#MENGAPA MADU BERBUSA?#
Madu Mengeluarkan Gas dan Buih – Pernahkah mengalami kalau madu yang Anda beli mengeluarkan gas ketika dibuka tutupnya? Jadi gas yang keluar seperti ketika membuka minuman yang berkarbonasi.
Atau mungkin Anda juga pernah melihat botolnya (bahan plastik) sampai menggelembung.
Kalau pernah, selamat, Anda telah membeli madu yang benar-benar asli atau murni.
Itu semua terjadi bukan tanpa sebab. Karena itulah ciri khas dari madu murni yang memang tidak melalui proses penyaringan atau apapun setelah dipanen. Berbeda dengan madu yang sudah mengalami proses penyaringan atau pasteurisasi, di mana tidak akan mengeluarkan gas.
Lalu pertanyaannya, mengapa madu mengeluarkan gas?
Jawabannya simple, karena madu tersebut masih memiliki kandungan enzim. Nah, enzim inilah yang membuat madu dapat mengeluarkan gas dan busa. Enzim dalam madu akan bekerja lebih aktif jika madu berada dalam suhu di atas 29 derajat celcius atau lebih, kadar air di atas 22 persen dan madu mengalami guncangan misalnya ketika proses pendistribusian.
Amankah madu yang mengeluarkan gas?
Karena madu yang mengeluarkan gas berarti madu itu masih memiliki enzim, berarti ya aman-aman saja. Bahkan sangat direkomendasikan untuk Anda konsumsi.
Dari segi khasiat, madu murni yang mengeluarkan gas berarti masih memiliki kandungan enzim dan vitamin yang baik untuk tubuh.
Jadi isu jika madu yang mengeluarkan gas dan buih adalah madu yang kualitasnya jelek, itu adalah kesalahan besar. Justru madu yang seperti itu adalah madu yang masih memiliki kualitas baik. Karena Indonesia sendiri termasuk negara yang memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi (80 RM). Sehingga wajar jika madu-madu yang ada di Indonesia itu mengeluarkan gas dan buih.
Inilah yang membedakan raw honey (madu Segar/madu mentah/madu fresh)
dengan madu hasil kemasan pabrik besar/ pengemas madu bear. Raw honey merupakan madu tanpa prose's pemanasan untuk mengurangi kadar air (pasteurisasi).
Pasteurisasi adalah proses pemanasan pada madu untuk mengurangi kadar air pada madu dengan suhu tertentu untuk membunuh microorganisms/enzim yang ada dalam madu tersebut.
Enzim dalam madu berperan para pembentukan gas atau buih pada madu. Jika enzim atau microorganisms terse but dimatikan, maka madu tidak akan berbuih dan mengeluarkan gas.
Jika enzim/ microorganisms tersebut berada pada kadar air yang tepat, maka madu akan terus- menerus menghasilkan gas dan busa. Efek dari pengeluaran gas ini adalah dapat membuat tutup pada botol madu meletup atau wadah plastik pada madu mengembang. Yang paling parah adalah tutup bisa meletup sendiri bahkan botol kaca bisa pecah jika tekanan gas terlalu tinggi.
Enzim tidak akan bekerja/aktif jika kadar air para madu < 17%. Padahal rata-rata kadar madu di Indonesia adalah 21%-28%, sehingga hampir semua madu mentah/ raw honey di Indonesia akan berbuih dan menghasilkan gas. Anda bisa bayangkan berapa kerugian pabrik dan pengemas madu besar bila produk" mereka dipasarkan di toko", swalayan, mall, dan Supermarket Karena madunya meluber dan meletup sebelum ditangan konsumen.
Oleh Karena itu para pengemas madu besar atau pabrik rata" melakukan proses pasteurisasi pada madunya untuk meminimalisir kerugian akibat dari resiko meletup dan melubernya madu mereka.
Hasil dari Pasteurisasi madu adalah memiliki kadar air <17% sehingga tidak berbuih atau meletup atau kemasan mengembung. Akan tetapi enzim dan microorganisms yang bermanfaat pada madu menjadi mati dan khasiat pada madu juga berkurang
Semoga bermanfaat...