya serius sbg gangguan jin. Padahal dalam waktu 10 menit sudah ketahuan sandiwaranya dari pengamatan terhadap frekuensi tindakan pasien. Jika demikian, maka segera to the point menyadarkannya dgn tindakan cepat dan tepat.
Ingat :
"Berlama meruqyah atau sebentar, target utama adalah bagaimana menguatkan iman dan imun pasien. Jika itu sudah tercapai, kesembuhan pasien hanyalah menunggu dua hal : izin Allah dan keseriusan pasien utk menjadi yg lebih baik dlm akidah, ibadah dan akhlak"
=====
Medan, 24 April 2018
Musdar Bustamam Tambusai