"Selama 4 tahun pernikahan ini, saya selalu marah sama suami karena hal-hal kecil dan marah itu seringnya berubah jadi kekecewaan mendalam yang hanya saya simpan dan itu membuat saya teringat kembali ke mantan pacar saya. Kenapa saya tidak menikah dengannya saja dulu, kenapa kita dipisahkan dulu?".
Oleh; Nuruddin Al Indunissy
Begitu pengakuan ahwat berusia 29 tahun yang sudah dikaruniai 2 anak ini, kata-kata itu keluar begitu saja saat saya coba "counseling" untuk sihir yang membelenggu keluarganya. Padahal hal ini disembunyikan kepada suaminya selama bertahun-tahun. Hal ini rupanya yang menjadi akar masalah terbesar, disisi lain sang suami juga terikat sihir yang membuat perusahaanya menurun jauh bahkan mendekati titik bangkrut.
Saya tercengang mendengar kenyataan bahwa keluarga mereka hampir tidak menemukan kebahagiaan yang diimpikan, suami tidak betah dirumah karena selalu ada cekcok..istri sulit dinasihati dan sang istri mengklaim suaminya egois. Betapa tidak, suami-istri itu begitu muda dan mereka sangat cocok baik itu dari usia ataupun kecocokan raut wajah mereka yang memang rupawan apalagi dengan 2 anak yang sedang lucu-lucunya. Memiliki perusahaan sendiri, mobil sendiri, rumah sendiri bahkan kehidupan spiritual yang mapan.
Hppss.. Ini adalah pasien ke 5 saya dalam hari ke 2 ini di palembang. Sebenarnya saya menanti kisah spektakuler yang bisa saya tulis semenjak landing bandara Sultan Mahmud Badarudin Palembang ini dalam rangka mengisi pelatihan RehabHati QuranicHealing dibeberapa tempat, termasuk diantaranya pelatihan gratis yang akan dilaksanakan di Martapura. Saya berfikir mau nulis tentang sungai musi, kenyataannya belum sempat jalan kesana. Mau nulis tentang mpek-mpek palembang sepertinya saya harus jujur karena lidah sundanese saya kurang bersahabat dengan makanan khas palembang ini.
Sihir "Mantan", adalah kondisi istri/suami yang tidak bisa melupakan mantannya bertahun-tahun, bahkan saya menemukan hingga usia 40-50 tahun dan belum bisa menghapus nama mantannya. Nama mantan itu terus menggaggunya. Dan saya membuktikan malam ini, bahwa si jin laknatullah ini ternyata berkecimpung dalam hal perasaan sang mantan ini.
Cerita bermula ketika saya, seperti biasa, melakukan konseling khusus RehabHati kepada setiap pasien jika waktu memungkinkan. Malam itu, setelah shalat isya adalah ruqyah ke dua kali dikeluarga itu setelah meruqyah ibunya yang berusia 63 tahun dan baru menyadari bahwa kelakuannya yang suka marah-marah sama suaminya bahkan hingga minta cerai itu juga karena perbuatan si laknatullah...
Maghrib tadi ketika pengkondisian (untuk ruqyah) selesai, si ahwat ini tidak mau diruqyah dan saya langsung memukul bagian pahanya dan dia (jin dalam tubuhnya) berteriak keras. Segera tangan saya meraih lehernya dan dia minta ampun, saya mengancam untuk menyembelihnya. Saya kasar saat itu karena mendapat informasi bahwa sudah ada 5 peruqyah dipalembang ke rumah itu, namun tidak pernah terjadi komunikasi dan jin belum keluar. Karena adzan isya berkumandang ruqyah dihentikan dan dilanjutkan selepas isya.
Informasi juga, bahwa ketika saya meruqyah ibu mertuanya dia menangis keras dan memegangi rusuk kirinya paling bawah.
Selepas isya eksekusi berlanjut, hal pertama yang saya lakukan adalah merehabilitasi-hati si ibu. Saya merasa tertantang untuk melakukan rehab karena si ibu benci dengan buku saya seperti sahabat lain yang terdapat gangguan jin dalam tubuhnya. Bahkan sang suami sempat marah ketika buku RehabHati yang ia rekomendasikan itu tidak disentuh sama sekali.
Pertama saya mengatakan kepada sang suami, ini tidak terjadi satu atau 2 kali jika buku saya tidak disukai orang yang dalam tubuhnya ada jin-nya. Mungkin karena inti buku itu adalah tauhid, karena si ibu senang baca, terutama buku fikih dan buku lain.
