" TIPS MEN-SETTING FRAMES UTK MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN / BERTAMBAHNYA ANGGOTA KOLONI DAN MEMBUAT LEBAH LEBIH BETAH TINGGAL DIDALAM STUP "
Sebelum pembahasan langsung pada topik masalah tentang bagaimana sebaiknya men-setting frame didalam stup, terlebih dahulu saya ingin mengingatkan tentang STUP itu sendiri dan juga tentang FRAMES yg wajib terdapat didalamnya..
STUP (kotak penangkaran lebah modern) adalah sarana yg paling modern dan paling flexible didalam menerapkan setting frame ini. Krn hny didalam stup-lah 'Ruang Ideal' bagi tiap2 koloni yg berbeda-beda ukuran kekuatannya bisa kita ciptakan dan sesuaikan dgn cara mengatur tata letak frames yg menyesuaikan pada kebutuhan koloni lebah hingga mereka tetap merasa hangat, nyaman dan lebah Ratu merasa betah serta active utk menghasilkan telur2-nya..
FRAMES adalah bingkai2 yg ditempatkan didalam stup yg ukuran maupun jarak letaknya disesuaikan dgn ukuran ruang dalam stup.
Dlm hal ini terdapat 3 (tiga) jenis dan fungsi dari masing2 frames tsb..
• Pertama, seperti telah kita kenal secara umum, yakni beripa bingkai dimana fungsinya pada ruang tengahnya diperuntukan sbg tempat menempel dan dibangunnya sarang lebah..
• Kedua, frame yg telah dimodifikasi menjadi feeder box (kotak makanan) yg berfungsi utk menempatkan bees syrup (cairan manis sbg pakan lebah) yg diberikan pada saat musim paceklik nectar saja..
• Ketiga, frame yg diruang tengahnya ditutup hingga rapat (bisa menggunakan treeplex) yg mana frame tsb berfungsi sbg penyekat..
Menyusun dan meletakan jumlah frames didalam stup, tentunya memiliki aturan dan tata cara tersendiri yg dikenal dgn teori SFS (Setting Frame System).
Meskipun Stup2 yg ada skrng ini masih memiliki ukuran yg sangat beragam dan berbeda-beda jumlah frames-nya, tetapi dgn menerapkan setting frames yg tepat dan benar maka 'Ruang Ideal' bagi koloni lebah akan tetap bisa kita ciptakan..
Merujuk pada tata cara teori SFS;
A. Bahwa posisi frames yg dilatakan harus dimulai dari posisi yg paling pinggir, bukan dari tengah-tengah stup..
(Bisa dimulai dari sisi paling kanan ataupun dari sisi paling kiri stup).
B. Jumlah frames yg dipasang hanya sejumlah sarang2 yg ada dan hanya sarang2 yg besarnya saja, ..
(Berarti tidak semua frames harus dipasang didalam stup).
C. Frame yg paling akhir yg dipasang pada urutan teori SFS, adalah frame penyekat atau frame feeder box jika memang sdng digunakan.
(Adapun ruang selebihnya biarkan utk sementara menjadi ruang kosong tanpa penghuni).
D. Jika koloni bertambah padat, baru kita tambahkan 1 (satu) frame baru yg masih kosong utk memberi kesempatan berupa tempat pada lebah pekerja dlm membuat sarang yg baru. Adapun caranya dgn menggeser mundur frame penyekat atau frame feeder box sejauh jarak yg dibutuhkan utk meletakan frame baru tsb..
E. Begitupun jika koloni menyusut, kita wajib mengurangi jumlah frame yg tdk efektif dibutuhkan oleh koloni dan memajukan kembali posisi frame penyekat atau frame feeder box sejauh jumlah frame yg dikurangi tsb..
Manfaat dari mempraktekan SFS ;
1. 'Ruang Ideal' bagi setiap koloni yg berbeda-beda kekuatannya akan tetap dpt terpenuhi.
2. Setiap sarang yg dibangun akan sama besar ukurannya memenuhi bingkai frame, tidak kecil-kecil dan tdk merata ukurannya.
3. Secara pasti kita dapat mengetahui pasang surutnya perkembangan koloni yg bersifat fluktuatif.
4. Dgn padatnya lebah pada 'Ruang Ideal' yg dikondisikan, maka Larva2 akan dapat tererami oleh lebah2 pekerja muda secara masif hingga keberhasilan utk menjadi amogi (lebah muda yg barhasil menetas) akan lbh tinggi..
5. Pengontrolan koloni terhadap keberadaan dan kondisi sang lebah Ratu, keberadaan telur, larva, brood, maupun cell calon Ratu sangatlah mudah.
Demikian juga dgn pengontrolan atas keberadaan pakan berupa nectar dan polen menjadir lbh cepat.
6. Pengobatan atas keberadaan mites (kutu lebah), varoa, ulat kupu, jamur dan keberadaan predator2 didalam stup akan lbh cepat teratasi krn terkonsentrasi dan focus pd lingkup yg kecil saja...
Boeng Koes