Psikoterapi Ruqyah Dalam Tinjauan Psikologi Islami
Menurut Lewis R.Wolberg.Mo (1997) dalam bukunya
yang berjudul The Technique of Psychotheraphy
mengatakan bahwa:
“Psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan
alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang
berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli
secara sengaja menciptakan hubungan profesional
dengan pasien,yang bertujuan: (1) Menghilangkan,m
engubah atau menemukan gejala-gejala yang ada,(2)
memperantai (perbaikan) pola tingkah laku yang
rusak,dan (3) meningkatkan pertumbuhan serta
perkembangan kepribadian yang positif”.
Essensi psikoterapi (termasuk juga konseling) sebagai
suatu bentuk bantuan yang diberikan seseorang
kepada orang lain yang mempunyai problema
psikologis bukanlah monopoli masyarakat Barat
(modern) saja. Berbagai bentuk bantuan tersebut
sebenarnya dapat ditemui pada setiap masyarakat dari
berbagai budaya.
Dalam perspektif bahasa kata psikoterapi berasal dari
kata “psyche” dan “theraphy.”Psyche mempunyai
beberapa arti, antara lain (dalam Hamdani,2001):
1. Dalam mitologi Yunani, psyche adalah seorang
gadis cantik yang bersayap seperti sayap kupu-kupu.
Jiwa digambarkan berupa gadis dan kupu-kupu simbol
keabadian.
2. Menurut Freud, merupakan pelaksanaan-pel
aksanaan kegiatan psikologis terdiri dari bagian sadar
(CONSCIOUS) dan bagian tidak sadar
(UNCONSCIOUS).
3. Dalam bahasa Arab psyche dapat dipadankan
dengan “Nafs” dengan bentuk jamaknya “anfus” atau
“nufus”. a memiliki beberapa arti, diantaranya; jiwa,
ruh, darah, jasad, orang, diri dan sendiri.
Adapun kata “therapy” (dalam bahasa Inggris) berarti
makna pengobatan dan penyembuhan, sedangkan
dalam bahasa Arab kata therapy sepadan dengan
Syifa’un yang artinya penyembuh.
Sedangkan Ruqyah adalah berasal dari bahasa Arab yang
jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah jampi atau mantra.
Jadi definisi psikoterapi ruqyah adalah proses
pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, apakah
mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui
bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Dengan kata lain psikoterapi ruqyah
berarti suatu terapi penyembuhan dari penyakit fisik
maupun gangguan kejiwaan dengan psikoterapi dan
konseling Islami dan menggunakan bacaan ayat-ayat
Al-Qur’an dan do’a-do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam.
Dalam masyarakat Islam, praktek psikoterapi juga
telah diterapkan, bahkan ada yang sudah
dilembagakan salah satunya Psikoterapi Ruqyah yang
dilakukan Tim Ruqyah Majalah Ghoib yang sudah
membuka cabang pengobatan Psikoterapi Ruqyah
diberbagai daerah di Indonesia termasuk di
Yogyakarta. Fungsi sebagai psikoterapis (dan
konselor) banyak diperankan oleh tokoh agama atau
ulama, ustadz, yang sering meruqyah dengan ruqyah
syar’iyyah.
Kita sebagai umat Islam harus mencontoh pribadi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setiap
tindakan dan perbuatan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam telah mengajarkan pada diri kita cara-cara
untuk menghadapi penyakit fisik, ataupun gangguan
kejiwaan yang mengganggu yaitu dengan ruqyah.
Kebolehan menggunakan ruqyah ini sudah ada
dasarnya berasal tuntunan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yaitu sunnah qauliyah (sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), sunnah
fi’liyah (perbuatan beliau), dan sunnah taqririyah
(pengakuan atau pembenaran beliau terhadap jampi-
jampi yang dilakukan orang lain).
Ibnu Qayyim Al jauziah dalam kitab At Tibbun Nabawi
menyebutkan, bahwa pengobatan yang dilakukan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap
suatu penyakit ada tiga macam. Yaitu : dengan
pengobatan alami, pengobatan Ilahi (ruqyah) dan
dengan gabungan dari keduanya.
Diriwayatkan dari ‘Utsman ibn Abi al-‘Ash ats-Tsaqafi
mengenai terapy ruqyah untuk mengobati penyakit
fisik bahwa ia berkata,”Aku telah datang kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadukan
sebuah penyakit yang hampir saja membinasakanku.
Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata
kepadaku, ”letakkanlah tanganmu di atas bagian
tubuhmu yang sakit,lalu bacakanlah:
“Dengan nama Allah (7kali) aku berlindung kepada
Allah dan kodrat-Nya dari kejahatan berbagai
penyakit, baik penyakit yang sedang menimpaku
maupun yang akan datang.”
‘Utsman ibn Abi al-Ash melanjutkan,”Maka aku
amalkan petunjuk Rasulullah tersebut sehingga Allah
SWT menghilangkan penyakit itu dariku.”
Diriwayatkan mengenai terapy ruqyah untuk mengobati
gangguan kejiwaan bahwa Ubay ibn Ka’ab berkata:
Ketika aku berada di dekat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam datanglah seorang Arab Badui
menemui beliau seraya berkata,:Wahai nabi Allah!
Sesungguhnya saudaraku sedang sakit.”Apa
sakitnya”balas Beliau. Ia menjawab,”Ia terkena
gangguan jiwa, wahai nabi Allah.” Kata Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi,”Bawa saudaramu itu
kesini!”Maka orang itu pun membawakan saudaranya
itu kehadapan baliau.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta
perlindungan kepada Allah untuk diri saudaranya itu dengan
membacakan surah al-Fatihah, empat ayat pertama dari
\surah al-Baqarah, dua ayat pertengahan darinya, yaitu ayat
yang ke-163 dan ke-164, ayat Kursi, dan tiga ayat yang terakhir
dari surat al-Baqarah tersebut. Kemudian ayat yang
ke-18 dari surah Ali ‘Imram, ayat yang ke-54 dari
surah al-A’araf, ayat yang ke-116 dari surah al-
Mu’minun, ayat yang ketiga dari surah al-Jin, sepuluh
ayat pertama dari surah ash-Shaffat, ayat yang ke-18
dari surah Ali ‘Imran, tiga ayat terakhir dari surah al-
Hasyr, surah al-Ikhlas, dan mu’awwidzatain (surah al-
Falaq dan an-Nas).”
Psikoterapi ruqyah dapat dikatakan sebagai
komunikasi Ilahiah yang antara lain aspeknya berupa
dzikir dan doa.
a. Dzikir.
Secara harfiah dzikir berarti ingat. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah ingat pada Allah.Ada banyak bentuk
amalan dzikir, salah satunya adalah membaca ayat-
ayat suci Ak-Qur’an.
Dengan berdzikir hati menjadi
tenang sehingga terhindar dari kecemasan . Al-Qur’an
sendiri menerangkan hal ini dalam surat Ar Ra’d ayat
28 yang berbunyi:
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﺗَﻄْﻤَﺌِﻦُّ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﺑِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻻَ ﺑِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦُّ
ﺍﻟْﻘُﻠُﻮﺏُ
“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tentram.” (QS.Ar Ra’d:28)
b. Do’a.
Dalam Al-Qur’an juga terdapat bacaan yang
mengandung ayat-ayat berupa do’a yang disebut
dengan do’a Qur’ani. Hawari (dalam perkimpoian dan
keluarga,1997) mengatakan do’a dalam kehidupan
seseorang muslim menempati posisi psikologis yang
strategis sehingga bisa memberi kekuatan jiwa bagi
yang membacanya.
Do’a mengandung kekuatan spiritual yang dapat
membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme
yang keduanya merupakan hal yang
mendasar bagi penyembuhan suatu penyakit. Dengan
berdo’a, ibadah mempunyai roh dan kerja atau amal
memiliki nilai modal spiritual.
Melakukan psikoterapi ruqyah secara teratur adalah
salah satu manifestasi dari menjalani kehidupan
secara reigius dan banyak mengandung aspek
psikologis didalamnya. Bahkan bagi seorang muslim,
ini tidak hanya sebagai amal dan ibadah, namun juga
menjadi obat dan penawar bagi seseorang yang
gelisah jiwanya dan tidak sehat secara mental.
