Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika merasakan sakit beliau meniupkan bacaan surat Al Ikhlas dan Mu’awwidzatain (Al Falaq dan An Naas) pada tangan beliau sebanyak 3 kali.
Lalu mengusapkan kedua tangannya pada bagian tubuh yang mampu diusap sebelum tidur. Dimulai dari kepala, wajah, lalu ke dada. Sebagaimana hal ini dikabarkan oleh ‘Aisyah radhiallahu’anha dalam hadits yang shahih.
Selain itu, Jibril pernah meruqyah beliau Shallallahu’alaihi Wasallam ketika beliau sakit, dengan menggunakan air yang dibacakan:
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺭﻗﻴﻚ، ﻣﻦ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ ﻳﺆﺫﻳﻚ، ﻣﻦ ﺷﺮ ﻛﻞ ﻧﻔﺲ ﺃﻭ ﻋﻴﻦ ﺣﺎﺳﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺸﻔﻴﻚ، ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺭﻗﻴﻚ
/bismillaah urqiika min kulli syai’in yu’dziika wa min syarri kulli nafsin aw ‘ainin hasidin allaahu yasyfiika bismillaahi urqiika/
“ Dengan nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang mengganggumu, dan dari keburukan penyakit ‘ain yang timbul dari pandangan mata orang yang dengki, semoga Allah menyembuhkanmu, Dengan nama Allah aku meruqyahmu ”
sebanyak 3 kali. Ini adalah metode ruqyah yang disyariatkan dan ada manfaatnya.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga pernah membacakan (ayat Qur’an dan doa-doa yang ma’tsur , ed.) pada air untuk Tsabit bin Qais radhiallahu’anhu lalu memerintahkan ia untuk memercikkan air tersebut pada dirinya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab Ath Thib dengan sanad yang hasan.
Dan contoh-contoh lain metode ruqyah yang dipraktekkan pada masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Diantaranya juga, Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam sering mendoakan orang yang sakit dengan doa:
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺭﺏ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﺃﺫﻫﺐ ﺍﻟﺒﺄﺱ، ﻭﺍﺷﻒ ﺃﻧﺖ ﺍﻟﺸﺎﻓﻲ، ﻻ ﺷﻔﺎﺀ ﺇﻻ ﺷﻔﺎﺅﻙ، ﺷﻔﺎﺀ ﻻ ﻳﻐﺎﺩﺭ ﺳﻘﻤﺎً
/Allaahumma rabbannaas adz-hibil ba’sa wasyfi antasy syaafii laa syifaa-a illa syifaauka syifaa-an laa yughaadiru saqamaa/
“ Ya Allah, Rabb bagi manusia. Hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah. Engkaulah yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan hanya dari-Mu. Berikanlah kesembuhan yang tidak meninggalkan sisa sedikit pun ”
1. Rasulullah Mengusap dengan Air Garam
Ali bin Abi Thalib berkata, “Ketika Rasulullah sedang shalat, beliau disengat Kalajengking. Setelah beliau selesai shalat, beliau bersabda, ‘Semoga Allah melaknat Kalajengking yang tidak membiarkan orang yang sedang shalat atau yang lainnya.’ Lalu beliau mengambil sewadah air dan garam. Kemudian
beliau usap bagian anggota badan yang disengat Kalajengking, seraya membaca surat al-Kafirun, al-Falaq dan anNas. ” (HR. Thabrani dan dishahihkan Syekh al-Albani dalam Kitab as-Silsilah, no. 548. Imam al-Haitsami mengatakan: ‘Sanad haditsnya hasan (baik)’. Lihat Kitab Majma’uz Zawaid: 5/111).
2. Rasulullah Mengguyur dengan Air Garam
Ali bin Abi Thalib berkata, “Pada suatu malam, ketika Rasulullah sedang shalat, saat beliau meletakkan tangannya di atas tanah (sedang sujud), ada Kalajengking yang menyengatnya. Kemudian beliau mengambil sandal (terompahnya), lalu membunuhnya. Setelah selesai, beliau bersabda, ‘Semoga Allah melaknat Kalajengking yang tidak membiarkan orang yang sedang shalat atau yang lainnya, juga tidak pandang nabi atau lainnya.’ Lalu beliau mengambil sewadah air dan garam, dan mencampurkannya di wadah (baskom). Kemudian beliau mengguyurkannya ke tangan yang disengat Kalajengking, dan mengusapnya seraya membaca surat al-Falaq dan an-Nas .” (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Abi Syaibah).
3. Rasulullah Merendam dengan Air Garam
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Ketika Rasulullah sedang sujud dalam shalatnya, jari beliau disengat Kalajengking. Setelah selesai shalat, beliau bersabda,’Semoga Allah melaknat Kalajengking yang tidak memandang nabi atau selainnya.’ Lalu beliau mengambil wadah (ember) yang berisi air dan garam. Kemudian beliau meletakkan bagian tangan yang tersengat Kalajengking dalam larutan air dan garam (merendamnya) , seraya membaca surat al-Ikhlash, al-Falaq dan an-Nas, sampai beliau merasa tenang (rilek).” (HR. al-Baihaqi dan Imam al-Haitsami menyatakan bahwa sanad hadits tersebut hasan)
JIka dikaji dari sisi ilmiah tanpa dibarengi dengan menggabungkan dari sisi syariat maka tentu yang menyembuhkan adalah garam sebab garam menurut penuturan Imam Ibnul Qayyim “Garam sangat diperlukan tubuh manusia dan merupakan unsur utama dalam makanan. Banyak benda yang kita pakai memerlukan garam dalam perawatannya. Seperti emas dan perak.
Garam mengandung zat yang bisa menjadikan emas semakin nampak warna kuningnya, dan perak semakin kinclong warna putihnya. Bisa juga untuk memutihkan gigi, menguatkan gusi, menetralisir bahaya racun, mencegah menjalarnya luka atau borok, serta banyak manfaat lainnya.” (Lihat Kitab Thibbun Nabawi: 310).
Ibnu Sina, berkata, “Garam berfungsi untuk menetralisir racun yang ada akibat sengatan Kalajengking (binatang berbisa lainnya). Karena dalam garam ada zat yang bisa menyedot dan menetralisir racun. Racun akibat sengatan Kalajengking mengandung unsur panas.
Maka dari itu Rasulullah memadukan antara air yang dingin dengan garam yang bisa meneralisir. Dan ini merupakan pelajaran bagi kita, bahwa pengobatan penyakit yang diakibatkan racun adalah dengan mendinginkan dan mentralisirnya.” ( Kitab Faidhul Qadir: 5/270)