"Ayuk", ucap saya lirih. Ayuk adalah panggilan akrab untuk ahwat di palembang.
"Kekecewaan itu, seperti gejolak gas yang berada dalam tabung. Jika kita bisa mengelolanya, maka ia akan menghasilkan daya dorong untuk terbang dan lepas dari jeratan itu".
"Lihatlah", kata saya melanjutkan. Lihatlah tabung gas hijau yang dibagikan pa SBY untuk pedagang kecil; tukang nasgor, pedagang bakso dll. Mereka mengambil manfaat dari gas yang bergejolak dalam tabung itu. Itu karena mereka cerdas mengalirkan gas itu dalam porsi yang tepat, lalu memanfaatkannya dan menghasilkan karya. Begitu juga ibu-ibu di dapur, dengan memanfaatkan gas ia bisa memasak ceplok telor, memasak buat anak, suami dll.
Pernahkan ayuk berfikir tentang roket Amerika yang mampu mencapai Bulan, berapa ton besikah yang terbang kebulan itu?
Besi raksasa itu terbang ke bulan dengan memanfaatkan gas yang bergejolak itu, gas bergejolak yang dimanagerial dengan baik. Nah sekarang, banyangkan jika gejolak kekecewaan dalam dada teteh itu tidak segera dikelola. Ia akan meledak ayuk.. meledak, mungkin 10 atau 20 tahun kedepan ayuk akan meminta cerai sama suami tercinta yang mencintai ayuk!
Dan sebagai bahan renungan, sakit hati ayuk karena terpisah dengan pacar ayuk dulu itu adalah AZAB pacaran. Ingat Rasulullah Sholallahu Alaihi wa Sallam, pernah bersabda; "Tidak berpisah dua orang yang saling mencintai, melainkan karena dosa diantara keduanya". Jadi, selesai untuk urusan mantan ini. Cukup kegelisahan 4 tahun dipernikahan ayuk dan abi ini adalah azab pacaran dulu dan jangan dilanjutkan hingga 40 tahun kedepan.
Coba lembutkan hati dan jawab jujur pertanyaan saya, apa hal yang membuat ayuk masih saja mengingatnya bahkan ingin kembali ?"Saya menyesal memutuskannya dengan cara yang kasar, dan saya ingin minta maaf". Jawabnya hampir menangis.
Jangan menangis: "Ayuk tau itu perbuatan Haram dan melanggar syariat?
"Apakah meminta maaf adalah hal yang melanggar syari'at?" Jawabnya seakan dikuasai jin itu lagi.
"Tidak, yang melanggar syari'at itu adalah memalingkan hati dari suamimu saat sendirian atau saat suami tidak dirumah. Ingat, seorang perempuan, dari saat dia bayi hingga ia menikah itu haq ayahnya. Artinya sang ayah ikut menanggung dosa saat ia berbuat dosa karena ketidak tahuan atau kurangnya penjagaan. Setelah akad nikah hingga kematiannya, anak wanita itu adalah tanggung jawab suaminya. Ia wajib taat kepada suaminya, jiwa raganya selama suami itu taat kepada Allah!" Jawab saya menekankan dan dia menunduk.
"Saya ingin minta maaf kepadanya..." Jawabnya lagi.
"Minta maaflah, kenapa begitu sulit. Ceritakan sama abi baik-baik, dan Alhamdulillah abi sudah dengar sekarang maka pergilah bersama abi dan minta maaf. Saya yakin abi juga mengizinkannya jika itu mengobati kegelisahan antum selama ini, karena itu adalah akar semua masalah ayuk sama suami. Artinya ketika ayuk melihat kekurangan suami ayuk langsung teringat sang mantan itu dan menyesal tidak menikah dengannya, saat abi tegas dalam kata-kata dalam menentukan peraturan ayuk mengira abi egois.. dan sterusnya. Inilah penyebabnya, ada gejolak kekecewaan yang belum padam dan ingat suatu saat akan meledak". Papar saya.
Ayuk diam saja, entah apa yang dia fikirkan.
"Ayuk", ucap saya mulai mengendalikan situasi dan menatap tajam matanya.
"Saya yakinkan, insya Allah. Selepas ruqyah ini rasa bersalah ayuk, dan keinginan ayuk untuk minta maaf itu akan hilang tanpa bekas. Saya yakin si laknatullah (jin dalam tubuh) itulah yang mengendalikan perasaan ayuk agar kehidupan ayuk cerai-berai!"