Dalam Al-Qur’an banyak diutarakan ayat-ayat
mengenai obat (syifa’un) bagi manusia yang disebut
dalam Al-Qur’an, diturunkan untuk mengobati jiwa
yang sakit, seperti pada ayat-ayat Al-Qur’an berikut :
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﺗْﻜُﻢْ ﻣَﻮْﻋِﻈَﺔٌ ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ ﻭَﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻟِﻤَﺎ ﻓِﻲ
ﺍﻟﺼُّﺪُﻭﺭِ ﻭَﻫُﺪًﻯ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
“Hai manusia!Telah datang nasihat dari Tuhanmu
sekaligus sebagai obat bagi hati yang sakit ,petunjuk
serta rahmat bagi yang beriman.” (QS.Yuunus:57)
ﻭَﻧُﻨَﺰِّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
“Kami turunkan dari Al-Qur’an ini, yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang yang mukmin.”(Al
Israa’:82)
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﺗَﻄْﻤَﺌِﻦُّ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﺑِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻻَ ﺑِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦُّ
ﺍﻟْﻘُﻠُﻮﺏُ
“Mereka itu orang yang beriman, yang berhati tenang
karena ingat kepada Allah. Ketahuilah, dengan ingat
kepada Allah hati menjadi tenang.”(QS.Ar Ra’d:28)
ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻫُﺪًﻯ ﻭَﺷِﻔَﺎﺀٌ
“….Katakanlah Muhammad,”Bagi segenap orang-orang
yang beriman Al-Qur’an menjadi petunjuk dan juga
obat.”(QS.Fushshilat:44).
Dalam pemahaman agama Islam kalbu atau jiwa
merupakan pusat dari diri manusia. Segala sesuatu
yang terjadi pada diri manusia berpangkat pada kalbu.
Ini sesuai dengan salah satu arti kata qalb menurut
Moniuddin (1985) yaitu inti, pusat, sentral.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa berbagai bentuk
gangguan jiwa berpangkal dari kalbu yang didominasi
oleh dorongan hawa nafsu negatif (iri, dengki,
memaksakan kehendak, anti sosial, dorongan berbuat
kejahatan) dengan kata lain mempunyai hati yang
sakit.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa dalam diri
manusia ada “segumpal daging” (menunjuk aspek fisik
dari kalbu), yang jika”daging” itu baik atau sehat
maka baiklah (sehatlah) seluruh diri manusia dan
sebaliknya; ”daging itu tidak lain adalah kalbu (aspek
rohani manusia).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berbagai
bentuk gangguan mental berpangkal pada aspek kalbu
sebagai pusat dari diri manusia. Ini sama sekali bukan
berarti psikoterapi Islam dalam hal ini psikoterapi
ruqyah mengesampingkan peranan dimensi fisik,
psikologis dan sosial.
Suatu bentuk gangguan mental
(psikopatologi) bisa juga berpangkal pada dimensi
fisik, psikologis atau sosial. Maka peran agama Islam
dalam terapi ruqyah lebih memfokuskan pada dimensi
spiritual (dengan memberikan Psikoterapi dan
konseling secara Islami dan membacakan ayat-ayat
suci Al-Qur’an dan doa-doa Rasulullah) selain dimensi
fisik, psikologis atau sosial.
Tahapan-tahapan Dalam Psikoterapi Ruqyah
Dalam proses psikoterapi Islami dengan terapi ruqyah
yang dilakukan Tim Ruqyah di Kota Gede Yogyakarta
(maupun Tim Ruqyah Majalah Ghoib) dalam
mengobati para pasien yang menderita penyakit fisik,
psikis, gangguan jin dan serangan sihir mempunyai
beberapa tahapan yang mesti dilalui.
Penjabarannya adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Sebelum Psikoterapi Ruqyah.
a. Berwudhu.
Para Pasien sebelum mengikuti prosesi terapi ruqyah
harus berwudhu terlebih dahulu untuk mesucikan
dirinya agar dirinya selalu dijaga malaikat yang
ditugaskan Allah SWT.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam telah bersabda;”Bersucilahkamu atas tubuh
kamu. Sesungguhnya tiada seorang hambapun akan
terjaga kebersihannya melainkan dia menjaga
kebersihannya tentang pakaian atau lain-lainnya yang
dia miliki. Tidak akan terjadi perkara jahad melainkan
berkata malaikat:”Ya Allah! Ampunkanlah hamba-Mu
ini karena sesungguhnya dia menjaga kesuciannya
(berwudhu).” (HR.Thabrani).
Wudhu selain sudah dituntunkan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam penelitian terakhir ternyata
memiliki efek refreshing, penyegaran, membersihkan
badan dan jiwa, serta pemulihan tenaga. Oleh karena
itu dapat dipahami apabila ada seseorang yang
sedang marah oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam disarankan mengambil air wudhu, yaitu sesuai
dengan sabdanya:”Apabila engkau sedang marah
maka berwudhulah”.
b. Mendengarkan Nasehat-Nasehat Agama dan
Petunjuk Pelaksanaan Psikotrapi Ruqyah.
