Oleh: Muhammad Faizar
Selagi Allah Menutupi Aib Kita...
Pada zaman Nabi Musa 'alaihis salam, bani Israel
ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan...
Mereka berkumpul mendatangi Nabi mereka, Musa
'alaihissalam...
Mereka berkata, "Ya Kaliimallah, berdoalah kepada
Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada
kami....!"
Maka berangkatlah Musa 'alaihis salam bersama
kaumnya menuju padang yang luas...
Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu
orang...
Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang
lusuh dan kumuh penuh debu, haus, dan lapar...
Nabi Musa berdoa,
ﺇﻟﻬﻲ .... ﺃﺳﻘﻨﺎ ﻏﻴﺜﻚ ... ﻭ ﺍﻧﺸﺮ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺭﺣﻤﺘﻚ ﻭ ﺍﺭﺣﻤﻨﺎ
ﺑﺎﻷﻃﻔﺎﻝ ﺍﻟﺮﺿﻊ ... ﻭ ﺍﻟﺒﻬﺎﺋﻢ ﺍﻟﺮﺗﻊ ﻭ ﺍﻟﻤﺸﺎﻳﺦ ﺍﻟﺮﻛﻊ ......
"Iaahi....! Asqinaa ghaitsaK...Wansyur 'alaina
rahmatak.... warhamnaa bil athfaal ar
rudhdha'...wal bahaaim ar rutta'...wal
masyaayikh ar rukka'......"
"Tuhanku...! Turunkan hujan kpd kami...
Tebarkanlah rahmat-Mu kpd kami, kasihilah kami
demi anak2 yg msh menyusui, hewan ternak yg
merumput, dan para orang-orang tua yg ruku'
kpada-Mu..."
Setelah itu langit tetap saja terang benderang...
matahari pun bersinar makin kemilau...
Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, "Ilaahi ...
asqinaa...."
Allah pun berfirman kepada Musa,
ﻳﺎ ﻣﻮﺳﻯﺄﻧﻲ ﺃﻛﻮﻥ ﺑﻐﻴﺜﻜﻢ ﻭ ﻓﻴﻜﻢ ﺭﺟﻞ ﻳﺒﺎﺭﺯﻧﻲ
ﺑﺎﻟﻤﻌﺎﺻﻲ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻋﺎﻣﺎ.. ﻓﻠﻴﺨﺮﺝ ﺣﺘﻰ ﺃﻏﻴﺜﻜﻢ
"Wahai Musa...Bagaimana Aku akan menurunkan
hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian
ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40
tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia
agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena
dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk
kalian..."
Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah
kaumnya, "Wahai hamba yang bermaksiat kepada
Allah sejak 40 tahun… keluarlah ke hadapan
kami... karena engkaulah hujan tak kunjung
turun..."
Seorang laki-laki melirik ke kanan dan ke kiri...
maka tak seorang pun yang keluar di hadapan
manusia...
Saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang
dimaksud...
Ia berkata dalam hatinya, "Kalau aku keluar ke
hadapan manusia, maka akan terbuka
rahasiaku...Kalau aku tidak berterus terang, maka
hujan pun tak akan turun..."
Maka hatinya pun gundah gulana...
air matanya pun menetes....
menyesali perbuatan maksiatnya...
Sambil berkata lirih,
"Ya Allah...Aku telah bermaksiat kepada-Mu
selama 40 tahun... selama itu pula Engkau
menutupi 'aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat
kepada Mu, maka terimalah taubatku..."
Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut,
maka awan-awan tebal pun bermunculan...
Semakin lama semakin tebal menghitam...
Dan akhirnya turunlah hujan...
Musa pun keheranan, "Ya Allah, Engkau telah
turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang
pun yang keluar di hadapan manusia."
Allah berfirman :
ﻳﺎ ﻣﻮﺳﻰ ﻟﻘﺪ ﺗﺎﺏ ﻭﺗﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ ,, ﻣﻨﻌﺖ ﻋﻨﻜﻢ ﺍﻟﻐﻴﺚ
ﺑﺴﺒﺒﻪ ,, ﻭﺃﻣﻄﺮﺗﻜﻢ ﺑﺴﺒﺒﻪ
"Wahai Musa, dia telah bertaubat dan Aku telah
menerima taubatnya, karena orang itu lah Aku
menahan hujan kpd kalian, dan karena dia pula
lah Aku menurunkan hujan..."
Musa berkata :
ﺭﺑﻲ ﺃﺭﻧﻲ ﺃﻧﻈﺮ ﺇﻟﻴﻪ ,, ﺭﺑﻲ ﺃﺭﻧﻲ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺮﺟﻞ
"Ya Allah...Tunjukkan padaku orang itu...
Tunjukkan aku pada orang itu..."
Allah berfirman,
ﻳﺎ ﻣﻮﺳﻰ .. ﻟﻘﺪ ﺳﺘﺮﺗﻪ ﻭﻫﻮ ﻳﻌﺼﻴﻨﻲ؛
ﺃﻓﻼ ﺃﺳﺘﺮﻩ ﻭﻗﺪ ﺗــﺎﺏ ﻭﻋـــﺎﺩ ﺇﻟﻲ؟؟
"Wahai Musa, Aku telah menutupi 'aibnya padahal
ia bermaksiat kepada-Ku, apakah sekarang Aku
membuka 'aibnya sedangkan ia telah bertaubat
dan kembali kepada-Ku...?!"
Subhaanallah sungguh Maha Pengasih Engkau
wahai Rabbi....
Kalaulah bukan karena Engkau yang menutupi aib-
aib kami...
Tentulah kami akan sangat malu di hadapan para
hamba-MU....
Engkau mengetahui dosa-dosa kami dan
kemalasan kami dalam beribadah, padahal kami
dilihat sebagai orang yg berTAQWA di pandangan
para hamba-MU...
Engkau mengetahui kefakiran dan kebutuhan hajat
kami, padahal kami dilihat sbg orang yg KAYA di
pandangan para hamba-MU...
Engkau mengetahui kelemahan dan keluh kesah
kami, padahal kami dilihat sbg orang yg KUAT di
pandangan para hamba-MU...
Sahabatku....
Jika Allah Ta'ala, Tuhan yg mengetahui segala
perbendaharaan langit dan bumi saja menutupi
segala aib hamba-NYA,
Lalu siapalah kita.. Dan apa lah kita sehingga
dengan entengnya menyebar luaskan aib dan
keburukan saudara kita sendiri tanpa mashlahat...
Merasa seakan diri ini lebih suci, lebih alim, lebih
hebat, dan lebih ahli dengan menyebar luaskan
keburukan saudara kita....
Tak sadar bahwa ternyata aib kita sendiri sudah
menggunung tak terhingga....
Semoga kisah singkat ini bisa menjadi bahan
renungan kita untuk selalu memperbaiki diri,,,
SELAGI ALLAH MENUTUPI AIB KITA....
~Minyyat Samanud, ad-Daqahliyya, Mesir, 10 April
2014~
Sumber:
Kitab "Fii Bathni al-Huut" oleh Syaikh DR.
Muhammad Al 'Ariifi.