"Apa yang ayuk fikirkan selama ini adalah kebanyakan terjadi sama wanita rata-rata. Kebanyakan wanita itu berfikiran pendek!". Saya mulai menghakiminya.
"Ayuk, coba berfikir panjang. Berfikir untuk masa yang lebih panjang. Jangan jauh-jauh ke akhirat jika memang belum terjangkau difikiran jangka dekat ini, coba berfikir 40 tahun kedepan jangan hanya berfikir hari ini dan tahun-tahun berikutnya apalagi berfikir masa indah kebelakang. Fikirkan 40 tahun kedepan saat ia nanti sudah berusia 70 tahun, saat ia mulai berdiri gemetar dengan tongkatnya atau saat itu ayuk mulai sedikit pikun dan setiap hari disibukan sama cucu-cucu ayuk. Atau fikirkan, jika misalnya dia telah dipanggil Allah lebih dulu, atau mungkin saja jika ayu yang dipanggil duluan?"
Dia mulai sedikit tersenyum dan menjawab:
"Kadang saya, saya merasa heran dengan diri saya. Kadang saya berfikir, kenapa saya ini memikirkan orang yang mungkin tidak memikirkan saya lagi?""Bukan heran yuk, tapi Aneh!", jawab saya.
"Ingat yuk, cukup kekecewaan itu sebagai azab masalalu. Masa lalu itu tidak membahayakan kita, tapi kita sering merasa terancam olehnya. Sekarang maafkanlah ia dan mulailah beristighfar setiap kali mengingat dia. Istighfar, karena mungkin dosa memalingkan hati dari suami ini lebih besar dari dosa pacaran dulu. Itulah yang diinginkan salah satu balatentara iblis yang memang disiapkan untuk menceraiberaikan pernikahan seorang muslim-muslimah dari mulai akad nikah terjadi". Ini adalah penegasan saya terakhir, selanjutnya saya mulai mengkondisikannya untuk melakukan prosesi ruqyah.
Kami membuat segitiga, saya, suaminya dan ayuk. Saya mengingatkan kepada ayuk bahwa saya bukan orang sakti atau orang salih, apalagi penyembuh yang bisa memberikan kesembuhan. Kesembuhan itu mutlak dari Allah, dan kami bertiga sore itu akan memohon kepada Allah dengan ikhtiar yang disunnahkan. Saya terangkan bahwa saya hanyalah hamba Allah biasa yang berharap membantu memecahkan kesusahan ini agar nanti Allah akan menolong saat saya berada dalam kesulitan dimasa yang tidak saya ketahui.
Selanjutnya, saya mengajak ayu untuk mengikuti apa yang saya ucapkan sebagai do'a memohon perlindungan dengan berta'awudz, membaca syahadatain, bershalawat dan beristighfar. Kemudian saya mengajak semua yang hadir untuk membentengi dirinya sendiri dengan memohon perlindungan kepada Allah. Selanjutnya saya mengkondisikan agar ayuk khusuk mendengarkan bacaan al Quran yang akan saya bacakan. Saya juga mengkondisikan sang suami, agar tidak marah saat prosesi ruqyah berlangsung. Karena dia akan berhadapan dengan jin yang mengganggu istrinya selama bertahun-tahun ini.
Sebagai informasi, sang istri sering diganggu mimpinya dengan 2 kuntilanak. Satu kuntilanak telah ia bunuh dengan pisau dalam mimpinya, setelah ia mendawamkan surah Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nass serta ayat Qursi sebelum tidur. Gangguan selain itu adalah ia yang suka marah sama suami, yang menambah panas suasana. Akibatnya kedua mertua yang tinggal bersama ayuk ini, juga ipar-iparnya mulai membencinya. Pada intinya rumah jadi panas akibat sihir yang mengendalikan rumah ini. Saya telah mendefinisikan bawah ini adalah gejala sihir, dan saya telah menyiapkan ayat-ayat pembatal sihir dan tehnik-tehnik pengembangan dan tingkat lanjut untuk menyirnakan sihir itu. Karena saya juga mendapat informasi jika Abi sudah melakukan ruqyah rumah dengan "segalon Air" yang dibacakan ayat ruqyah sebanyak 4 kali namun tidak mempan.
Ayuk duduk khusyuk, begitupun saya dan suaminya.