Para pasien dinasehati agar tidak berbuat syirik
kepada Allah SWT yaitu memegang teguh kalimah
Lailahailallah dalam setiap tindakan dan perbuatan,
selalu mendekatkan diri pada Allah dengan
melaksanakan segala yang diperintahkan dan menjauhi
segala yang dilarang oleh Allah. Menjauhi sikap ujub,
takabur, riya dan sikap-sikap setan lainnya, dalam
setiap ikhtiar yang dilakukan selalu menyerahkan
urusannya pada Allah, karena tiada daya upaya selain
pertolongan Allah semata. Para pasien juga diberitahu
apa yang harus dilakukan pasien dalam prosesi terapi
ruqyah agar dapat berhasil dengan baik dan
sempurna.
c. Berbaring atau duduk dengan mengambil sikap
relaksasi tubuh (otot) yang enak dan nyaman dan
relaksasi fikiran.
Dengan berbaring atau duduk dengan melemaskan dan
mengendorkan semua bagian tubuh termasuk otot
menurut Walker, dkk. (1981) (dalam Haryanto, 2002)
mengutip beberapa hasil penelitian bahwa relaksasi
otot ini ternyata dapat mengurangi kecemasan, tidak
dapat tidur (insomnia), mengurangi hiperaktifitas pada
anak, mengurangi toleransi sakit dan membantu
mengurangi merokok bagi para perokok yang ingin
sembuh atau berhenti merokok. Penelitian yang
dilakukan oleh Dr.Johana Endang Prawitasari (1988)
(dalam Haryanto.2002) dengan menggunakan teknik
relaksasi otot, relaksasi kesadaran indra, hasilnya
menunjukkan bahwa teknik-teknik tersebut ternyata
efektif untuk mengurangi keluhan berbagai penyakit
terutama psikosomatis.
Dengan relaksasi fikiran atau kesadaran indra dapat
mengatasi kecemasan, stress,
depresi, insomnia atau rangguan kejiwaan yang lain.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa dengan
relaksasi penenangan fikiran terhadap gelombang-
gelombang otak atau EEG (electro-encyphalographic)
menunjukkan otak lebih banyak mengeluarkan
gelombang-gelombang alfa yang berhubungan dengan
ketenangan atau kondisi relaks.
2. Pelaksanaan Terapi Ruqyah Massal.
a. Mendengarkan Lantunan Ayat Suci Al-Qur’an
dengan Khusyuk.
Setelah berwudhu dan mengambil sikap tubuh yang
enak dan nyaman serta menenangkan fikiran. Maka
para pasien diperdengarkan dengan lantunan bacaan
Ayat Suci Al-Qur’an dengan khusyuk dan boleh
mengikuti bacaan Ayat suci Al-Qur’an dalam hati. Al-
Qur’an secara harfiah (kata demi kata, bukan hanya
makna) merupakan obat bagi penyakit-penyakit hati.
Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an :
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﺗْﻜُﻢْ ﻣَﻮْﻋِﻈَﺔٌ ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ ﻭَﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻟِﻤَﺎ ﻓِﻲ
ﺍﻟﺼُّﺪُﻭﺭِ ﻭَﻫُﺪًﻯ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu suatu pelajaran dari Tuhanmu, dan
penyembuh terhadap penyakit yang ada dalam dada,
dan petunjuk serta rahmat untuk orang-orang yang
beriman.” (Yunus,10:57)
Nabi SAW bersabda: “Bacalah
Al-Qur’an!Karena sesungguhnya Allah Ta’ala
berfirman : “Al-Qur’an itu obat bagi penyakit yang ada
dalam dada”. Oleh karena itu mendengarkan atau
membaca Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai teknik
membersihkan jiwa dari segala penyakit-penyakit hati
(iri, dengki, sombong, ujub, takabur, riya, dan lain
sebagainya).
.
b. Pasien Merasakan Sensasi yang Terjadi Selama
Prosesi Mendengarkam Lantunan Ayat Suci Al-Qur’an.
Setelah berwudhu, melakukan relaksasi otot dan
fikiran lalu mendengarkan dengan khusyuk lantunan
ayat suci Al-Quran, para pasien yang merasakan stres,
kegundahan dan kesempitan dalam dadanya akan
mendapatkan suatu pengalaman spiritual dan
ketenangan luar biasa pada dirinya. sebab salah satu
cara ingat kepada Allah (dengan dzikir, mendengarkan
dan membaca Al-Qur’an) memberikan efek
ketenangan, ketentraman, tidak cemas, stres atau
depresi. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺇِﺫَﺍ ﺫُﻛِﺮَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺟِﻠَﺖْ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺗُﻠِﻴَﺖْ
ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺁﻳَﺎﺗُﻪُ ﺯَﺍﺩَﺗْﻬُﻢْ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah
mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat-Nya bertambah iman mereka (karenanya)
dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.”(QS.Al-
Anfal (8):2)
Allah Ta’ala juga berfirman: “Gemetar karenanya kulit
orang-orang yang takut pada Tuhannya. Kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu
mengingat Allah.”(QS.Az-Zumar (39):23)
Firman Allah Ta’ala:“(Yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah ,hanya dengan mengingat
Allah hati menjadi tentram.”(QS.Ar-Ra’d(13):28)
Alan Goldstein (dalam Haryanto 2002) telah
menemukan semacam zat morfin alamiah pada diri
manusia, yaitu dalam otak manusia yang disebut
endogegonius morphin atau yang sering disingkat
dengan endorphin atau endorfin yang memiliki fungsi
kenikmatan (pleasure principle).
Zat tersebut dapat dirangsang dan mempercepat tubuh untuk
memproduksi endorfin dengan cara relasasi otot dan
fikiran yang mengeluarkan gelombang-gelombang alfa
yang berhubungan dengan ketenangan dan kondiri
relaks dalam menikmati lantunan ayat suci Al-Qur’an.
Selain memberikan efek ketenangan dalam
mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, mungkin
beberapa pasien akan mengalami suatu keadaan
tazkiah (pensucian jiwa) untuk menghilangkan atau
melenyapkan segala kotoran dan najis yang terdapat
dalam dirinya secara psikologis dan rohaniyah.
Dimana dapat terjadi kondisi unconscious
(ketidaksadaran) seperti menangis tanpa terkendali
yang mengeluarkan semua ketegangan dalam dirinya
bahkan gerak tubuhnya menjadi tidak terkendali (yang
akan langsung ditangani khusus oleh Ustadz yang
meruqyah) jika dalam dirinya sudah sangat banyak
kotoran-kotoran dosa dan kemaksiatan dalam jiwa,
qalb, akal fikiran, inderawi dan fisik yang tercemari
sifat-sifat dan unsur-unsur syaitaniyah.
3. Pelaksanaan Konseling dan Psikoterapi Ruqyah
Pada Diri Pasien Secara Pribadi.
Setelah para pasien diruqyah secara massal maka
selanjutnya mu’alij (sebutan untuk orang yang
memberikan terapi ruqyah) memberikan konseling dan
ruqyah secara orang-perorang sesuai dengan keluhan
atau penyakit yang ada pada fisik atau bathin pada
dirinya.
a. Pemberian Konseling
Konselor (Ustadz yang menerapi) memberikan
bimbingan, pelajaran dan pedoman pada individu yang
meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana
seharusnya seorang klien dapat mengembangkan
potensi akalnya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan
serta dapat menanggulangi problematika hidup dan
kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri
yang berparadigma kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
b. Psikoterapi Ruqyah Khusus
Konselor membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an juga
berfungsi sebagai permohonan (doa) agar senantiasa
dapat terhindar dan terlindungi dari suatu akibat
hadirnya musibah, bencana atau ujian yang berat.
Yang mana hal itu dapat mengganggu keutuhan dan
eksistensi kejiwaan (mental).
Kerena dalam kehidupan nyata sehari-hari tidak
sedikit orang menjadi stres,
depresi dan frustasi bahkan menjadi hilang ingatan
dan kesadarannya karena keimanan dalam dada tidak
kokoh, mental sangat rapuh dan lingkungan jauh dari
perlindungan Allah, dan dari orang-orang yang Shalih.
Setelah konselor membacakan ayat-ayat suci Al-
Qur’an juga berfungsi sebagai permohonan (doa) agar
senantiasa dapat terhindar dan terlindungi dari suatu
akibat hadirnya musibah, bencana atau ujian yang
berat. Maka konselor juga membaca ayat-ayat Al-
Qur’an dan do’a-do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam secara khusus sesuai dengan penyakit yang
diderita pasien untuk memberikan penyembuhan atau
pengobatan terhadap penyakit kejiwaan (mental),
bahkan dapat juga mengobati penyakit fisik, gangguan
jin dan serangan sihir sesuai dengan apa yang diderita
dan dirasakan pasien.
Dari semua penjabaran dan pembahasan yang telah
dikemukakan menunjukkan bahwa ruqyah sya’riyyah
punya legalitas yang begitu kuat baik dari segi dalil
Al-Qur’an dan Sunnah maupun dari segi penelitian
ilmiah, maka janganlah kita ragu untuk mempraktikkan
dan menjadikannya sebagai live style kita sebagai
seorang mukmin, pengikut Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Agar warisan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang satu ini tidak asing dalam
kehidupan masyarakat Islam sekarang atau di masa
mendatang.