Kami benar-benar siap malam itu, saya memohon perlindungan kepada Allah dengan membaca: "La hawla wa laa quwwata illa billahil aliyhil adziim, hasbiyallah, hasbiyallah, hasbiyallahu la ilaaha illahua alaihi tawakaltu ilallahu alaihi rabbul arsyil adziim. Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikmann nasiir".
Hal berikutnya yang saya lakukan adalah membacakan ayat qursy dengan niat memohon perlindungan kepada Allah untuk melindungi ruangan ini. Selanjutnya adalah afirmasi dan memperdengarkan ancaman dengan kata-kata saya sendiri kepada seluruh jin yang mungkin masih belum pergi dari ruangan itu.
"Ya Allah ya Nur, ya Mukmin ya Muhaimin.. pagarlah rumah ini dengan cahaya yang megah agar para musuh-musuhmu tidak melihat hamba-Mu dan semua penghuni rumah ini. ya Allah butakanlah semua jin yang biasa mengintai rumah ini dengan kedengkian, dan sihir-sihirnya. Kecuali mereka yang bertaubat dan kembali kepada-Mu, berilah mereka kemudahan untuk keluar dari rumah ini dan tidak pernah kembali lagi".
"Ya mahsyarol jin dengarkanlah!
Saya tidak main-main dengan peringatan ini, (saya bacakan surah ar Rahman 33-36) dan ini adalah peringatan saya yang terakhir atas nama sesama mahluk Allah yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Jika kalian membangkang baik itu karena kekafiran kalian jika kalian kafir, baik itu kebodohan, kelalaian ataupun kemunafikan jika kalian jin islam, bersegeralah untuk keluar. Takutlah kepada Allah dan bertaubatlah, jika kalian kafir saya ajak kalian untuk menikmati ad Dinnul Islam ini, kalian Islam lebih baik kalian bertaubat, jika kalian ingin tetap dalam kekafiran maka tidak mengapa buat saya. Asal kalian keluar dari rumah ini. Aduwallah!"
Selanjutnya saya membacakan ayat-ayat ruqyah standard, dan hampir tidak ada reaksi. Si ibu hanya terlihat memegangi pundaknya dan saya membacakan hingga selesai. Karena tidak ada reaksi yang signifikan, kemudian saya membacakan surah al Baqarah 148 berulang-ulang dengan meniatkan (memohon / berdo'a keapda Allah dalam hati) untuk menghadirkan jin tadi, namun tidak ada reaksi juga.
Selanjutnya memegang ubun-ubun ibu (pakai sarung tangan lengkap), sambil membaca surah Hud 56:
إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ
Artinya: "Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya..",
"Dingiin...". Si ayuk mulai mengucapkan sesuatu, saya tidak yakin itu jin atau dia.
"Apanya yang dingin, seharusnya tangan ini panas dirasakan oleh kalian. Namun insya Allah kalian adalah jin islam dan berniat baik". Saya menjawab.
Itu berlangsung agak lama, saya mulai berdiri dan menggunakan tehnik tusukan di daerah tertentu (semisal paha, ulu hati, bahu, leher dan sepanjang tulang punggung hingga belikat. Di belikat ini ayuk berteriak, dan saya sigap melingkari daerah itu dengan telunjuk dan membaca surah yaasiin ayat 9 untuk menguncinya. Lalu menepuk-nepuknya sambil mengubah ayat yang saya bacakan (Al Hasyr 21-24). Tapi tidak ada reaksi kasar.
Setelah itu saya bacakan surah Al Falaq di jari ketauhidan (jari tangan kanan) dan di tiupkan, lalu ditempelkan di tepat di titik sakit di belikat tersebut. Sementara jari tangan kiri menusuk rusuk kiri bawah yang memang sudah diketahui sebelumnya.
Tiba-tiba si jin dalam tubuh itu berteriak setengah menangis: "Lepaskan paku di punggung saya. Lepaskan..jangan siksa saya". Katanya memelas, tapi saya biarkan dan terus membacakan ayat-ayat yang menyakitkan untuk dia. Si jin mulai histeris dan minta ampun dan janji mau keluar.
Dan saya pun mulai merubah posisi untuk mengambil sumpahnya, namun sang suami yang sejak tadi memperhatikan sepertinya tidak rela jika jin itu keluar begitu saja setelah mengganggu istrinya dan hampir saja menghancurkan rumahtangganya selama 4 tahun ini. Beliau mulai memegang ubun-ubun ibu sambil membaca ayat ruqyah dengan geram, dan aneh si jin pun terlihat terpaksa saat menjawab pertanyaan suami ayuk.
Saya membentak jin itu agar menjawab pertanyaan suami ayuk, dan dia nurut menjawabi semua pertanyaan suaminya tentang siapa yang mengirim, apa tujuannya, dan lain-lain. Dari pertanyaan suami yang marah dan bertubi-tubi itu, saya mendapat informasi bahwa jin ini berasal dari ruangan kosong dibelakang (sekarang sudah tidak ada) dan masuk ke istrinya ini karena ia sering kosong fikirannya (melamuni masalalu, mengeluh, kecewa dsb).
Adapun tujuan ia masuk adalah agar ia dibenci sama suami, mertua dan ipar-iparnya dirumah itu. Dan semua itu hampir berhasil dalam 4 tahun ini. Abi juga bertanya, apakah jin ini adalah jin yang sama dengan yang ada dalam dirinya, anaknya dan ibunya?
Si jin itu berkata tidak dengan yakin. Saya mulai menghentikan Abi, karena abi mulai bertanya tentang dimana lokasi jin dalam diri anaknya dan sebagainya yang membuat saya khawatir tergolong minta bantuan jin dalam hal ini. Saya menasihatinya untuk membiarkan jin ini keluar dan diambil sumpahnya. Abi menurut dan mengeluarkan kata-kata terakhirnya. Beliau membacakan ayat qursy ditangan dan berkata; lihatlah kamu, ini adalah tangan kanan saya, semua kekuatan otot saya berkumpul disini dan saya akan menyiksa kamu jika kamu kembali lagi.
Setelah itu saya bertanya untuk terakhir kalinya kepada ayuk.
"Kamu bisa keluar insya Allah?"
"Iyah, bisa" Jawabnya.
"Saya punya pertanyaan, dan jawab dengan jujur karena paku ini tidak akan saya lepas jika kamu berdusta"
"Iyah, apa yang mau ditanyakan ustad?" Katanya.
"Tidak usah panggil ustad, tapi ingat! Saya dipalembang 7 hari lagi. Dan jika kamu masuk lagi, maka saya tidak akan bicara-apapun dengan kamu dan akan menyiksa kamu".
"Iyah saya berjanji". Jawabnya.
"Apakah kamu yang membuat wanita ini mengenang mantannya, merasa bersalah, kecewa tidak menikah dengannya, menyesal menikah dengan suaminya dan ingin meminta maaf kepada mantannya yang entah dimana dan itu semua membuat rumahtangga ini gak beres dan kegelisahan yang menyiksa untuk wanita ini?"
Saya menanyakan hal ini sebagai bukti kokoh untuk ayuk, jika saja dia tidak percaya bahwa perbuatannya memalingkan hati ke mantannya itu dihembuskan si jin ke perasaannya.
"Iyah, saya yang membuat dia ingat mantannya. Tapi dulu memang ia ingat mantannya setelah menikah".
"Tapi kamu yang menambahkan bukan?"
"Iyah".
"Luarbiasa kedzaliman kamu ini, seharusnya kamu ini saya siksa sebelum keluar. Tapi karena kamu islam maka saya biarkan atas nama persaudaraan saya sesama muslim, tapi ingat. Kamu keluar dengan jujur dan jangan pernah masuk lagi ketubuh wanita ini, semua orang dikeluarga ini dan seluruh kaum mukminin dan mukminat diseluruh dunia di sisa umur kamu".
"Iyah" jawabnya menahan sakit.
"Demi Allah kamu berjanji?"
"Demi Allah.." Katanya
Ucapkan sekali lagi. Dia kemudian mengulang sumpah ditas dengan bimbingan saya. Selepas itu saya tanya sekali lagi untuk terkahir kalinya. "Apakah kamu muslim?"
"Iyah",
"Kamu shalat?"
"Tidak".
Sekarang kamu keluar dan pegang sumpah kamu.
Silahkan, ucapkan salam..
Alhamdulillah, ayuk lemas dan pingsan.
2 Menit kemudian dibangunkan dan ayuk tidak sadar apapun atas yang terjadi, setelah pengkondisian saat mau diruqyah tadi.
Beliau menangis melihat rekaman ruqyahnya.
Semoga Menjadi Hikmah dan Peringatan kepada pecinta "sang mantan", apalagi jika ia telah bersuami atau beristri.